Home

Selasa, 21 Februari 2012

Pengelolaan Pendidikan

Judul Makalah : Unsur Pokok Pengelolaan Pendidikan


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pengelolaan pendidikan. Kepemimpinan berkaitan dengan masalah kepala sekolah dalam meningkatkan kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara efektif dengan para guru dalam situasi yang kondusif. Perilaku pemimpin harus dapat mendorong kinerja bawahannya (guru) dengan menunjukkan rasa bersahabat, dekat, dan penuh pertimbangan terhadap para guru, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Perilaku instrumental merupakan tugas-tugas yang diorientasikan dan secara langsung diklarifikasi dalam peranan dan tugas-tugas para guru, sebagai individu dan sebagai kelompok. Perilaku pemimpin yang positif dapat mendorong kelompok dalam mengarahkan dan memotivasi individu untuk bekerja sama dalam kelompok, dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi. Seorang pemimpin otomatis mempunyai kekuasaan dan wewenang dan seseorang yang pasti menjadi pembuat keputusan dalam setiap memecahkan masalah.
Oleh karena itu, untuk mengetahui konsep kepemimpinan, kekuasaan dan wewenang, serta pembuatan keputusan yang ketiganya termasuk ke dalam unsur pokok pengelolaan pendidikan, kami membuat makalah ini.

B.     Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang yang telah dipahami, maka terdapat rumusan masalah yang dapat dijabarkan di antaranya sebagai berikut:
1.      Bagaimana konsep kepemimpinan merujuk pada pendapat para ahli?
2.      Bagaimana sifat – sifat dan karakteristik seorang pemimpin?
3.      Bagaimana pendekatan perilaku pemimpin?

C.    Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini di antaranya untuk:
1.      Memahami konsep kepemimpinan yang dikemukakan oleh para ahli.
2.      Memahami sifat – sifat dan karakteristik seorang pemimpin.
3.      Memahami pendekatan perilaku pemimpin.

D.    Metode Penulisan
Dalam menulis makalah ini, penulis menggunakan metode studi pustaka dan searching dari internet.
  
BAB II
PEMBAHASAN

A.    KEPEMIMPINAN
1.      Konsep Kepemimpinan
Beberapa definisi para pakar berkenaan dengan kepemimpinan atau leadership, sebagai berikut:
a.       Pemimpin adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. (Nanang Fattah, h 88)
b.      Leadership is group process through which in individual (the leader) manages and inspires a group working towards the attainment of organizational goals through the application of management techniques. Leadership without management can be rethoric, while management without leadership rarely results in creative and sustained changes in an organization. (K. Laws)
Kepemimpinan merupakan proses kelompok, di mana setiap individu pemimpin mengelola pencapaian tujuan secara bersama untuk mencapai tujuan organisasi dengan menggunakan berbagai teknik pengelolaan. Kepemimpinan tanpa manajemen hanya omong kosong belaka, sebaliknya manajemen tanpa kepemimpinan tidak akan menghasilkan hasil yang kreatif dan menghambat kemajuan organisasi.
c.       Leadership in context of a school helps bring meaning and a sense of porpuse to the relationship between the leader, the staff, the parents, and the wider school community; Leadership is  not only matter of a leader does, but how a leader makes people feel about themselves in the work situation and about organization it self . (K. Laws)
Kepemimpinan dalam kontek suatu sekolah akan bermakna untuk membantu mencapai tujuan, bila terdapat hubungan yang baik di antara pemimpin, staf, peserta didik, orang tua, dan masyarakat sekolah. Kepemimpinan bukan hanya apa yang harus dilakukan oleh pemimpin, tetapi bagaimana seorang pemimpin membuat orang-orang merasa situasi bekerja dan organisasi nyaman atau menyenangkan.
d.      An effective school manager and leader displays a sense of responsibility, concern for task competition, the ability to gain the cooperation of others, high energy levels, persistence, risk taking, originality and the ability to handle stress. (K.Laws)
Seorang pemimpin sekolah yang efektif mampu menunjukkan tanggung jawab, tentang tugas secara kompetitif, cakap dalam melakukan kerjasama dengan yang lain, bekerja keras, konsisten, berani memikul resiko, dan mampu mengatasi stress.
e.       Kepemimpinan merupakan pola hubungan dan bentuk kerjasama antara orang-orang yang dinamis dan memberikan arah kelompoknya. (Ade Rukmana, h 4)
f.       Kepemimpinan dalam kontek pembaharuan adalah kepemimpinan yang memiliki visi dengan kepekaan, kemampuan dan kemauan untuk memahami tanda-tanda yang ada, visi yang berkembang, niat yang dianut, dan tantangan yang dihadapi. (Roin B. Possey)
g.      Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan kelompok yang diorganisir menuju kepada penentuan dan pencapaian tujuan. (Ralp M. Stogdill)
h.      Kepemimpinan merupakan motor atau daya penggerak dari pada semua sumber-sumber dan alat yang tersedia bagi suatu organisasi. (Sondang P. Siagian)
i.        Kepemimpinan dalam organisasi berarti penggunaan kekuasaan dan pembuatan keputusan-keputusan. (Robert Dubin)
j.        Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi.
k.      Kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha kea rah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu. (Sutisna: 1993)
l.        Kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang, dan bahkan menghukum (jika perlu), serta membina dengan maksud agar manusia sebagai media manajemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan administrasi secara efektif dan efisien. (Soepardi: 1988)
Berdasarkan definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Kepemimpinan Pendidikan adalah kemampuan untuk menggerakkan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
2.      Sifat-sifat dan Karakteristik Pemimpin
a.       Gerungan:
1)      Penglihatan social
2)      Kecakapan berpikir abstrak
3)      Keseimbangan emosi
b.      Slikboer:
1)      Dalam bidang intelektual
2)      Berkaitan dengan watak
3)      Berhubungan dengan tugasnya sebagai pemimpin
c.       Ruslan Abdulgani:
1)      Menggunakan pikiran
2)      Rohani
3)      Jasmani
d.      Henry Fayol: sehat, cerdas, setia, jujur, berpendidikan, dan berpengalaman.
e.       G. R. Terry: kekuatan, kestabilan emosi, kemampuan hubungan manusiawi, dorongan pribadi, keterampilan berkomunikasi, kecakapan bergaul, dan kemampuan teknis.
f.       Ordway Teed: penuh energi, semangat mencapai tujuan, memiliki gairah kerja, ramah, jujur, punya keahlian teknis, mampu mengambil keputusan, cerdas, punya keahlian, mengajar, punya keyakinan.
g.      Koontz O’Donnel: kecerdasan di atas yang dipimpin, punya perhatian terhadap kepentingan menyeluruh, kelancaran berbicara, mental berpikir, dan emosi, dorongan pribadi, memahami pentingnya kerjasama.
h.      Nanang Fattah dan Moch. Ali
        Karakteristik pemimpin dalam paradigma perubahan yang berorientasi mutu:
·         Memiliki visi yang kuat, mampu merencanakan masa depan berkaitan dengan kemungkinan-kemungkinan perubahan yang akan terjadi 5 sampai 10 tahun mendatang,
·         Selalu berorientasi untuk menghasilkan kinerja organisasi sekolah yang bermutu tinggi,
·         Menselaraskan antara kompensasi dengan tingkat kinerja,
·         Menciptakan mitra kerja berdasarkan kolaborasi secara intensif dan bermutu,
·         Mampu merencanakan kerja dengan cermat dalam upaya kesinambungan kepemimpinan.
        Karakteristik pemimpin, berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1)      Kekuatan jasmani yang cukup,
2)      Kekuatan rohani yang cukup,
3)      Semangat untuk mencapai tujuan,
4)      Penuh antusias,
5)      Ramah dan penuh perasaan,
6)      Jujur dan adil,
7)      Memiliki kecakapan teknis,
8)      Dapat mengambil keputusan,
9)      Cerdas,
10)  Punya kecakapan mengajar,
11)  Penuh keyakinan,
12)  Punya keberanian,
13)  Ulet dan tahan uji,
14)  Suka melindungi,
15)  Penuh inisiatif,
16)  Memiliki daya tarik,
17)  Simpatik,
18)  Percaya diri,
19)  Intelegensi tinggi,
20)  Waspada,
21)  Bergairah dalam bekerja,
22)  Bertanggung jawab,
23)  Rendah hati,
24)  Objektif.

3.      Pendekatan Perilaku Pemimpin
Ada beberapa pendapat menurut para ahli mengenai pendekatan perilaku pemimpin yaitu :
1)        Menurut Owen :
Perilaku dapat dipelajari, hal ini berarti bahwa orang yang dilatih dalam perilaku kepemimpinan yang tepat akan dapat memimpin secara efektif.
2)        Menurut Robert F Bales :
Kebanyakan kelompok yang efektif mempunyai bentuk kepemimpinan terbagi (shared leadership), umpamanya satu orang menjalankan tugas, dan anggota lain melakukan fungsi social.
3)        Menurut Robert Tannenbaum dan Schmidt : 
Memandang berbagai macam gaya pemimpin sebagai kontinum. Kontinum yang terdiri dari ragam gaya kepemimpinan sangat bergantung pada situasi dan perpaduan (contingency) antara kepribadian pemimpin dan jenis struktur tugas dalam organisasi tertentu. 
4)        Ohio State University Leader Behaviour Description Questionare (LBD) melukiskan dua aspek kepemimpinan :
1)      inistating structure : cara pemimpin melukiskan hubungan dengan bawahan dalam menetapkan pola organisasi, saluran komunikasi, metode dan prosedur.
2)      consideration : berkaitan dengan saling mempercayai penghargaan dan kehangatan antara pimpinan dan bawahan.
Kontinum Perilaku Pemimpin
        Kepemimpinan                                         Kepemimpinan
Berpusat pada atasan                                       Berpusat pada bawahan 








 









Pimpinan
membuat
keputusan
Pimpinan
menjual
keputusan
Pimpinan
menyajikan
gagasan
Pimpinan
menawarkan
keputusan
tentative
Menyajikan
maslah, menerima saran membuat
keputusan
Minta
kelompok
membuat keputusan
Memperbolehkan
bawahan
berfungsi
dalam batas tertentu
keputusan


Menurut Tannenbaun, pimpinan dapat memberikan partisipasi dan kebebasan yang lebih besar kepada bawahan, dengan pertimbangan :
1)        Mengharapkan kemerdekaan dan kebebasan bertindak
2)        Ingin mempunyai tanggungjawab pengambilan keputusan
3)        Mendukung tujuan organisasi
4)        Cukup berpengetahuan dan berpengalaman untuk menangani masalah secara efisien
5)        Mengharapkan manajemen partisipatif 

Gaya – gaya kepemimpinan dasar


Tinggi
 
 

Supportive or Human Relation
Leadership
·      Orientasi orang tinggi
·     
Orientasi
Orang
 
Orientasi tugas rendah
Participative or Democratic
Leadership
·      Orientasi orang tinggi
·      Orientasi tugas tinggi
Abdicative or Laisseez-faire
Leadership
·      Orientasi orang rendah
·     
Rendah
 
Orientasi tugas rendah
Directive or Otocratic
Leadership
·      Orientasi orang rendah
·      Oerientasi tugas tinggi

                            
                      Rendah                             Orientasi tugas                             Tinggi

Teori kepemimpinan tiga dimensi oleh William J Reddin, yaitu penambahan komponen efektifitas pada dua dimensi kepemimpinan yang sudah ada yakni dimensi tugas dan dimensi hubungan, system misi manajerial atau managerial grid dari Blake dan Mouton yang membuat gaya berorientasi kepada tugas dan gaya yang berorientasi kepada karyawan, masing – masing dinyatakan sebagai suatu rangkaian kesatuan pada skala I sampai dengan 9 yang berinteraksi satu sama lain. 
Kisi-kisi Manajerial (Managerial Grid)

1.9


9.9



5.5


1.1


9.1
Tinggi

Perhatian
kepada orang

Rendah
                                                Rendah            Perhatian kepada             Tinggi
                                                                        produk/hasil/tugas

Keterangan : Sistem misi manajerial Blake dan Mouton
Gaya pemimpin 1.1 tergolong pemimpin miskin (impoverished management)
Gaya pemimpin 1.9 adalah kekeluargaan (country club)
Gaya pemimpin 9.1 adalah manajemen tugas (task) atau gaya otoriter
Gaya pemimpin 5.5 gaya manajemen jalan tengah (middle of road)
Gaya pemimpin 9.9  manajemen kelompok atau demokratis
Sistem Kepemimpinan Likert
Kepemimpinan Sistem 1: membuat semua keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan dan memerintahkan bawahan untuk melaksanakannnya.
Kepemimpinan Sistem 2: masih memberi perintah-perintah, tetapi bawahan masih mempunyai kebebasan tertentu untuk mengomentari perintah.
Kepemimpinan Sistem 3: menetapkan tujuan dan memberi perintah umum setelah dibahas bersama bawahan.
Kepemimpinan Sistem 4: tujuan ditetapkan dan keputusan dibuat oleh kelompok (sistem ideal).
Pendekatan Kepemimpinan Situasional
Situasional berpandangan bahwa keefektifan kepemimpinan bergantung kepada kecocokan antara pribadi, tugas, kekuasaan, sikap, dan persepsi. Pendukung pendekatan ini adalah Model Kontingensi Fiedler, Model Normatif Vroom Tetton, dan Teori Jalur Tujuan (The Pat Goal Theory).
Variasi Kepemimpinan Dengan Situasi
BAIK
TIDAK BAIK
Berstruktur
Tidak Berstruktur
Berstruktur
Tidak Berstruktur
Kuat
Lemah
Kuat
Lemah
Kuat
Lemah
Kuat
Lemah








Hubungan Pemimpin dan Bawahan

Struktur Tugas

Kekuasaan karena Posisi
Pendekatan di atas berusaha mengenali faktor-faktor yang paling penting dalam seperangkat situasi tertentu, dan meramalkan gaya kepemimpinan yang paling efektif dalam situasi seperti itu. Fiedlre mengidentifikasi tiga aspek dalam situasi pekerjaan yang membantu menentukan gaya kepemimpinan mana yang efektf. Pertama, variabel hubungan anatara pemimpin dan anggotanya, dan anggota kelompok menghargai pimpinan, maka pimpinan tidak perlu bersandar pada wewenang formalnya. Kedua, variabel struktur tugas dalam situasi kerja, pimpinan dalam situasi ini punya wewenang yang besar. Ketiga, variabel kekuasaan karena posisi pimpinan, jabatan yang tinggi memudahkan pipmpinan mempengaruhi bawahan. Berdasarkan hal tadi akan terdapat hubungan antara pimpinan bawahan dapat baik buruk, tugas dapat berstruktur atau tidak, dan kekuasaan posii bisa besar atau kecil.
Menurut H. Jodeph Retz faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pemimpin meliputi :
1)      Kepribadian atau personality pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin,
2)      Harapan dan perilaku atasan,
3)      Karakteristik harapan dan perilaku bawahan,
4)      Harapan dan perilaku rekan,

Faktor-faktor yang mempengaruhi Efektivitas Kepemimpinan
Pengharapan dan
Perilaku Atasan
(2)
Kepribadian, pengalaman
masa lalu dan harapan
(1)                                                                                            Kebutuhan Tugas
(4)
Efektivitas
Kepemimpinan


 


Iklim dan Kebijakan                                                   Harapan dan perilaku rekanan
Organisasi                                                                                           (6)
(5)                                            Karakteristik, harapan,
dan perilaku bawahan
Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1)        Kepribadian, pengalaman masa lalu dan harapan pimpinan mencakup nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya akan mempengaruhi pilihan akan gaya kepemimpinan,
2)        Pengharapan dan perilaku atasan, sebagai contoh atasan yang secara jelas memakai gaya yang berorientasi pada tugas, cenderung manajer menggunakan gaya itu,
3)        Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan, mempengaruhi terhadap gaya kepemimpinan manajer,
4)        Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya pimpinan,
5)        Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan,
6)        Harapan dan perilaku rekan, sebagai contoh manajer membentuk perahabatan dengan rekan-rekan dalam organisasi, berlomba memperebutkan sumber daya.
  
BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Kepemimpinan Pendidikan adalah kemampuan untuk menggerakkan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Teori kepemimpinan tiga dimensi oleh William J Reddin, yaitu penambahan komponen efektifitas pada dua dimensi kepemimpinan yang sudah ada yakni dimensi tugas dan dimensi hubungan, system misi manajerial atau managerial grid dari Blake dan Mouton yang membuat gaya berorientasi kepada tugas dan gaya yang berorientasi kepada karyawan, masing – masing dinyatakan sebagai suatu rangkaian kesatuan pada skala I sampai dengan 9 yang berinteraksi satu sama lain.
Menurut H. Jodeph Retz faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pemimpin meliputi kepribadian atau personality pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin, harapan dan perilaku atasan, karakteristik harapan dan perilaku bawahan,harapan dan perilaku rekan.

B.       Saran
Ada baiknya bagi guru maupun bagi calon guru memahami dan mengenal anak didik lebih dekat, sehingga dapat mengidentifikasi anak didik yang mengalami masalah dalam belajar. Setelah mengetahui, guru menyelediki faktor penyebab yang menimbulkan masalah belajar pada anak didik tersebut. Selain itu guru harus melakukan upaya membantu murid dalam mengatasi masalah belajarnya itu.