Home

Selasa, 21 Februari 2012

Pendidikan Lingkungan Untuk SD

Judul Makalah : Sumber Daya Alam


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang berada di lingkungan sekitar dan terjadi secara alami. Apabila seseorang memanfaatkan sesuatu obyek untuk menghasilkan produk, maka obyek tersebut menjadi sumberdaya alam. Sumber daya alam juga dapat disebut sebagai proses dan struktur, baik berupa faktor biotik maupun abiotik yang tidak dapat dibuat oleh manusia, yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara makro yang termasuk sumber daya alam adalah atmosfer, hidrosfer, lithosfer dan biosfer.
Berdasarkan keberadaannya sumber daya alam merupakan unsur-unsur dari suatu tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Sumber daya alam ini memiliki nilai yang mengikuti hukum supply and demand (persediaan dan permintaan) . Seperti halnya udara segar, sinar matahari. Namun yang ketersediaannya terbatas memiliki nilai yang tinggi.
Besarnya aktivitas manusia yang berpotensi dalam perubahan tatanan suatu ekosistem cenderung dikelompokan menjadi bentuk pencemaran. Pencemaran dapat ditandai oleh masuknya suatu zat asing kedalam suatu tatanan ekosistem terkecil dan juga dapat ditandai oleh rusaknya tatanan alam yang tidak memungkinkan terjadi pemilihan kembali oleh alam.
Pencamaran dan kerusakan alam yang diakibatkan oleh aktivitas manusia yang haus akan kebutuhan dan tidak pernah puas menjadikan lingkungan bak barang bekas yang mudah untuk dibuang setelah digunakan tanpa ada perbaikan atau pemulihan sedikitpun. Alam menjadi sampah diantara jutaan manusia yang hidup didalamnya yang menggantungkan hampir seluruh kebutuhannya pada alam. Dan seharusnya manusia mampu berdampingan baik dengan alam sebagai warisan alam dan kehidupan bagi generasi mendatang.


B.       Identifikasi Masalah
Pengelolaan sumber daya alam Indonesia adalah upaya yang serius dan berkesinambungan mengenai manajemen harmonisme sains, etika dan praktis kebijakan. Degradasi sumber daya alam lebih banyak disebabkan oleh “kelalaian”  manusia dalam mengikuti dan menerapkan kaidah-kaidah sains serta “kebenaran manusia dalam mengikuti dan menerapkan etika atau nilai moral yang telah dianutnya, dan ketidakmampuan manusia berpraksis dalam kehidupan sehari-harinya.
Benar sekali bahwa etika atau nilai moral itu relatif dan bergantung pada masyarakat yang melingkupinya atau perumusan suatu praksis juga sangat dipengaruhi oleh sistem hukum dan budaya masyarakat yang menjalankannya. Akan tetapi, jelaslah bahwa hukum alam yang seharusnya dijabarkan secara rinci dalam sains tidak dapat disangkal dan dipermainkan atau dipalsukan hanya untuk kepentingan sesaat.
Yang pastinya bahwa manusia yang menjadikan dan membuat alam menjadi kurang bersahabat dengan segala kerusakan dan pencemaran yang sangat berbahaya yang berdampak langsung bagi kelangsungan hidup manusia itu sendiri.

C.      Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
Ø  Apa pengertian sumber daya alam ?
Ø  Bagaimana klasifikasi sumber daya alam ?
Ø  Bagaimana terbentuknya sumber daya alam di Indonesia ?
Ø Bagaimana pemanfaatan sumber daya alam ?
Ø  Bagaimana hubungan sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat ?
Ø  Bagaimana dampak pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan ?
Ø  Bagaimana sumber daya alam dan pertumbuhan ekonomi ?
Ø  Bagaimana sumber daya alam di Indonesia ?
Ø  Bagaimana kerusakan dan solusi permasalahan sumber daya alam Indonesia ?
Ø  Bagaimana solusi penanganan pencemaran lingkungan ?
Ø  Bagaimana kerusakan sumber daya alam dan lingkungan akibat bencana alam ?

D.      Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Lingkungan Untuk SD. Selain itu juga bertujuan agar dapat memahami secara mendalam mengenai :
Ø  Pengertian sumber daya alam.
Ø  Klasifikasi sumber daya alam.
Ø  Terbentuknya sumber daya alam di Indonesia.
Ø  Pemanfaatan sumber daya alam.
Ø  Hubungan sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat.
Ø  Dampak pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan.
Ø  Sumber daya alam dan pertumbuhan ekonomi.
Ø  Sumber daya alam di Indonesia.
Ø  Kerusakan dan solusi permasalahan sumber daya alam Indonesia.
Ø  Solusi penanganan pencemaran lingkungan.
Ø  Kerusakan sumber daya alam dan lingkungan akibat bencana alam.

E.       Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini penyusun menggunakan metode kepustakaan yaitu membaca hal – hal yang berkaitan dengan materi dari beberapa sumber baik buku maupun internet.


BAB II
KAJIAN TEORI

A.      Pengertian Sumber Daya Alam

Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang berada di alam, baik itu berupa benda hidup (biotik) maupun benda mati (abiotik) yang ada di sekitar alam lingkungan hidup manusia yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup manusia lebih sejahtera. Sumber daya alam bisa terdapat di mana saja seperti di dalam tanah, air, udara, dan lain sebagainya.  Misalnya : tumbuhan, hewan, udara, air, tanah, bahan tambang, angin, cahaya matahari, mikroba, dsb.
Pada dasarnya Alam mempunyai sifat yang beraneka ragam, namun serasi dan seimbang. Oleh karena itu, perlindungan dan pengawetan alam harus terus dilakukan untuk mempertahankan keserasian dan keseimbangan tersebut.

B.       Klasifikasi Sumber Daya Alam
Sumber daya alam dapat dibedakan berdasarkan jenis, sifat pembaharuan, dan berdasarkan kegunaannya.
1.        Sumber daya alam berdasarkan jenis :
a.       Sumber daya alam hayati / biotik
adalah sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup. contoh : tumbuhan, hewan, mikro organisme, dan lain-lain.
b.      Sumber daya alam non hayati / abiotik
adalah sumber daya alam yang berasal dari benda mati. contoh : bahan tambang, air, udara, batuan, dan lain-lain.
2.        Sumber daya alam berdasarkan sifat pembaharuan :
a.       Sumber daya alam yang dapat diperbaharui
yaitu sumber daya alam yang dapat digunakan berulang-ulang kali dan dapat dilestarikan. contoh : air, tumbuh-tumbuhan, hewan, hasil hutan, dan lain-lain
b.      Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
ialah sumber daya alam yang tidak dapat di daur ulang atau bersifat hanya dapat digunakan sekali saja atau tidak dapat dilestarikan serta dapat punah. contoh : minyak bumi, batubara, timah, gas alam.
c.       Sumber daya alam yang tidak terbatas jumlahnya. contoh : sinar matahari, arus air laut, udara, dan lain lain.
3.        Sumber daya alam berdasarkan kegunaannya :
a.       Sumber daya alam penghasil bahan baku
adalah sumber daya alam yang dapat digunakan untuk menghasilkan benda atau barang lain sehingga nilai gunanya akan menjadi lebih tinggi.
contoh : hasil hutan, barang tambang, hasil pertanian, dan lain-lain.
b.      Sumber daya alam penghasil energi
adalah sumber daya alam yang dapat menghasilkan atau memproduksi energi demi kepentingan umat manusia di muka bumi.
misalnya : ombak, panas bumi, arus air sungai, sinar matahari, minyak bumi, gas bumi, dan lain sebagainya.

C.       Terbentuknya Sumber Daya Alam Di Indonesia
Sumber daya alam di Indonesia adalah segala potensi alam yang dapat dikembangkan untuk proses produksi.
Proses terbentuknya sumber daya alam di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain :
1.        Secara astronomis, Indonesia terletak di daerah tropik dengan curah hujan tinggi menyebabkan aneka ragam jenis tumbuhan dapat tumbuh subur. Oleh karena itu Indonesia kaya akan berbagai jenis tumbuhan.
2.        Secara geologis, Indonesia terletak pada pertemuan jalur pergerakan lempeng tektonik dan pegunungan muda menyebabkan terbentuknya berbagai macam sumber daya mineral yang potensial untuk dimanfaatkan.
3.        Wilayah lautan di Indonesia mengandung berbagai macam sumber daya nabati, hewani, dan mineral antara lain ikan laut, rumput laut, mutiara serta tambang minyak bumi.
Persebaran Sumber Daya Alam Di indonesia yaitu :
·         Hayati teridiri dari sumber daya alam hewani dan nabati yang tersebar didarat dan laut selain hutan yang luas, Indonesia memiliki perkebunan dan pertanian tersebar hampir di seluruh Indonesia.
·         Jumlah dan kualitas sumber daya alam sangat banyak dan tersebar di berbagai daerah di Indonesia selain itu kualitasnya pun sangat bagus sehingga dapat diekspor di berbagai negara sehingga dapat memenuhi devisa negara.
·         Jenis sumber daya alam yang diekspor seperti minyak bumi, gas alam dan bahan tambang lainnya serta hasil pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan pariwisata selain itu hasil industri juga dapat diekspor keluar negeri.

D.      Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Sumber daya alam merupakan salah satu modal dasar pembangunan. Sebagai modal dasar, sumber daya alam harus dimanfaatkan sepenuh-penuhnya tetapi dengan cara yang tidak merusak. Oleh karena itu, cara-cara yang dipergunakan harus dipilih yang dapat memelihara dan mengembangkan agar modal dasar tersebut makin besar manfaatnya untuk pembangunan dimasa yang akan datang.
Tenaga ahli memanfaatkan sumber daya alam dengan teknologi yang canggih. Tenaga ahli yang bermutu akan menghasilkan bibit yang bermutu dan menghasilkan tanaman yang berkualitas dan menghasilkan industri yang berkualitas.
Teknologi yang digunakan beserta alat-alatnya yang berkembang dengan pesat dapat mempercepat dan mempermudah produktivitas alat-alat yang digunakan tenaga ahli Indonesia masih kurang canggih seperti di negara-negara maju tetapi tenaga ahli Indonesia masih bisa menghasilkan sumber daya alam yang memuaskan.
Sumberdaya alam yang ada merupakan unsur dari lingkungan hidup yang mendukung kehidupan di muka bumi dan tanah air indonesia. Jumlah sumber daya alam yang terbatas merupakan suatu kendala membangun nasional. Hal ini perlu mendapat perhatian karena sumberdaya alam yang ada, terutama tanah, hutan, perairan dan ruang sudah berada dalam keadaana yang kritis.
Permasalahan sumberdaya alam sebagai berikut :
1.        Kependudukan dan lingkungan hidup
Kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang terjadi selama ini diakibatkan dari  tingkat pertambahan penduduk dan pola penyebaran yang kurang seimbang dengan jumlah dan penyebaran sumberdaya alam serta daya dukung lingkungan hidup yang ada. Serta diakibatkan dari pengaturan penggunaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang belum memadai.
2.        Produktivitas Lahan
Di daerah yang tanahnya kurang subur dan penduduknya masih mempunyai kebiasaan membuka hutan untuk perladangan baru akan terus terjadi kerusakan lahan. Usaha perladangan berpindah tersebut di satu pihak memerlukan tenaga yang banyak, sementara hasilnya dalam bentuk bahan makanan sangat sedikit, di lain pihak usaha itu mengakibatkan kerusakan hutan dan lahan yang terus meluas.
3.        Pencemaran Lingkungan   
Di lingkungan pemukiman dan industri masalah utama yang masih tetap merupakan hal yang belum terpecahkan adalah masalah limbah kota dan limbah industri. Pencemaran Terjadi karena ulah manusia sendiri yang menyebabkan berubahnya keadaan alam karena adanya unsur-unsur baru atau meningkatnya sejumlah unsur baru sehingga menyebabkan berbagai jenis pencemaran seperti :
1.         Pencemaran udara : hasil limbah industri, limbah pertambangan, asap rokok, asap kendaraan bermotor karena mengeluarkan karbon monoksida, karbon dioksida, belerang dioksida yang menyebabkan udara tercemar dan susah bernafas.
2.         Pencemaran suara-suara dapat ditimbulkan dari bisingnya suara mobil, kereta api, pesawat udara dan jet.
3.         Pencemaran air dari pembuangan sisa-sisa industri secara sembarangan bisa mencemarkan sungai dan laut.
4.         Pencemaran tanah.
Pencemaran dapat dicegah dengan tidak membuang limbah sembarangan seperti pabrik-pabrik yang selalu membuang limbah, mengurangi kendaraan berasap dan mengurangi kebisingan yang ada dan banyak lagi yang lain.
Beberapa cara dalam mengatasi pencemaran yaitu :

a.         Dengan mengadakan penghijauan dan reboisasi, usaha penghijauan dan reboisasi hutan dapat mencegah rusaknya lingkungan yang berhubungan dengan air, tanah dan udara.
b.         Dengan membuat sengkedan pada lahan yang miring untuk mencegah erosi dan menjaga kesuburan tanah yang berbukit-bukit dan miring.
c.         Pengembangan daerah aliran sungai merupakan daerah peta terhadap kerusakan dan pencemaran karena sering terjadi pengikisan lapisan tanah oleh aliran sungai.
d.        Pengelolaan air limbah yaitu :
·         Dengan pengaturan lokasi industri agar jauh dari pemukiman penduduk.
·         Mencegah agar saluran air limbah jangan sampai bocor.
·         Industri yang menimbulkan air limbah, diwajibkan memasang peralatan pengendali pencemaran air.
e.         Penertiban pembuangan sampah dengan cara sebagai berikut :
·         Dibakar
·         Untuk Makan Ternak
·         Untuk biogas
·         Untuk bahan pupuk
f.          Dengan mengadakan daur ulang terhadap bahan-bahan bekas dan sampah organik.

E.       Hubungan Sumber Daya Alam Dengan Lingkungan, Teknologi Dan Masyarakat

1.        Hubungan Sumber Daya Alam dengan Lingkungan
Sumber daya alam dapat berupa kumpulan beraneka ragam makhluk hidup maupun benda-benda tak hidup yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan hidup manusia. Dalam pemanfaatan sumber daya alam memerlukan ilmu pengetahuan dan teknologi antara lain cara penggunaan teknologi yang tepat dan ekonomis agar hasilnya sesuai dengan yang diharapkan dan tidak mengganggu lingkungan.
2.        Hubungan Sumber Daya Alam dengan Teknologi
Sumber daya alam merupakan kekayaan alam yang diciptakan oleh Tuhan untuk kesejahteraan manusia. Semua yang ada di alam ini merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Kemajuan teknologi sangat membantu manusia mengolah sumber daya alam untuk mendatangkan manfaat yang sebanyak-banyaknya.
Sumber daya alam ada yang dapat dimanfaatkan secara langsung, ada pula yang harus diolah lebih dahulu dengan menggunakan teknologi. Benda-benda yang dibuat dengan teknologi menjadi sangat berbeda dengan bahan asalnya. Pembuatan benda yang memerlukan teknologi sederhana misalnya pembuatan tempe, tahu dari bahan dasar kedelai. Pembuatan benda-benda yang memerlukan teknologi yang agak rumit. Misalnya, pembuatan kertas dari kayu, pembuatan
kain, dan pembuatan barang-barang dari karet.
Contoh proses pembuatan benda yang dipakai sehari-hari dengan menggunakan teknologi yaitu :
1.        Pembuatan Kertas
Bahan dasar kertas ada yang berasal dari merang padi, ada yang dari kayu yang jenisnya tidak keras seperti kayu albasia. Proses pembuatan kertas sebagai berikut :
a.         Kayu dipotong-potong dan dihaluskan.
b.         Dibuat bubur kertas dan dicampur dengan perekat dan pemutih.
c.         Dengan menggunakan mesin diproses menjadi kertas.
d.        Hasilnya berupa berbagai jenis kertas.
2.        Pembuatan Bahan Pakaian
Pakaian yang kita pakai saat ini bahan asalnya dapat dari hewan ataupun tumbuhan. Contohnya kain katun berasal dari bunga kapas, woldari bulu domba dan kain sutera dari serat yang diambil dari kepompong ulat sutera. Kain sutera berharga mahal karena mutunya bagus. Kain sutera sangat halus dan lembut. Kita sudah tahu bahwa kain sutera berasal dari kepompong ulat sutera. Kepompong ulat sutera dibuat dari air liur ulat. Air liur mengeras membentuk serat benang. Dengan menggunakan teknologi di pabrik serat kepompong ulat sutera dipintal menjadi benang. Benang kemudian ditenun menjadi kain sutera.

F.       Dampak Pengambilan Bahan Alam terhadap Pelestarian Lingkungan
Sumber daya alam hayati sebagai sumber daya alam yang dapat diperbarui tetap memiliki jumlah yang terbatas, hasil yang terus berlanjut jangan sampai terlewatkan sehingga tidak terjadi penurunan kualitas lingkungan.
Contoh penurunan kualitas lingkungan adalah :
·         Penggenangan lahan produktif oleh air banjir, pasir dari letusan gunung berapi, pengerasan aspal, banyaknya bangunan sehingga habitat organisme hilang.
·         Penggunaan lahan terlalu sering tanpa pengolahan tanah yang baik sehingga produksi pertanian menurun oleh erosi dan zat hara tanah kosong.
·         Penebangan pohon yang luas tanpa segera ditanami kembali sehingga binatang liar kehilangan habitatnya. Kepunahan beberapa jenis hewan dan tumbuhan dapat disebabkan oleh bencana alam seperti banjir, gunung meletus, kebakaran hutan, dan tindakan manusia  seperti penggundulan hutan, perburuan, penangkapan tak terkendali, dan sebagainya. Perubahan lingkungan akan menyebabkan ekosistem terganggu, apalagi jika lingkungan semakin rusak bahkan punah. Oleh karena itu, harus terus dilakukan upaya-upaya pelestarian lingkungan antara lain dengan cara :
a.         Tebang pilih yaitu cara penebangan hutan dengan tujuan agar produksi kayu-kayu yang dapat dijual tidak terus menurun dan menyelamatkan tanah dan air. Pohon yang ditebang yang diameter batangnya 50 cm atau lebih.
b.         Penanaman bibit baru untuk setiap pohon yang ditebang.
c.         Penangkapan musiman untuk ikan untuk menghindari kepunahan dengan cara waktu penangkapan yang diatur agar hewan mempunyai kesempatan untuk berkembang biak dulu.
d.        Keanekaragaman bahan pangan untuk mengurangi gangguan yang bisa merusak persediaan semua jenis pangan misalnya bahan pangan pokok tidak hanya padi tapi jagung, ketela, kentang, dan sebagainya.
  
BAB III
PEMBAHASAN

A.    Sumber Daya Alam dan Pertumbuhan Ekonomi
Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang muncul secara alami yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia pada umumnya. Yang tergolong didalamnya tidak hanya komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan mikro organisme, tetapi juga komponen abiotik, seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air, dan tanah. 
Inovasi teknologi, kemajuan peradaban dan populasi manusia, serta revolusi industri telah membawa manusia pada era eksploitasi sumber daya alam sehingga persediaannya terus berkurang secara signifikan, terutama pada satu abad belakangan ini. Sumber daya alam mutlak diperlukan untuk menunjang kebutuhan manusia, tetapi sayangnya keberadaannya tidak tersebar merata dan beberapa negara seperti Indonesia, Brazil, Kongo, Sierra Leone, Maroko, dan berbagai negara di Timur Tengah memiliki kekayaan alam hayati atau non hayati yang sangat berlimpah. Sebagai contoh, negara di kawasan Timur Tengah memiliki persediaan gas alam sebesar sepertiga dari yang ada di dunia dan Maroko sendiri memiliki persediaan senyawa fosfat sebesar setengah dari yang ada di bumi. Akan tetapi, kekayaan sumber daya alam ini seringkali tidak sejalan dengan perkembangan ekonomi di negara-negara tersebut.
Sumber daya alam dan tingkat perekonomian suatu negara memiliki kaitan yang erat, dimana kekayaan sumber daya alam secara teoritis akan menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat. Akan tetapi, pada kenyataannya hal tersebut justru sangat bertentangan karena negara-negara di dunia yang kaya akan sumber daya alamnya seringkali merupakan negara dengan tingkat ekonomi yang rendah. Kasus ini dalam bidang ekonomi sering pula disebut Dutch disease. Hal ini disebabkan negara yang cenderung memiliki sumber pendapatan besar dari hasil bumi memiliki kesetabilan ekonomi sosial yang lebih rendah daripada negara-negara yang bergerak di sektor industri dan jasa.
Di samping itu, negara yang kaya akan sumber daya alam juga cenderung tidak memiliki teknologi yang memadai dalam mengolahnya. Korupsi, perang saudara, lemahnya pemerintahan dan demokrasi juga menjadi faktor penghambat dari perkembangan perekonomian negara-negara terebut. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan pembenahan sistem pemerintahan, pengalihan investasi dan penyokongan ekonomi ke bidang industri lain, serta peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam pemberdayaan sumber daya alam. Contoh negara yang telah berhasil mengatasi hal tersebut dan menjadikan kekayaan alam sebagai pemicu pertumbuhan negara adalah Norwegia dan Botswana.

B.     Sumber Daya Alam di Indonesia
Indonesia merupakan negara dengan tingkat biodiversitas tertinggi kedua di dunia setelah Brazil. Fakta tersebut menunjukkan tingginya keanekaragaman sumber daya alam hayati yang dimiliki Indonesia dan hal ini, berdasarkan Protokol Nagoya, akan menjadi tulang punggung perkembangan ekonomi yang berkelanjutan (green economy). Protokol Nagoya sendiri merumuskan tentang pemberian akses dan pembagian keuntungan secara adil dan merata antara pihak pengelola dengan negara pemilik sumber daya alam hayati, serta memuat penjelasan mengenai mekanisme pemanfaatan kekayaan sumber daya alam tersebut. Kekayaan alam di Indonesia yang melimpah terbentuk oleh beberapa faktor, antara lain :
·         Dilihat dari sisi astronomi, Indonesia terletak pada daerah tropis yang memiliki curah hujan yang tinggi sehingga banyak jenis tumbuhan yang dapat hidup dan tumbuh dengan cepat.
·         Dilihat dari sisi geologi, Indonesia terletak pada titik pergerakan lempeng tektonik sehingga banyak terbentuk pegunungan yang kaya akan mineral.
·         Daerah perairan di Indonesia kaya sumber makanan bagi berbagai jenis tanaman dan hewan laut, serta mengandung juga berbagai jenis sumber mineral.
Tingginya tingkat biodiversitas Indonesia ditunjukkan dengan adanya 10% dari tanaman berbunga yang dikenal di dunia dapat ditemukan di Indonesia, 12% dari mamalia, 16% dari hewan reptil, 17% dari burung, 18% dari jenis terumbu karang, dan 25% dari hewan laut. Di bidangagrikultur, Indonesia juga terkenal atas kekayaan tanaman perkebunannya, seperti biji coklat, karet, kelapa sawit, cengkeh, dan bahkan kayu yang banyak diantaranya menempati urutan atas dari segi produksinya di dunia.
Sumber daya alam di Indonesia tidak terbatas pada kekayaan hayatinya saja. Berbagai daerah di Indonesia juga dikenal sebagai penghasil berbagai jenis bahan tambang, seperti petroleum, timah, gas alam, nikel, tembaga, bauksit, timah, batu bara, emas, dan perak. Di samping itu, Indonesia juga memiliki tanah yang subur dan baik digunakan untuk berbagai jenis tanaman. Wilayah perairan yang mencapai 7,9 juta km2 juga menyediakan potensi alam yang sangat besar.
C.    Kerusakan dan Solusi Permasalahan Sumber Daya Alam Indonesia
Ketersediaan sumber daya alam di permukaan bumi sangat beragam dan penyebaran tidak merata. Ada sumber daya alam yang melimpah ruah dan ada pula yang jumlahnya terbatas atau sangat sedikit. Bahkan ada yang sekali diambil akan habis.
Bila terjadi ketidakseimbangan antara jumlah penduduk dan persediaan sumber daya alam, maka lingkungan hidup bisa berubah. Perubahan sebagai akibat kegiatan manusia hasilnya bisa baik, bisa juga buruk. Seperti halnya Indonesia dengan sumber daya alam yang melimpah dan jumlah penduduk terbesar ke 3 di dunia menjadikan Indonesia sebagai Negara dengan tingkat kerusakan lingkungan yang cukup parah. Ini dikarenakan jumlah SDA tidak sesuai dengan jumlah SDM yang masyarakat miliki. Mereka hanya mampu untuk mencari dan mengambil tanpa memikirkan bagaimana pengembalian lingkungan seperti semula. Sehingga kerusakanpun terjadi dimana mana. 
Contoh perubahan lingkungan ke arah yang buruk adalah pencemaran lingkungan (pencemaran udara, air, dan tanah), pembukaan hutan, dan permasalahan di bidang sosial. Umumnya, kerusakan sumber daya alam diakibatkan oleh pengelolaan tanpa perhitungan. Bentuk-bentuk kerusakan sumber daya alam di Indonesia antara lain sebagai berikut :
1.      Sumber Daya Alam Hayati
·         Tumbuhan, Pertanian dan Perkebunan
Hutan di Indonesia merupakan salah satu kekayaan alam yang paling megah di dunia. Ciri khas hutan hujan tropis yang lebat menjadi ikon betapa kayanya alam nusantara ini. Keragaman spesies tumbuhan dan hewan penghuni menempatkan Indonesia di peringkat atas biodiversitas, yang meliputi kekayaan spesies dan jumlah individunya. 
Indonesia memiliki 10 persen hutan tropis dunia yang masih tersisa. Hutan Indonesia memiliki 12 persen dari jumlah spesies binatang menyusui/ mamalia, pemilik 16 persen spesies binatang reptil dan ampibi. 1.519 spesies burung dan 25 persen dari spesies ikan dunia. Sebagian diantaranya adalah endemik (hanya dapat ditemui di daerah tersebut).
Luas hutan alam asli Indonesia menyusut dengan kecepatan yang sangat mengkhawatirkan. Hingga saat ini, Indonesia telah kehilangan hutan aslinya sebesar 72 persen (World Resource Institute, 1997). Penebangan hutan Indonesia yang tidak terkendali selama puluhan tahun menyebabkan terjadinya penyusutan hutan tropis secara besar-besaran. Laju kerusakan hutan periode 1985-1997 tercatat 1,6 juta hektar per tahun, sedangkan pada periode 1997-2000 menjadi 3,8 juta hektar per tahun. Ini menjadikan Indonesia merupakan salah satu tempat dengan tingkat kerusakan hutan tertinggi di dunia. Di Indonesia berdasarkan hasil penafsiran citra landsat tahun 2000 terdapat 101,73 juta hektar hutan dan lahan rusak, diantaranya seluas 59,62 juta hektar berada dalam kawasan hutan. (Badan Planologi Dephut, 2003).
Dengan semakin berkurangnya tutupan hutan Indonesia, maka sebagian besar kawasan Indonesia telah menjadi kawasan yang rentan terhadap bencana, baik bencana kekeringan, banjir maupun tanah longsor. Sejak tahun 1998 hingga pertengahan 2003, tercatat telah terjadi 647 kejadian bencana di Indonesia dengan 2022 korban jiwa dan kerugian milyaran rupiah, dimana 85 persen dari bencana tersebut merupakan bencana banjir dan longsor yang diakibatkan kerusakan hutan (Bakornas Penanggulangan Bencana, 2003).
Dengan kerusakan hutan Indonesia, kita akan kehilangan beragam hewan dan tumbuhan yang selama ini menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Sementara itu, hutan Indonesia selama ini merupakan sumber kehidupan bagi sebagian rakyat Indonesia. Hutan merupakan tempat penyedia makanan, penyedia obat-obatan serta menjadi tempat hidup bagi sebagian besar rakyat Indonesia. Dengan hilangnya hutan di Indonesia, menyebabkan mereka kehilangan sumber makanan dan obat-obatan. Seiring dengan meningkatnya kerusakan hutan Indonesia, menunjukkan semakin tingginya tingkat kemiskinan rakyat Indonesia dan sebagian masyarakat miskin di Indonesia hidup berdampingan dengan hutan.
Pada tahun 1998, CIFOR, the International Centre for Research in Agroforestry (ICRAF) dan the United States Forest Service,dengan tambahan dana dari Uni Eropa, memulai studi multi disiplin yang difokuskan pada delapan lokasi rentan kebakaran di Sumatra dan Kalimantan. Untuk menentukan mengapa kebakaran bisa terjadi, siapa yang bertanggung jawab, bagaimana cara api menyebar dan jenis habitat mana yang paling berisiko.
Sebagian besar data kebakaran dan gambar satelit menunjukkan lautan api dimulai di daerah perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit dan pulp, yang biasa menggunakan api untuk membersihkan lahan. Namun demikian, tampak jelas bahwa asal mula kebakaran juga dipicu oleh berbagai alasan. Konsesi-konsesi kayu, transmigrasi dan pembangunan perkebunan-perkebunan agro-industri membuka jalan masuk ke wilayah-wilayah yang sebelumnya terpencil. Ini mendorong peningkatan skala dan jumlah kebakaran.
Kekurangan peraturan formal yang mengatur hak-hak pemilikan umum dan swasta menyebabkan penggunaan api sebagai senjata dalam konflik-konflik kepemilikan lahan. Api juga digunakan oleh para pemilik lahan kecil untuk membersihkan lahan untuk menanam tanaman pangan dan industri, oleh para transmigran, oleh para peladang berpindah dan oleh para pemburu dan nelayan. Deforestasi dan degradasi hutan alam menyediakan sisa-sisa kayu yang mudah terbakar dan menciptakan bentang-darat yang lebih rentan api.
Ironisnya, realita ini juga diperparah dengan kondisi pemerintahan yang korup, dimana hutan dianggap sebagai sumber uang dan dapat dikuras habis untuk kepentingan individu. Sumber daya alam dijadikan asset ekonomi untuk kepentingan pribadi dan kelompok. Hal ini terlihat ketika dengan leluasanya Pemprov Riau menjual Pasir laut ke Singapura pada kurun waktu 1978-2002 dengan menyisakan kerugian besar. Ribuan hekta rtanah air kita berpindah tempat, sementara penderitaan terdalam dirasakan oleh rakyat kecil. Pengerukan pasir laut ini, membuat ancaman serius terhadap sektor perikanan, wisata dan wilayah territorial. Parahnya, kerusakan lingkungan itu tidak diiringi upaya pemberdayaan lingkungan hidup baik oleh pemerintah atau pihak swasta yang mengeksploitasi kekayaan alam Indonesia dan Riau pada khususnya. Justru sebaliknya malah menambah kerusakan lingkungan dengan membuang limbah industri dilahan masyarakat seperti sungai, laut atau daratan dan tindakan lain yang sifatnya merusak lingkungan.
Solusi dan Kesimpulan
Akar masalah dari kerusakan hutan di Indonesia adalah pola pikir mayoritas masyarakat Indonesia dalam tahap apatis terhadap keselamatan hutan, atau dengan kata lain tidak peduli dengan keselamatan orang lain bahkan anak cucunya nanti. Kebanyakan masyarakat memiliki pendapatan minimal, sehingga mereka masih memikirkan pemenuhan kebutuhan primer. Sebagian lagi yaitu para pemilik modal adalah orang-orang yang memiliki sifat egoistik.
Maka hal yang harus ditempuh adalah adanya peraturan yang tidak berpihak pada pemodal, serta sanksi yang berat terhadap pelaku pelanggaran tanpa kecuali, ditambah lagi pengawasan yang ketat harus dilakukan. Perhatian utama terhadap para pemilik modal ditekankan mengingat mereka merupakan pelaku perusakan hutan yang paling besar. Selanjutnya, pengawasan hutan hendaknya dilakukan oleh pihak independent yang bertugas khusus guna memberikan pengawasan secara terus menerus. Petugas yang melakukan pengawasan tersebut mungkin dapat dinamai KPPL (Komisi Pemberantas Pembalakan Liar).
Penebangan hutan dan pemerataan lahan guna keperluan perumahan semakin banyak terjadi akhir-akhir ini. Hal ini terjadi karena kebutuhan tempat tinggal yang semakin meningkat, ditambah lagi adanya kemudahan mendapatkan KPR. Oleh sebab itu, guna mengantisipasi hal ini, maka perlu adanya keharusan bagi para pengembang, agar setiap komplek perumahan memiliki setidaknya 50% untuk perumahan dan 50% lahan hijau. Setiap rumah hendaknya menyisakan tanahnya paling tidak 30% untuk tanaman.
Selain daripada itu, gedung atau kantor yang memiliki enam tingkat atau lebih harus membuat sebuah kebun atap. Peraturan ini perlu tegas dan menyeluruh bagi semua kalangan dan adanya pengawasan dan sanksi yang berat bagi siapa saja yang melanggar. Karena selain dapat menyelamatkan alam Indonesia, dengan adanya vegetasi di kawasan pemukiman dapat membantu iklim mikro tetap terjaga dan dapat juga menyerap pencemaran udara. Kalangan pendidik maupun akademisi perlu memberikan sebuah pemahaman dan pengarahan kepada masyarakat yang awam terhadap masalah kerusakan hutan dan kelestarian alam.
Masalah penyebab kebakaran hutan misalnya, perlu ditanamkan kepada mereka, agar tidak terjadi tindakan ceroboh yang menyebabkan kebakaran hutan atau yang sejenisnya. Para pendidik tidak hanya memberikan ilmunya kepada kalangan yang mengenyam pendidikan di bangku sekolah atau kuliah, tetapi sebaiknya diadakan program yang dapat terjun secara langsung ke masyarakat. Para ekonom dan politisi dapat membantu program ini agar dapat berjalan dengan baik. Ekonom hendaknnya memikirkan peningkatan pendapatan negara tanpa harus mengorbankan hutan di Indonesia. Pemanfaat kayu-kayu untuk industri hendaknya bisa dikurangi. Banyak para perajin Indonesia yang kreatif sehingga mampu menciptakan barang yang berbahan dasar kayu beralih menjadi bahan lain.
Hutan yang digunakan untuk pertambangan hendaknya diminimalisir. Barang hasil tambang hendaknya dapat digantikan dengan barang lain yang tidak perlu merusak hutan. Sebuah lomba yang diadakan guna mencari orang-orang yang kreatif dan kompeten dalam mencari bahan subsitusi pengganti hutan perlu diadakan secara kontinuitas agar hutan Indonesia terjaga kelestariannya. Para politikus hendaknya berpikir secara berkesinambungan dalam rangka peningkatan pembangunan, sehingga tidak hanya memikirkan masalah ekspansi ekonomi semata dengan sistem ekonomi kapitalis yang berpihak pada pemodal.
Selain daripada itu, karena mayoritas masyarakat Indonesia masih memikirkan pemenuhan kebutuhan primer, maka pemberian pengarahan berupa pengelolaan sumber daya alam yang baik agar dapat menambah pendapatan keluarga akan lebih efektif. Masyarakat sebaiknya diberikan pemahaman agar tanaman langka yang ada di Indonesia perlu dilestarikan karena memiliki nilai tinggi. Beberapa daerah di Indonesia terdapat tanaman yang memiliki kekhasan tersendiri, oleh sebab itu tanaman tersebut dapat dibudidayakan dan dikelola dengan baik agar memiliki potensi tinggi di sektor pariwisata.
Kabupaten Banyuwangi misalnya, terdapat tiga taman nasional yang berfungsi aktif sebagai wahana konservasi flora dan fauna. Salah satunya adalah Taman Nasional Baluran, merupakan perwakilan ekosistem hutan yang spesifik kering di pulau Jawa. Apabila setiap daerah di Indonesia dapat mengelola sumber daya alamnya dengan baik akan dapat menarik minat para wisatawan untuk berkunjung. Banyaknya pengunjung akan dapat menaikkan tingkat pendapatan daerah tersebut.
Selain daripada itu, pemberian bantuan berupa bibit-bibit tanaman dan memberikan pelatihan kepada mereka perlu dilakukan. Pada saat memberikan bantuan berupa bibit hendaknya disertai dengan pendampingan agar dapat berhasil dan berdaya guna. Hutan yang selama ini dieksploitasi oleh pemilik modal, seperti Kalimantan perlu kiranya diberikan bantuan berupa bibit karet, sehingga akan dapat menumbuhkan harapan kembali bagi mereka. Karena hutan yang ada di Kalimantan sekarang telah mengalami eksploitasi yang sangat cepat, menyebabkan hutan dan sumber daya alam yang ada di sana telah hancur. Oleh sebab itu adanya bantuan berupa bibit-bibit akan mengembalikan masyarakat hidup kembali selaras dengan alamnya.
Selain tanaman, sampahpun dapat memberikan penghasilan. Sampah dapat diolah menjadi pupuk tanaman. Sampah organik akan lebih baik hasilnya dibandingkan sampah kimia, disamping harganya juga lebih murah. Hal ini telah dibuktikan oleh seorang warga Saribu Dolok, Simalungun, Sumatera Utara, yang hasil tanamannya dapat meningkat 20% setelah menggunakan pupuk organik (Kompas, 2008). Oleh sebab itu, masyarakat harus selalu diberikan pengarahan dan pembinaan mengenai cara melestarikan alam beserta manfaatnya, termasuk juga pemanfaatan sampah agar dapat memberikan pendapatan bagi mereka.
Sebuah program akan efektif apabila disesuaikan dengan kondisi kebutuhan masyarakat setempat. Karena tanpa mengetahui keinginan dan harapan masyarakat sebuah tujuan yang baik tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Kegiatan yang berupa gerakan menanam pohon atau yang sejenisnya tanpa mengetahui kebutuhan masyarakat dan tiadanya aturan atau sanksi yang tegas tidak akan maksimal hasilnya. Salah satu contoh sebuah gerakan menanam pohon yang berhasil adalah yang terjadi di Minahasa, dimana seorang pria yang akan menikah harus menanam pohon sebagai syarat agar lamarannya dapat diterima. Kemudian hasil dari penanaman pohon harus ditunjukkan dengan foto kepada calon mertua sebagai tanda bukti. Cara untuk meminta masyarakat menanam pohon seperti di Minahasa akan lebih efektif dibandingkan hanya berupa ajakan saja. Karena merubah pola pikir masyarakat agar bersedia menanam pohon tanpa melihat kondisi masyarakat setempat sangatlah sulit dan membutuhkan waktu yang lama. Kota hendaknya dapat menyisakan lahannya untuk dapat dijadikan tempat wisata hijau yang indah.
Karena sekarang Jakarta, Surabaya serta kota lainnya sudah begitu panas dan penuh polusi, maka adanya tempat wisata yang hijau akan menjadikan surga bagi mereka. Tempat yang teduh, asri akan merupakan dambaan setiap warga yang tinggal di kota. Kepedulian masyarakat terhadap kelestarian hutan baik sengaja maupun tidak akan terjadi apabila kebutuhan mereka terpenuhi. Jadi pelestarian hutan melalui pengarahan berdasarkan harapan dan kebutuhan masyarakat merupakan tindakan yang efektif disamping peraturan dan pengawasan yang tegas, independent serta sanksi yang berat.
Dengan demikian harapan akan kelestarian hutan di Indonesia perlu didukung oleh semua pihak. Program yang dibuat haruslah dapat menguntungkan semua lapisan masyarakat baik untuk hari ini maupun masa yang akan datang. Peraturan yang tidak timpang serta sanksi yang berat masih sangat perlu dilakukan di Indonesia dan adanya pihak pengawas yang independent agar tidak terjadinya KKN. Agar hutan dapat terjaga kelestariannya hendaknya digunakan sebaik mungkin bukannya dieksploitasi, dan penggunaannya untuk kelangsungan hidup semua orang. Sehingga Inodesia khususnya dan dunia pada umumnya dapat terselamatkan dari kehancuran.
·         Hewan, Peternakan dan Perikanan
Cara penangkapan ikan yang salah, seperti menggunakan pukat harimau juga menyebabkan kian berkurangnya jenis-jenis ikan tertentu di daerah perairan. Apalagi bila menggunakan bahan peledak, tidak saja ikan besar yang mati, tetapi larva dan ikan-ikan kecil lainnya juga ikut mati.
Upaya penanggulangan kerusakan lingkungan pesisir dan laut serta perikanan diantaranya :
(1)  Persiapan
Dalam persiapan ini terdapat tiga kegiatan kunci yang harus dilaksanakan, yaitu (i) sosialisasi rencana kegiatan dengan masyarakat dan kelembagaan lokal yang ada, (ii) pemilihan/pengangkatan motivator (key person) desa, dan (iii) penguatan kelompok kerja yang telah ada/pembentukan kelompok kerja baru.
(2)  Perencanaan
Dalam melakukan perencanaan upaya penanggulangan pencemaran laut berbasis masyarakat ini terdapat tujuh ciri perencanaan yang dinilai akan efektif, yaitu (i) proses perencanaannya berasal dari dalam dan bukan dimulai dari luar, (ii) merupakan perencanaan partisipatif, termasuk keikutsertaan masyarakat lokal, (iii) berorientasi pada tindakan berdasarkan tingkat kesiapannya, (iv) memiliki tujuan dan luaran yang jelas, (v) memiliki kerangka kerja yang fleksibel bagi pengambalian keputusan, (vi) bersifat terpadu, dan (vii) meliputi proses-proses untuk pemantauan dan evaluasi.
(3)  Persiapan Sosial
Untuk mendapatkan dukungan dan partisipasi masyarakat secara penuh, maka masyarakat harus dipersiapkan secara sosial agar dapat (i) mengutarakan aspirasi serta pengetahuan tradisional dan kearifannya dalam menangani isu-isu lokal yang merupakan aturan-aturan yang harus dipatuhi, (ii) mengetahui keuntungan dan kerugian yang akan didapat dari setiap pilihan intervensi yang diusulkan yang dianggap dapat berfungsi sebagai jalan keluar untuk menanggulangi persoalan lingkungan yang dihadapi, dan (iii) berperanserta dalam perencanaan dan pengimplementasian rencana tersebut.
(4)  Penyadaran Masyarakat
Dalam rangka menyadarkan masyarakat terdapat tiga kunci penyadaran, yaitu (i) penyadaran tentang nilai-nilai ekologis ekosistem pesisir dan laut serta manfaat penanggulangan kerusakan lingkungan, (ii) penyadaran tentang konservasi, dan (iii) penyadaran tentang keberlanjutan ekonomi jika upaya penanggulangan kerusakan lingkungan dapat dilaksanakan secara arif dan bijaksana.

(5)  Analisis Kebutuhan
Untuk melakukan analisis kebutuhan terdapat tujuh langkah pelaksanaannya, yaitu: (i) PRA dengan melibatkan masyarakat lokal, (ii) identifikasi situasi yang dihadapi di lokasi kegiatan, (iii) analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, (iv) identifikasi masalah-masalah yang memerlukan tindak lanjut, (v) identifikasi pemanfaatan kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan di masa depan, (vi) identifikasi kendala-kendala yang dapat menghalangi implementasi yang efektif dari rencana-rencana tersebut, dan (vii) identifikasi strategi yang diperlukan untuk mencapai tujuan kegitan.
(6)  Pelatihan Keterampilan Dasar
Pelatihan keterampilan dasar perlu dilakukan untuk efektivitas upaya penanggulangan kerusakan lingkungan, yaitu (i) pelatihan mengenai perencanaan upaya penanggulangan kerusakan, (ii) keterampilan tentang dasar-dasar manajemen organisasi, (iii) peranserta masyarakat dalam pemantauan dan pengawasan, (iv) pelatihan dasar tentang pengamatan sumberdaya, (v) pelatihan pemantauan kondisi sosial ekonomi dan ekologi, dan (vi) orientasi mengenai pengawasan dan pelaksanaan ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan upaya penanggulangan kerusakan lingkungan dan pelestarian sumberdaya.
(7) Penyusunan Rencana Penanggulangan Kerusakan Lingkungan Pesisir dan Laut secara Terpadu dan Berkelanjutan
Terdapat lima langkah penyusunan rencana penanggulangan kerusakan lingkungan pesisir dan laut secara terpadu dan berkelanjutan, yaitu: (i) mengkaji permasalahan, strategi dan kendala yang akan dihadapi dalam pelaksanaan upaya penanggulangan kerusakan lingkungan, (ii) menentukan sasaran dan tujuan penyusunan rencana penanggulangan, (iii) membantu pelaksanaan pemetaan oleh masyarakat, (iv) mengidentifikasi aktivitas penyebab kerusakan lingkungan, dan (v) melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan serta dalam pemantauan pelaksanaan rencana tersebut.
(8)  Pengembangan Fasilitas Sosial
Terdapat dua kegiatan pokok dalam pengembangan fasilitas sosial ini, yaitu: (i) melakukan perkiraan atau analisis tentang kebutuhan prasarana yang dibutuhkan dalam upaya penanggulangan kerusakan lingkungan, penyusunan rencana penanggulangan dan pelaksanaan penanggulangan berbasis masyarakat, serta (ii) meningkatkan kemampuan (keterampilan) lembaga-lembaga desa yang bertanggung jawab atas pelaksanaan langkah-langkah penyelamatan dan penanggulangan kerusakan lingkungan dan pembangunan prasarana.
(9)  Pendanaan
Pendanaan merupakan bagian terpenting dalam proses implementasi upaya penanggulangan kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, peran pemerintah selaku penyedia pelayanan diharapkan dapat memberikan alternatif pembiayaan sebagai dana awal perencanaan dan implementasi upaya penanggulangan. Namun demikian, modal terpenting dalam upaya ini adanya kesadaran masyarakat untuk melanjutkan upaya penanggulangan dengan dana swadaya masyarakat setempat.
Kesembilan proses implementasi upaya penanggulangan pencemaran laut tersebut di atas tidak bersifat absolut, tetapi dapat disesuaikan dengan karakteristik wilayah, sumberdaya dan masyarakat setempat, terlebih bilamana di wilayah tersebut telah terdapat kelembagaan lokal yang memberikan peran positif bagi pengelolaan sumberdaya dan pembangunan ekonomi masyarakat sekitarnya.
2.      Sumber Daya Alam Non-Hayati
Teknologi dan Industri
Pentingnya inovasi dalam proses pembangunan ekonomi di suatu negara, dalam hal ini, pesatnya hasil penemuan baru dapat dijadikan sebagai ukuran kemajuan pembangunan ekonomi suatu bangsa.
Dari berbagai tantangan yang dihadapi dari perjalanan sejarah umat manusia, kiranya dapat ditarik selalu benang merah yang dapat digunakan sebagai pegangan mengapa manusia “survival” yaitu oleh karena teknologi.
Teknologi memberikan kemajuan bagi industri baja, industri kapal laut, kereta api, industri mobil, yang memperkaya peradaban manusia. Teknologi juga mampu menghasilkan sulfur dioksida, karbon dioksida, CFC, dan gas-gas buangan lain yang mengancam kelangsungan hidup manusia akibat memanasnya bumi akibat efek “rumah kaca”.
Teknologi yang diandalkan sebagai instrumen utama dalam “revolusi hijau” mampu meningkatkan hasil pertanian, karena adanya bibit unggul, bermacam jenis pupuk yang bersifat suplemen, pestisida dan insektisida. Dibalik itu, teknologi yang sama juga menghasilkan berbagai jenis racun yang berbahaya bagi manusia dan lingkungannya, bahkan akibat rutinnya digunakan berbagi jenis pestisida ataupun insektisida mampu memperkuat daya tahan hama tanaman misalnya wereng dan kutu loncat.
Teknologi juga memberi rasa aman dan kenyamanan bagi manusia akibat mampu menyediakan berbagai kebutuhan seperti tabung gas kebakaran, alat-alat pendingin (lemari es dan AC), berbagai jenis aroma parfum dalam kemasan yang menawan, atau obat anti nyamuk yang praktis untuk disemprotkan, dan sebagainya. Serangkai dengan proses tersebut, ternyata CFC (chlorofluorocarbon) dan tetra fluoro ethylene polymeryang digunakan justru memiliki kontribusi bagi menipisnya lapisan ozon di stratosfer.
Teknologi memungkinkan negara-negara tropis (terutama negara berkembang)  untuk memanfaatkan kekayaan hutan alamnya dalam rangka meningkatkan sumber devisa negara dan berbagai pembiayaan pembangunan, tetapi akibat yang ditimbulkannya merusak hutan tropis sekaligus berbagai jenis tanaman berkhasiat obat dan beragam jenis fauna yang langka.
Bahkan akibat kemajuan teknologi, era sibernitika yang mengglobal dapat dikonsumsi oleh negara-negara miskin sekalipun karena kemampuan komputer sebagai instrumen informasi yang tidak memiliki batas ruang. Dalam hal ini, jaringan Internet yang dapat diakses dengan biaya yang tidak mahal menghilangkan titik-titik pemisah yang diakibatkan oleh jarak yang saling berjauhan. Kemajuan teknologi sibernitika ini meyakini para ekonom bahwa  kemajuan yang telah dicapai oleh negara maju akan dapat disusul oleh negara-negara berkembang, terutama oleh menyatunya negara maju dengan negara berkembang dalam blok perdagangan.
Seperti pengalaman negara-negara lain yang telah melalui berbagai tahapan  pembangunan sampai pada tahap industrialisasi, maka Indonesia juga mengandalkan teknologi dalam industrinya untuk memelihara momentum pembangunan ekonomi dengan tingkat pertumbuhan diatas 5 % pertahunnya
Sebagai salah satu negara berkembang yang banyak membutuhkan dana bagi pembiayaan pembangunan, maka Indonesia seringkali “dicurigai” melakukan eksploitasi sumber alamnya secara besar-besaran, karena dukungan kemajuan teknologi dan besarnya tingkat kebutuhan industri-industri yang berkembang pesat secara kuantitif dan berskala besar.
Berdasarkan hasil studi empiris yang pernah dilakukan oleh Magrath pada tahun 1987, diperkirakan bahwa akibat erosi tanah yang terjadi di Jawa nilai kerugian yang ditimbulkannya telah mencapai 0,5 % dari GDP, dan lebih besar lagi jika diperhitungkan kerusakan lingkungan di Kalimantan akibat kebakaran hutan, polusi di Jawa, dan terkurasnya kandungan sumber daya tanah di Jawa.
Terlepas dari berbagai keberhasilan pembangunan yang disumbangkan oleh teknologi dan sektor industri di Indonesia, sesungguhnya telah terjadi kemerosotan sumber daya alam dan peningkatan pencemaran lingkungan, khususnya pada kota-kota yang sedang berkembang seperti Gresik, Surabaya, Jakarta, Bandung Lhoksumawe, Medan, dan sebagainya. Bahkan hampir seluruh daerah di Jawa telah ikut mengalami peningkatan suhu udara, sehingga banyak penduduk yang merasakan kegerahan walaupun di daerah tersebut tergolong berhawa sejuk dan tidak pesat industrinya.
Berkaitan dengan pernyataan tersebut dapat dicatat keadaan lingkungan di beberapa kota di Indonesia, yaitu :
§  Terjadinya penurunan kualitas air permukaan di sekitar daerah-daerah industri.
§  Konsentrasi bahan pencemar yang berbahaya bagi kesehatan penduduk seperti merkuri, kadmium, timah hitam, pestisida, dsb, meningkat tajam dalam kandungan air permukaan dan biota airnya.
§  Kelangkaan air tawar semakin terasa, khususnya di musim kemarau, sedangkan di musim penghujan cenderung terjadi banjir yang melanda banyak daerah yang berakibat merugikan akibat kondisi ekosistemnya yang telah rusak.
§  Temperatur udara maksimal dan minimal sering berubah-ubah, bahkan temperatur tertinggi di beberapa kola seperti Jakarta sudah mencapai 37 derajat celcius.
§  Terjadi peningkatan konsentrasi pencemaran udara seperti CO, NO2 SO2, dan debu.
§  Sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia terasa semakin menipis, seperti minyak bumi dan batubara yang diperkirakan akan habis pada tahun 2020.
§  Luas hutan Indonesia semakin sempit akibat tidak terkendalinya perambahan yang disengaja atau oleh bencana kebakaran.
§  Kondisi hara tanah semakin tidak subur, dan lahan pertanian semakin memyempit dan mengalami pencemaran.
§  Contoh sederhana dari kerusakan lingkungan diakibatkan oleh teknologi dan industri yaitu Penggunaan traktor dalam membajak sawah sebagai alat bantu, traktor, memang mempermudah dan mempercepat dalam membajak sawah. Namun, kadang ada hal lain yang terbawa seperti, sisa bahan bakar, buangan oli, dan sebagainya. Hal tersebut bisa merusak lingkungan.
Pencemaran
Pencemaran adalah peristiwa berubahnya keadaan alam ( udara, air, dan tanah ) karena adanya unsur-unsur baru atau meningkatnya sejumlah unsur tertentu. Macam-macam pencemaran adalah sebagai berikut :
a)        Pencemaran Udara
Hasil limbah industri, limbah pertambangan, dan asap kendaraan bermotor dapat mencemari udara. Asap-asap hasil pembuangan tersebut terdiri atas karbon monoksida, karbon dioksida, dan belerang dioksida. Karbon dioksida mengakibatkan hawa pengap dan naiknya suhu permukaan bumi. Karbon monoksida dapat meracuni dan mematikan makhluk hidup sedangkan belerang dioksida menyebabkan udara bersifat korosif yang menimbulkan proses perkaratan pada logam.
 b)     Pencemaran suara
Pencemaran suara dapat timbul dari bising-bising suara mobil, kereta api, pesawat udara, dan jet. Di pusat-pusat hiburan dapat pula terjadi pencemaran suara yang bersumber dari tape recorder yang diputar keras-keras. Adanya pencemaran suara dapat mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit dan gangguan pada manusia dan hewan ternak, seperti gangguan jantung, pernafasan dan gangguan saraf.
c)        Pencemaran air
Pencemaran air terjadi pada sumber-sumber air seperti danau, sungai, laut dan air tanah yang disebabkan olek aktivitas manusia. Air dikatakan tercemar jika tidakdapat digunakan sesuai dengan fungsinya. Walaupun fenomena alam, seperti gunung meletus, pertumbuhan ganggang, gulma yang sangat cepat, badai dan gempa bumi merupakan penyebab utama perubahan kualitas air, namun fenomena tersebut tidak dapat disalahkan sebagai penyebab pencemaran air. Pencemaran ini dapat disebabkan oleh limbah industri, perumahan, pertanian, rumah tangga, industri, dan penangkapan ikan dengan menggunakan racun. Polutan industri antara lain polutan organik (limbah cair), polutan anorganik (padatan, logam berat), sisa bahan bakar, tumpaham minyak tanah dan oli merupakan sumber utama pencemaran air, terutama air tanah.
Disamping itu penggundulan hutan, baik untuk pembukaan lahan pertanian, perumahan dan konstruksi bangunan lainnya mengakibatkan pencemaran air tanah. Limbah rumah tangga seperti sampah organik (sisa-sisa makanan), sampah anorganik (plastik, gelas, kaleng) serta bahan kimia (detergen, batu batere) juga berperan besar dalam pencemaran air, baik air di permukaan maupun air tanah. Polutan dalam air mencakup unsur-unsur kimia, pathogen/bakteri dan perubahan sifat Fisika dan kimia dari air. Banyak unsur-unsur kimia merupakan racun yang mencemari air. Patogen/bakteri mengakibatkan pencemaran air sehingga menimbulkan penyakit pada manusia dan binatang. Adapuan sifat fisika dan kimia air meliputi derajat keasaman, konduktivitas listrik, suhu dan pertilisasi permukaan air. Di negara-negara berkembang, seperti Indonesia, pencemaran air (air permukaan dan air tanah) merupakan penyebab utama gangguan kesehatan manusia/penyakit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar