Home

Senin, 04 Februari 2013

Dasar Teknologi Informasi & Komunikasi


Judul Makalah : Isu-isu Pembelajaran & Manajemen Kelas Berbasis TIK

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Teknologi Informasi dan Komunikasi sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia. Kini siswa telah mengenal mata pelajaran yang berhubungan dengan teknologi informasi dan komunikasi, sehingga diharapkan para siswa setidaknya sudah tidak asing dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, dan tidak kalah pentingnya adalah guru harus mampu memanfaatkan TIK dalam proses pembelajaran.
Guru merupakan salah satu bagian terpenting dalam proses pembelajaran  Guru yang profesional ialah mempunyai berbagai keahlian dan pengetahuan dalam menjalankan proses pengajaran dan pembelajaran yang efektif yang diwujudkan dalam setiap tingkah lakunya. Semua itu tercapai apabila guru dapat mengelola kelas dengan baik. Melalui kehadiran Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat memperkaya proses pengajaran dan pembelajaran. Kehadiran TIK dapat merubah paradigma sistem pendidikan yang semula berbasis tradisional beralih menjadi sistem pendidikan yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.
Kenyataannya kini masih banyak guru yang masih gagap dalam pemakaian teknologi dalam mengakses informasi dan pemanfaatannya dalam proses pembelajaran.
Peranan guru sangat dibutuhkan demi keseimbangan penguasaan informasi yang akan disajikan kepada siswanya. Kondisi guru yang sebagian besar masih belum optimal, bahkan masih banyak yang belum dapat memanfaatkan kemajuan TIK, kondisi ini perlu dicari solusi yang terbaik sehingga guru dapat menciptakan situasi dan kondisi pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.

B.    Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana isu – isu pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi?
2.      Bagaimana manajemen kelas berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi?
C.     Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi. Selain itu juga bertujuan agar dapat memahami secara mendalam mengenai:
1.      Isu – isu pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.
2.      Manajemen kelas berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.
D.    Metode Penulisan
Dalam makalah ini penyusun menggunakan metode kepustakaan yaitu membaca hal – hal yang berkaitan dengan materi dari beberapa sumber baik buku maupun internet.
  
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Isu – isu Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
Pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam dunia pendidikan keberadaannya tidak dapat dipisahkan dengan tuntutan pembelajaran abad ke 21. Dalam perspektif pendidikan global, TIK merupakan soko guru penopang efektifnya penyelenggaraan pendidikan.   
TIK dalam praktiknya terus berkembang di semua negara termasuk Indonesia. Beberapa aspek penting yang dapat dijadikan pertimbangan dalam mengembangkannya didasarkan pada nilai praktis, nilai ekonomi dan kemudahan dalam pembelajaran. Tata nilai itu di anut agar suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif, efektif dan produktif yang mampu menumbuhkan suasana akademik dalam belajar siswa. Nilai praktis dalam prinsipnya dapat dimaknai sebagai model pembelajaran berbantuan TIK yang bahan – bahan / materi pelajaran dan perangkat pendukung lainnya mudah di akses tanpa batas ruang dan waktu oleh siswa. Nilai ekonomi dimaksudkan untuk memberikan peluang dalam proses pembelajaran yang dapat dilaksanakan secara murah dan mudah.
Dalam rangka khusus mengejar ketertinggalan bagi guru dalam menerapkan pembelajaran berbasis teknologi perlu dicermati secara serius tentang beberapa isu penting dalam mengembangkan profesionalitas guru. Isu – isu itu menyangkut :
a.       Penelitian TIK dalam pendidikan.
Di era digital pengaruh dan peran TIK dalam pendidikan sangat dominan. Pro dan kontra selalu ada dalam perkembangannya. Sebagian kelompok, setuju atas kehadiran TIK dalam pendidikan kita, karena TIK memberi pengaruh yang positif terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran. Bahkan, diyakini pula bahwa TIK merupakan alat pendukung pembelajaran dan sekaligus sebagai sumber belajar yang dapat diintegrasikan dalam proses pembelajaran. Berbagai model rancangan pembelajaran telah dikembangkan sekaligus model – model pembelajarannya (Sutrisno, 2011).
Telah dipublikasikan berbagai rancangan pembelajaran mulai dari rancangan yang disusun secara sederhana hingga bentuk rancangan yang sangat komplek. Berbagai model itu sejatinya memberi pilihan bagi para pengguna dalam berbagai disiplin ilmu. Penyesuaian – penyesuaian antara materi pelajaran, pedagogi dan teknologi yang tersedia sangat diperlukan bagi guru. Dalam praktiknya, guru lebih memilih model yang paling deserhana. Hal ini dilakukan didasarkan pada ketersediaan TIK di sekolah. Faktanya, eksplorasi guru dalam memilih model pembelajaran masih sangat terbatas akibat minimnya pengetahuan dan pemahaman model pembelajaran berbasis TIK. Tentunya, cukup beralasan bagi guru karena TIK hadir dalam pembelajaran membuat lebih komplek dalam menyusun rancangan dan melaksanakan dalam pembelajarannya.
Misra et al (2006-2012) “sebagai penggagas integrasi teknologi, pedagogi dan materi pelajaran memberi petunjuk dalam menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi dalam pembelajaran. Implikasinya, guru dalam merancang, menyusun dan melaksanakan pembelajaran di sekolah harus berubah”.
“Guru harus lebih inovatif dan produktif dalam melaksanakan tugasnya. Guru tidak boleh gagap teknologi serta sanggup mengkomunikasikan teknologi secara utuh dalam keseharian. Pilihan – pilihan teknologi tersedia yang dapat di akses bagi guru tersedia cukup beragam. Intinya, kesemua itu dapat dijadikan upaya untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas pembelajaran” (Hugheset al,2008:24). Sejalan dengan itulah, berbagai model pembelajaran dewasa ini terkait dengan TIK berkembang sangat pesat.
Namun masih ada sebagian pendapat bahwa kehadiran TIK membawa daampak negative terhadap dunia pendidikan secara keseluruhan, pertama TIK mempengaruhi perubahan pola piker siswa dan cara belajarnya, guru dan sekolah. Kedua, adanya peningkatan pembiayaan yang cukup besar dalam penyelengaraan pendidikan.
Berbagai fokus penelitian pendidikan berbasis TIK dalam meningkatkan proses pembelajaran yang berkembang serta hubungannya dengan kedua hal itu.
1.      Berbagai metode dan teknik yang digunakan untuk mengukur dampak TIK dalam pendidikan secara keseluruhan dan prospeknya di masa mendatang
2.      Berbagai telaah/kajian yang dapat menunjukkan kekuatan dan kelemahan dengan menggunakan metode, desain dan pendekatan yang berbeda-beda dalam pembelajaran berbasis TIK.
3.      Berbagai dampak TIK terhadap siswa dalam belajar serta berbagai model dalam pengukurannya terkait dengan alat, teknik, metoda untuk menemukan model baru dalam pembelajaran
4.      Berbagai diskusi yang berhubungan dengan kekuatan dan kelemahan serta meta-analisis yang digunakan pembelajaran berbasis TIK.
5.      Aneka diskusi yang berkaitan dengan penggunaan software dna hardware yang dibutuhkan dalam pembelajaran dalam kaitan efektivitas dan nilai praktis dari alat bantu berbasis TIK
6.      Dalam konteks yang lebih luas, kehadiran TIK membawa era baru serta cara pandang baru dalam memaknai reposisi proses pendidikan.
b.      Reposisi pembelajaran
Keterkaitan TIK dalam pembelajaran yang semula hanya sebagai alat bantu bertambah perannya sebagai sumber belajar. Pembuktiannya cukup sederhana. Melalui internet akses siswa dengan mudah memperoleh informasi dengan cepat sesuai dengan yang dibutuhkan.
Menurut Hinostroza J.E.et al (2008:56) yang berjudul Traditional and Emerging ICT Applicationss for Learning, mencatat tiga hal kecenderungan pembelajaran berbasis TIK,. Pertama, memberi peluang perluasan kesempatan belajar secara fleksibel (dimana saja dan kapan saja) secara mudah, kedua, guru dapat mengembangkan kreativitasnya dalam menyusun scenario pembelajaran dan ketiga, TIK dapat meningkatkan proses pembelajaran bagi guru dan siswa.
Kesiapan guru dalam merespon tuntutan dan peran TIK secara terintegrasi dalam pembelajaran. Semua itu, intinya adalah meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa. Cita-cita siswa yang cerdas dan berdaya saing, guru yang kreatif, inovatif dan reflektif didukung oleh integrasi TIK merupakan pola baru dalam pembelajaran.
c.       Tuntutan Model Pembelajaran Abad-21
Dalam perspektif sejarah, tuntutan pembelajaran abad-21 dikembangkan di Amerika (2007), yang didukung oleh Negara-negara maju lainnya termasuk Australia. Rumusan dari tema yang diangkat adalah hasil dari siswa memiliki keterampilan-keterampilan secara memadai sesuai dengan dinamika perkembangan globalisasi secara dinamis. Pendekatan pembelajaran abad-21 difokuskan pada: pertama, cara berpikir siswa dan cara memecahkan masalah yang ada serta cara pengambilan keputusan yang tepat. Kedua, cara kerja yang dikembangkan siswa adalah memiliki kemampuan berkomunikasi dan bekerja secara berkolaborasi.
Arah pembelajaran abad-21 adalah fundamental knowledge (materi pelajaran, TIK, pengetahuan antar bidang), meta knowledge (memecahkan masalah / berpikir kritis, berkomunikasi berkolaborasi, kreatif), humanistic knowledge (keterampilan bekerja, kearifan berbudaya, peduli etika dan moral)
Hubungan pengetahuan keterampilan dan pengetahuan tahapan :
Pengetahuan yang berkaitan dengan keterampilan
Pengetahuan yang terkait dengan tahapan
Akses, menyusun pengetahuan
Strategi perencanaan dan prosedurnya
Interpretasi, analisis, mengevaluasi
Memilih TIK yang sesuai
Berkolaborasi
Mengorganisasikan pengetahuan
Pemecahan masalah yang kompleks
Menganalisis dan sintesis
Berkomunikasi
Mendisiminasikan
Nilai hasil belajar

Memilih alat bantu yang sesuai


d.      Pengembangan profesionalitas guru dalam merespon pembelajaran abad – 21.
Menurut American Association Colleges of Teacher Education (AACTE, 2010) bahwa tuntutan guru abad-21 adalah penguasaan kompetensi yang dapat memfasilitasi belajar siswa sesuai dengan hasil belajar yang telah dipersyaratkan, untuk itu guru hendaknya :
1.      Sukses nmenggabungkan antara teknologi dengan pedagogi dan materi pembelajaran
2.      Menggabungkan pembelajran sesuai yang ditetapkan dalam kurikulum dengan tuntutan abad-21
3.      Adanya keseimbangan strategi pembelajaran dengan metode pembelajaran
4.      Penguasaan berbagai model asesmen untuk mengetahui performance siswa yang tidak hanya sebatas penguasaan test formatif, fortofolio siswa, sumatif dan test akhir
5.      Bertindak sebagai mentor dan bertukar pikiran dengan teman sejawat
Untuk merespon tuntutan itu, diperlukan program pendukungnya, yakni standarisasi, asesmen, pengembangan kurikulum dan pembelajaran, pengembangan profesionalitas serta penyediaan iklim belajar secara kondusif bagi guru.

e.       Integrasi TIK dalam pembelajaran.
Pada tanggal 10 maret 2011 yang lalu telah diadakan Simposium akbar tentang technology, pedagogy, content knowledge (TPACK) di amerika. Berbagai pakar pendidikan, psikolog, ahli bidang studi dan teknologi pendidikan mendiskusikan perjalanan integrasi TIK dalam pembelajaran.
Dengan dipelajari TPACK secara menyeluruh maaka akan terbangun secara kritis dari berbagai teknik pengukuran TPACK. Tahapan penerapan TPACK bagi guru adalah sebagai berikut :
Aspek
Tahap-1
Tahap-2
Tahap-3
Tahap-4
Tahap-5
Pengumpulan data
Survey sebelum dan sesudah diteraapkan TPACK
Observasi kelas, interview dna praktikum
Survey TPACK
Observasi dan interview siswa belajar
Survey TPACK
Program pendidikan guru
Kebutuhan (pembekalan) TIK
Tatalaksana TIK
Melengkapi pemahaman TIK
Kebutuhan TIK dalam pembelajran
Melengkapi fasilitas siswa belajar
                                                                            
   Beberapa prinsip penting yang diberikan kepada guru adalah untuk berinovasi serta pemberian insentif bagi guru yang melakukan inovasi dalam pendidikan. Terdapat pula tiga agenda penting yang telah dikembangkan di OECD. Pertama, terkait dengan kompetisi konsep teknologi yang didasarkan pada sekolah. Kedua, manajemen sekolah yang dinamis didasarkan pada inovasi teknologi dan ketiga adalah kebijakan dalam berinovasi terkait dalam inovasi pendidikan.
B.       Manajemen Kelas Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
1.      Definisi Konsep Pengelolaan Kelas
Menurut Bennette, Neville & McNamara,1979 dalam buku DR. Munir, M.IT:117) Secara umum, kelas adalah ruang yang disekat dengan dinding dan berpintu dalam sebuah sekolah atau institusi dimana sekelompok peserta didik mengikuti proses belajar mengajar dilaksanakan, namun juga didalamnya terdapat peserta didik, pengajar, dan interaksi antara peserta didik dan pengajar.
Filosofi mengelola interaksi di dalam kelas merupakan suatu proses pengembangan pengajaran. Dalam hal ini melibatkan perolehan ilmu dan kemahiran – kemahiran yang menghasilkan pemahaman dimana seorang individu bisa mengubah tingkah lakunya.
Byrne (1977:82) merumuskan masalah tersebut sebagai proses pembangunan jiwa peserta didik (tingkah laku), baik pembangunan pemikirannya (ilmu dan kemahiran) maupun pembangunan jasadnya (fisikal dan kemahiran manipulasi).
Oldcorn (1988:59) menyatakan bahwa pengelolaan dimaksudkan untuk menjadikan sesuatu itu berjalan lancar sehingga dapat berfungsi secara efisien dan efektif. Pengelolaan pengajaran di tingkat sekolah didefinisikan sebagai suatu proses yang memberi kesempatan kepada beberapa unsur – unsur di dalamnya untuk bekerja sama, menggunakan sumber yang ada dalam mencapai tujuan meningkatkan mutu pengajaran dan pembelajaran di sekolah (Cambell, Bridges, Nystrade, 1977).
Lamlech (1979:79) mendefinisikan pengelolaan kelas dengan ‘orchestration of classroom life: planning curriculum, organizing procedures and res, arranging the environment to maximize efficiency, monitoring student progress and anticipating potential problems’.Dari ketiga sumber tersebut, nampak bahwa kemahiran pengajar dalam mengelola kelas secara efisien dan efektif akan mewujudkan pengajaran dan pembelajaran yang efisien dan efektif pula.
Konsep kelas sebagaimana dijelaskan diatas merupakan konsep kelas yang bersifat tradisional yang dibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan berkembangnya TIK yang dapat menghantarkan dunia maya menjadi nyata berada di hadapan kita membuat pengertian kelas menjadi tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan hanya termenung di depan komputer pada tempat yang sepi nan sempit, namun dalam kesepian dan kesempitan tersebut kita dapat membuka cakrawala dunia yang sangat luas (a universe exists behind the computer screen). Dunia tidak dibatasi lagi oleh ruang dan waktu. Dari kejauhan beribu – ribu kilometer jaraknya kita bisa mengungkapkan perkataan, menyampaikan senyuman dan dapat menyalurkan sentuhan lewat tombol – tombol yang ada dalam komputer (we can chat without speaking, smile without grinning; hug without touching).  
Pembelajaran berbasis TIK dapat dilakukan secara klasikal atau berkelompok. Pembelajaran secara klasikal ditujukan untuk semua peserta didik yang ada di kelas dengan mendapatkan materi dan waktu pembelajaran yang sama. Materi pembelajarannya berkaitan dengan materi yang bersifat teoritis yang meliputi, aspek pengetahuan, konsep, atau prinsip. Sedangkan pembelajaran secara kelompok diberikan kepada peserta didik yang di bagi dalam beberapa kelompok belajar. Masing – masing kelompok mendapatkan materi pelajaran yang berbeda. Materi pelajaran ini bersifat praktek.   
2.      Peranan Pengajar dan Komputer di dalam Kelas  
“Tujuan utama pengelolaan kelas adalah untuk menghasilkan suasana belajar mengajar dalam kelas secara efektif. Dengan demikian, seorang pengajar perlu memainkan peranannya dengan cantik dalam mencapai tujuan tersebut. Peran seorang pengajar meliputi peran sebagai penyampai ilmu, sumber acuan sumber nilai dan sikap peserta didik. Sebagai pelaksana pembelajaran dan sebagai seorang yang memberi motivasi dan mendisiplinkan peserta didik” (Bauer, Spona, 1991).
Kriteria seorang pengajar profesional, baik pada pengajaran tradisional maupun pengajaran berbasis TIK, meliputi :
1.      Berpengetahuan, berketerampilan dan bersikap profesional di bidangnya.
2.      Memiliki komitmen terhadap tugas, bertanggung jawab, berdisiplin dan produktif.    
3.      Memiliki sikap saling hormat menghormati, sayang menyayangi dan memberi perhatian penuh kepada peserta didik.
4.      Mempunyai nilai moral dan prinsip kemanusiaan yang tinggi dalam semua tindakan.
5.      Memiliki sikap inovatif, kreatif dan selalu menambah ilmu dan pengetahuan.
6.      Menjadi “role model” bagi peserta didiknya.
7.      Menghargai alam sekitar dan memahami pembangunan serta aplikasi sains dan teknologi dalam kehidupan modern.
“Adapun peran yang dimainkan oleh komputer dalam kelas tergantung kepada tujuan pengajaran dan pembelajaran itu sendiri. Langkah – langkah berikut berguna untuk memastikan bahwa komputer memainkan peranan yang terbaik sebagai alat bantu mengajar untuk meningkatkan mutu pengajaran dan pembelajaran” (Bramble et al. 1985), yaitu:
1.      Menentukan sasaran dan tujuan pengajaran dan pembelajaran.
2.      Membuat isi pengajaran dan menentukan dimana serta bagaimana komputer bisa digunakan secara efektif di dalamnya.
3.      Memberikan penilaian terhadap metodologi yang ada (secara konvensional) untuk menentukan dimana komputer bisa digunakan untuk meningkatkan pencapaian sasaran dan tujuan pengajaran dan pembelajaran.
4.      Memberikan penilaian terhadap metodologi yang ada (secara konvensional) untuk menentukan bagaimana kekurangan dalam metodologi yang diharapkan dapat diperbaiki untuk memaksimalkan penggunaan komputer secara lebih efektif.
5.      Merancang proses pengajaran dan pemblajaran serta operasionalnya sesuai hasil kajian yang diperoleh dari keempat langkah – langkah sebelumnya.

3.      Meningkatkan Kemampuan Pengajar dan Peserta Didik
Kemampuan pengajar dalam menggunakan media berbasis TIK merupakan suatu hal yang mutlak dimiliki seorang pengajar. Meskipun kebanyakan perangkat lunak yang disediakan untuk kebutuhan pengajaran, seperti multimedia, e-learning dan telekonferen memiliki cirri mudah digunakan (user friendly) tetapi tetap saja pelatihan terhadap pengajar dan peserta didik dalam menggunakan perangkat lunak ataupun perangkat keras harus diberikan karena akan menentukan tingkat efisiensi dan efektifitas proses belajar mengajar.
Bramble et. al. (1885) mengemukakan kemampuan yang harus dimiliki oleh pengajar dalam hal ini meliputi:
1.      Pengoperasian dan pemeliharaan perangkat keras.
2.      Pengetahuan tentang pemilihan perangkat lunak yang sesuai untuk pengajaran.
3.      Integrasi pengajaran dan pembelajaran melalui computer dalam kurikulum.
4.      Teknik-teknik pengajaran menggunakan komputer.
5.      Pengetahuan tentang fungsi bantuan pengajaran (instructional support functions) yang disediakan oleh suatu komputer.
6.      Kepekaan terhadap teknologi terkini.
Adapun kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam pembelajaran berbasis TIK meliputi:
1.      Pengetahuan dalam mengoperasikan perangkat keras.
2.      Kemampuan dalam mengoperasikan perangkat lunak yang digunakan.
3.      Pemahaman tentang pengoperasian dan peraturan-peraturan keamanan dalam penggunaan perangkat keras dan lunak.
4.      Pengetahuan tentang tindakan yang perlu dilakukan apabila masalah-masalah yang terjadi kemudian bermunculan.

4.        Faktor Pendukung Pengelolaan Kelas
Keberhasilan proses belajar mengajar berbasis TIK perlu di dukung oleh persiapan yang sistematis dan matang. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam hal ini, meliputi:
1.      Teknik Pemantauan.
Pemantauan terhadap aktivitas-aktivitas dan pencapaian hasil pembelajaran penting dalam proses belajar mengajar berbasis TIK. Dalam hal ini, pengajar lebih berfungsi sebagai pengelola, pembimbing penyelesaian masalah dan motivator (Geisert, Futrell, 1989).
2.      Penyimpanan Rekod (Record Keeping).
Penyimpanan rekod bisa dilakukan secara automasi atau manual. Cara apapun yang digunakan perlu diperhatikan aspek keakuratan dari pengelolaan hasil belajar peserta didik.
3.      Perangkat lunak bahan pengajaran.
Faktor yang berhubungan dengan masalah perangkat lunak diantaranya adalah: kemudahan pemerolehan (availability) bahan pelajaran, prosedur/manual yang digunakan dan bantuan teknikal yang diperlukan.
4.      Teknik pengelolaan pengajaran kelompok dan individu.
Penggunaan strategi pengajaran yang mencakup penggunaan metoda, pendekatan atau model pengajaran dalam proses belajar mengajar berbasis TIK sama seperti pengajaran pada umumnya disesuaikan dengan kondisi setiap kelas. Tidak ada format khusus dalam mengelola pengajaran kelompok maupun individual.
5.      Lokasi penempatan teknologi informasi di sekolah.
Lokasi penempatan teknologi informasi di sekolah, yaitu di laboraturium komputer, kelas atau di pusat media.
Pengelolaan kelas yang teratur akan mewujudkan suasana pengajaran dan pembelajaran yang segar dan menyenangkan. Untuk mencapai hal tersebut, bukan hanya peserta didik yang perlu memberi umpan balik yang positif, tetapi kehadiran seorang pengajar yang berwibawa dan professional juga memainkan peranan yang sangat penting. Pengelolaan kelas berbasis TIK sangat memperhatikan hal tersebut. Dalam hal ini, pengajar mesti senantiasa menyiapkan bahan pengajarannya lengkap dan soal-soal, latihan dan studi kasus yang terkait dan memiliki kemampuan dan pengetahuan yang luas terhadap apa yang akan diajarnya. Seorang pengajar juga mesti menunjukkan disiplin diri dan berminat terhadap bahan yang diajarkannya. Kelas yang dikelola dengan teratur dan sistematis akan menghasilkan suasana pengajaran dan pembelajaran yang menyenangkan baik bagi peserta didik maupun pengajar.
5.      Manajemen Kelas Berbasis Komputer
1.      Kebutuhan Latihan
Kemahiran pengajar dan peserta didik menggunakan software multimedia merupakan faktor penting dalam menentukan keberkesanannya dalam proses belajar mengajar.
a.       Kebutuhan Latihan untuk Pengajar
Ada enam kemahiran yang diperlukan seorang pengajar dalam menggunakan multimedia (Bramble, 1885).
1)      Operasi dan penjagaan hardware
a)      Seorang pengajar perlu mengertahui cara mengoperasikan computer yang digunakan dalam kelas, termasuk pengetahuan komponen-komponen penting dalam sebuah computer serta fungsi-fungsinya.
b)      Seorang pengajar perlu memiliki pengetahuan tentang troubleshooting dan mampu membuat minor repair
2)      Pengetahuan tentang pemilihan software pengajaran
Setiap hari semakin banyak software pengajaran yang dikeluarkan di pasaran. Namun tidak semua software tersebut diperlukan. Pengetahuan tentang pemilihan software yang sesuai dan mendukung pengajaran dan pembelajaran diperlukan bagi seorang pengajar.
3)      Integrasi pengajaran dan pembelajaran berbasis TIK dalam kurikulum
Pengajaran atau pembelajaran berbasis TIK memerlukan banyak option pengajaran seperti pengaturan, penyelesaian masalah, tutorial dan lain-lain. Seorang pengajar perlu mengetahui bagaimana meletakan option tersebut dalam sesi pengajaran dan pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang digunakan sebagai acuan.
4)      Teknik-teknik pengajaran menggunakan komputer
a)      Seorang pengajar perlu mengetahui cara mengendalikan proses belajar mengajar menggunakan komputer dan software pendukung
b)      Seorang pengajar perlu memahami bahwa ada sedikit perbedaan dalam peranannya di dalam kelas berbasis TIK dibandingkan dengan kelas konvensional. Dalam kelas yang menggunakan computer, pengajar lebih berperan dalam pengelolaan, supporting agent dan membantu (facilitate) peserta didik selama computer digunakan
c)      Seorang pengajar perlu senantiasa memantau aktivitas peserat didik untuk memastikan bahwa semua aktivitas berjalan sesuai dengan perencanaan pembelajaran sehingga tujuan pengajaran dan pembelajaran tercapai
d)     Seorang pengajar perlu membantu peserta didik selama proses belajar mengajar berlangsung
e)      Seorang pengajar perlu mengetahui bagaimana computer dapat membantunya dalam pengajaran di dalam kelas. Sebagai contoh, pengajar perlu menghasilkan alat bantu mengajar sendiri dengan menggunakan software computer, menggunakan kemudahan word processing dan lainnya.
5)      Peka terhadap teknologi terkini
Seorang pengajar harus peka terhadap perkembangan teknologi terkini dan produk-produk 
b.      Kebutuhan Latihan untuk Peserta Didik
Kemahiran diperlukan dari peserta didik dalam menggunakan computer dan software akan menentukan keefektifan suatu paket multimedia yang digunakan
1)      Pengetahuan tentang computer dan bagaimana mengoperasikannya
a)      Peserta didik hanya perlu mengetahui serba sedikit tentang komponen dan fungsinya.
b)      Mereka juga perlu mengetahui cara berkomunikasi dengan computer dengan menggunakan keyboard dan bagaimana computer berkomunikasi dengan mereka dengan menggunakan teks dan grafik pada skrin monitor.
2)      Kemampuan mengoperasikan software yang digunakan
Kebanyakan software yang ada di pasaran merupakan software yang mudah digunakan (user friendly), termasuk software multimedia in education (ME). Namun demikian, dalam keadaan tertentu penjelasan pengajar diperlukan agar peserta didik mengetahui tujuan pembelajarannya.
3)      Pemahaman tentang operasi dan peraturan keselamatan
Peserta didik memerlukan latihan penggunaan computer yang aman dan selamat. Walaupun sebuah computer dirancang lengkap dengan peraturan keselamatan, namun kadangkala hal-hal yang tidak diinginkan bias terjadi
4)      Pengetahuan tentang hal-hal yang perlu dilakukan apabila timbul masalah
Selama menggunakan computer, masalah-masalah seperti gangguan listrik dan kerusakan software atau hardware terkadang muncul. Dalam hal ini peserta didik perlu mengetahui apa yang perlu dilakukan jika hal-hal di atas berlaku.
2.      Pengelolaan dan Pengajaran
Keberhasilan pelaksanaan proses belajar mengajar berbasis TIK memerlukan persiapan yang rapi. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan, yaitu:
a.    Teknik Pemantauan
Pemantauan aktivitas dan pencapaian pembelajaran merupakan hal yang penting dalam proses belajar mengajar berbasis TIK (Geisert, F., 1989). Tujuan pengajaran dan pembelajaran perlu dicapai disetiap waktu. Dalam proses belajar mengajar berbasis TIK, computer memikul separuh dari tanggungjawab mengajar melalui programnya yang lebih tertumpu kepada aktivitas individu dan kelompok kecil (Bramble et. Al., 1985).
Dalam ha lini, pengajar lebih berfungsi sebagai motivator dan penyemangat. Namun demikian, seorang pengajar juga harus mampu mengendalikan peserta didik dalam kelompok besar. Seorang pengajar perlu memiliki kearifan tentang aplikasi dan fungsi sertaisi program software, multimedia, buku teks dan lembar kerja peserta didiknya.
Sebelum pengajaran dimulai disarankan agar seorang pengajar mencoba terlebih dahulu dan memahirkan diri dalam menggunakan program software multimedia agar wujud keyakinan diri selama proses belaja rmengajar berlangsung. Setiap tujuan pengajaran dan pembelajaran memrlukan pendekatan yang sesuai. Computer digunakan secara individu seperti untuk keperluan drill and practice, tutorial, simulasi, permainan dan penyelesaian masalah, teknik pemantauannya lebih kurangsama (Cangelosi, 1993).
Pengajar perlu memastikan aktivitas tertentu yang dijalankan pada waktu dan urutan yang benar. Peserta didik yang telah mahir padat opik sebelumnya beralih ke topik berikutnya.
b.   Penyimpanan Rekod (Recod Keeping)
Dalam pengajaran dan pembelajaran berbasis TIK penyimpanan rekod dapat dijalankan secara automasi atau manual. Penggunaan lebih cenderung membuat penyimpanan rekod dengan menggunakan software khusus yang dapat diperoleh di pasaran atau menggunakan paket software komputer yang telah di ‘built-in’, di dalam computer. Dengan demikian tujuan pengelolaan penyimpanan rekod tercapai peserta didik. Bagaimanapun cara yang digunakan, hal terpenting ialah menyimpan rekod hasil belajar peserta didik dengan teratur dan sistematis. Hal ini penting dalam suatu proses belajar mengajar.
c.    Software dan Bahan Pengajaran
Berikut ialah factor-faktor yang perlu diperhatikan dalam mengelola software dan bahan-bahan pengajaran menggunakan komputer:
1)   Kemudahan Memperoleh (availability)
Pastikan software dan bahan pelajaran mudah diperoleh, pengajar-pengaja rperlulah:
a)      Simpan semua software, manual dan bahan lainnya yang berkaitan secara sistematik.
b)      Wujudkan sistem penyimpanan stok.
c)      Desain tempat penyimpanan agar semua bahan mudah diperoleh kembali.
2)   Peraturan
Adanya aturan dalam menggunakan computer dan software akan menjadikan pengelolaan kelas lebih mudah. Peserta didik perlu diberi penjelasan terperinci tentang peraturan tersebut. Peraturan pengaduan kerusakan software juga diperlukan.
3)   Bimbingan dan bantuan teknis
Pastikan peserta didik mendapat pengajaran yang baik karena dibimbing oleh seorang yang arif tentang pengajaran dan pembelajaran berbasis TIK. Bimbingan dan bantuan teknis tersebut melalui:
a)      Mengatur bimbingan yang rapi agar semua proses belajar mengajar dapat diikuti peserta didik dan segala kesalahan dapat diperbaiki.
b)      Diperlukan bantuan seorang yang betul-betul arif tentang aplikasi pembelajaran agar dapat membantu peserta didik sekiranya ada masalah.
3. Teknik Pengelolaan Pengajaran secara Berkelompok dan Individu
Penyusunan proses belajar mengajar disesuaikan dengan besarnya kelas, apakah kelas kecil ataukah kelas besar. Demikian pula dengan cara pengelolaan kelas dan penggunaan komputer. Sebagai contoh, satu paket latihan pendek dapat dijalankan bergantian dengan pengajaran biasa atau seluruh topik dapat dijalankan dengan menggunakan satu paket software. Seorang pengajar memiliki acuan tersendiri dalam mengendalikan pengajarannya, sampai saatini belum ada acuan baku yang bisa dirujuk oleh setiap pengajar. Ukuran suatu unit pengajaran (apakah individu, kelompok kecil, kelompok besar atau seluruh kelas) ditentukan oleh factor-faktor seperti tujuan pengajaran dan pembelajaran, strategi pengajaran dan sarana fisik yang sangat menunjang.
Dalam mengelola pengajaran berbasis TIK, beberapa factor yang perlu diperhatikan (Geisert, Futrell, 1990), meliputi::
a.         Ambil langkah-langkah tertentu untuk menghindari kebosanan di kalangan peserta didik.
b.        Pastikan peserta didik menggunakan waktu belajar dengan cukup dan tertarik untuk belajar.
c.         Bantu peserta didik mengatasi masalah dalam mengikuti pembelajaran menggunakan software yang disediakan.
d.        Tunjukan keperluan topik yang sedang dipelajari dan keterkaitannya dengan topic-topik lain.
e.         Lakukan pemantauan secara umum dan khusus untuk melihat pencapaian peserta didik.
f.         Beri motivasi dan beri semangat kepada peserta didik selama proses pembelajaran.
g.        Pastikan setiap murid berpeluang menggunakan computer dan software-software yang berkaitan.
h.        Pastikan langkah-langkah disiplin diambil dalam aktivitas kelompok dan pastikan setiap kelompok melakukan tugas sesuai prosedur yang ditetapkan agar mendapat hasil pembelajaran yang menarik.
1)   Teknik Pengelolaan Pengajaran Secara Individu
Dalam pengelolaan pengajaran secara individu perlu diperhatikan teknik-teknik sebagai berikut:
a)        Definisikan dan buat tempat penyimpanan untuk program-program pengajaran peserta didik.
b)        Tentukan jadwal harian dan mingguan untuk setiap aktivitas dan penyempurnaan program tersebut.
c)        Gunakan suatu cara untuk memantau kemajuan dan pencapaian seorang murid dan berinteraksi dengan murid tersebut.
d)       Siapkan bantuan dan petunjuk untuk memastikan murid memahami semua aspek dalam pembelajaran yang sedang diikutinya.
e)        Buat pemantauan bagi satu atau materi pertama dengan terperinci.
f)         Buat pemantuan tentang rekod kemajuan dan pencapaian serta periksa secara teratur kemajuan selama proses belajar mengajar. Berikan bantuan yang sewajarnya selama atau setelah proses tersebut.
g)        Senantiasa beri semangat dan pujian kepada pencapaian yang dihasilkan. Terangkan sebab-sebab penting pengajaran itu penting dan bagaimana keterkaitannya dengan program pengajran-pengajaran lain. Cobalah dengan sedaya upaya untuk menjadikan kegiatan pembelajaran itu menjadi menyenangkan.
h)        Teliti pencapaian secara keseluruhan secara berkala. Beri tambahan waktu jika diperlukan bahkan diberi kesempatan juga untuk menambahkan atau mengurangi program dan jadwal agar lebih sesuai.
i)          Jadikan kegiatan pengajaran dan pembelajraan menjadi sesuatu yang menyenangkan pada setiap waktu. Pastikan bahan-bahan dan alat-alat tersedia apabila diperlukan. Pastikan juga peluang-peluang berinteraksi dan peluang pembelajaran secara terpisah disediakan apabila diperlukan serta kemudahan sarana pendukung yang memuaskan.
j)          Beri peserta didik penghargaan yang sewajarnya setiap kali menyelesaikan pembelajaran.
k)        Sebelum kegiatan berakhir buat rancangan untuk menyampaikan pada langkah berikutnya. Cobalah atur kembali kalau perlu lakukan perubahan pada segmen tertentu untuk kemudahan peserta didik dalam memahaminya.
Hasil kajian Boyd (1983:35) membuktikan bahwa dengan menggunakan teknik-teknik yang dipaparkan di atas dapat memberikan hasil yang efektif dalam pengelolaan pengajaran berbasis TIK mengguanakan computer dan software tertentu. Para pengajar dapat mengkaji teknik-teknik tersebut dan menyesuaikannya dengan menggunakan alat bantu mengajar yang lain. Analisi yang dibuat oleh Boyd menunjukan bahwa teknik pengajran apapun dapat digunakan pada pengajran berbasis TIK secara individu.
2.      Teknik Pengelolaan Kelas Secara Berkelompok
Dalam pengelolaan kelas secara berkelompok perlu memperhatikan teknik – teknik sebagai berikut :
a)      Kenali secara pasti peserta didik yang dapat bekerja sama dan bantu mereka untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b)      Terangkan hubungan antara kegiatan yang dijalankan dengan topik yang sedang dipelajari.
c)      Berikan waktu yang cukup untuk kerja kelompok. Beritahu peserta didik tentang alokasi waktu yang diberikan.
d)     Berikan pengarahan kepada setiap peserta didik dan pastikan setiap dari mereka mempunyai motivasi diri untuk belajar.
e)      Buat pemantauan tentang kemajuan dan pencapaian peserta didik secara individu dan kelompok.
f)       Tentukan software yang perlu digunakan dan pastikan bahan – bahan itu tersedia.
g)      Senantiasa bersikap tegas dalam mengendalikan pengajaran dan peserta didik. Pastikan setiap kelompok untuk menepati tujuan pembelajaran dan jadwal yang ditetapkan. Yakinkan pada setiap kelompok untuk melakukan kegiatan mandiri. Berikan bimbingan, bantuan jika diperlukan dan tentukan ketua kelompok.
h)      Pastikan keikutsertaan dari setiap anggota. Ubah sesuai keanggotaan kelompok untuk menghindari terjadinya dominasi oleh seorang individu atau kelompok kecil.
i)        Sediakan tugas bagi setiap kelompok. Simpan tugas – tugas ini dan pastikan semua peserta didik yang bertanggung jawab akan tugas tersebut.
j)        Lakukan pembinaan dalam menyelesaikan masalah – masalah yang berkaitan dengan fungsi kelompok. Pelihara dan kaji rekod kemajuan dan pencapaian setiap kelompok. Berikan komentar pada setiap kelompok dengan baik dan teratur.
k)      Sampaikan kebaikan dan kelemahan dari peralatan dan software yang digunakan serta senantiasa bersedia untuk melakukan upaya pendekatan alternatif. 
l)        Pastikan kegiatan di setiap kelompok dapat dijalankan secara berkesinambungan dengan mengingatkan setiap kelompok tentang tugas dan kegiatan yang telah diselesaikan serta kegiatan yang akan dilakukan. Simpan apapun masalah yang dihadapi sebagai rujukan dimasa mendatang.
m)    Senantiasa berusaha meningkatkan minat peserta didik. Pastikan suasana pembelajaran menyenangkan untuk pencapaian tujuan pembelajaran.
n)      Beri pujian terhadap pencapaian yang baik yang berhasil ditunjukkan. Usahakan untuk menjadikan semua kegiatan menyenangkan dan efektif.
Menurut Bramble et.al. (1985:80), menyatakan bahwa “group dynamics and principles off effective instruction are elements off effective group management”. Dengan menggunakan teknik – teknik tersebut akan menghasilkan pengelolaan kelas secara berkelompok yang berlangsung efektif dan kondusif.
4.      Pengelolaan Sumber Belajar    
Integrasi sumber belajar di dalam suatu program belajar mengajar merupakan salah satu faktor penting untuk memaksimalkan keefektifan penggunaan TIK. Program pengajaran dan pembelajaran berbasis TIK perlu disesuaikan dengan program sekolah agar tujuan kurikulum tercapai.
a.       Lokasi penempatan komputer di sekolah
Lokasi penempatan komputer di sekolah merupakan faktor penting yang mendukung penggunaan komputer sesuai kurikulum. Lokasi penempatan komputer di sekolah juga mempengaruhi kemudahan dalam penggunaan komputer oleh masyarakat sekolah (bramble at. al, 1985).   
Secara umum ada tiga alternatif dalam menentukan penempatan lokasi komputer di sekolah, yaitu :
1).   Laboratorium Komputer
Laboratorium komputer diperlukan untuk meletakkan perangkat komputer pada sekolah – sekolah dengan peserta didik dalam skala besar. Di dalam laboratorium komputer juga dapat tersimpan software – software pembelajaran dan perangkat TIK yang terkoneksi dengan komputer. Dengan demikian pembelajaran individu maupun kelompok dapat berlangsung dalam waktu yang bersamaan.
2).  Kelas
Sekolah dapat menempatkan komputer di kelas untuk mendukung proses belajar mengajar berbasis TIK. Dengan demikian peserta didik berkesempatan mengakses bahan atau informasi pembelajaran selama di kelas. Tentunya kemudahan ini juga bergantung pada banyaknya komputer yang ada dan waktu yang tersedia.
3).   Pusat Media (Pusat Sumber)
Sekolah dapat menempatkan perangkat komputer di pusat media atau pusat sumber belajar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekolah, termasuk didalamnya peserta didik, guru, karyawan, dan kepala sekolah. Di pusat media masyarakat sekolah boleh membuat peminjaman berbagai bahan dan alat sumber pengajaran termasuk software komputer. Salah satu cara untuk mewujudkan pusat media inilah dengan mengumpulkan dan menempatkan semua software dan peralatan yang ada di sekolah.
Dapat disimpulkan bahwa pengelolaan sumber belajar dengan proses belajar mengajar berbasis TIK bergantung kepada faktor – faktor seperti klasifikasi sekolah, kemudahan sarana pendukung, ruang yang tersedia, bahan pengajaran, pengajar dan faktor keuangan.
Kelas yang dikelola dengan baik, termasuk didalamnya yang menggunakan proses belajar mengajar berbasis TIK, menjadi faktor penting dalam menciptakan suasana pengajaran dan pembelajaran yang segar dan menyenangkan. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu dijalin kerjasama antar pengajar dan peserta didik dalam memainkan perannya masing – masing. Di satu sisi seorang pengajar hendaknya senantiasa mempersiapkan bahan – bahan pembelajaran berbasis TIK, termasuk soal – soal evaluasi didalamnya, berpengetahuan luas, dan berkeyakinan tinggi, serta berminat terhadap apa yang diajarkannya. Di sisi lain, peserta didik menunjukkan respon positif, pro aktif, dan berminat selama berlangsungnya proses belajar mengajar.
Kelas yang dikelola dengan sistematik akan menghasilkan suasana pengajaran dan pembelajaran yang menyenangkan hati dan mata yang memandang.
Akhirnya manajemen kelas berbasis TIK di sekolah perlu mulai dipikirkan dalam menghantarkan peserta didik mencapai kompetensi tertentu sebagaimana digariskan dalam kurikulum. Kesuksesan pelaksanaan proses belajar mengajar didukung oleh kemampuan pengajar dan manajemen sekolah secara bersama – sama dalam mengelola kelas berbasis TIK. 
  
BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Kehadiran Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat memperkaya proses pengajaran dan pembelajaran. Kehadiran TIK dapat merubah paradigma sistem pendidikan yang semula berbasis tradisional beralih menjadi sistem pendidikan yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.
Pengelolaan kelas yang teratur sangat penting dalam memastikan suasana pengajaran dan pembelajaran yang segar dan menyenangkan. Bukan hanya pelajar perlu memberi umpan balik yang positif, tetapi kehadiran seorang guru yang profesional yang bisa menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam pengajaran dan pembelajaran merupakan suatu hal yang sangat penting. 
B.       Saran
Seiring berkembangnya Teknologi Informasi dan Komunikasi maka  peranan guru sangat dibutuhkan demi keseimbangan penguasaan informasi yang akan disajikan kepada para siswanya. Kondisi guru yang sebagian besar masih belum optimal, maka sebaiknya guru harus memiliki kemampuan dalam mengelola pembelajaran berbasis teknologi dengan menciptakan situasi dan kondisi pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.


1 komentar: