Judul Makalah : Isu-isu Pembelajaran & Manajemen Kelas Berbasis TIK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi Informasi dan Komunikasi sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat
Indonesia. Kini siswa telah mengenal mata pelajaran yang berhubungan dengan teknologi informasi dan
komunikasi, sehingga diharapkan para siswa setidaknya sudah tidak asing dalam
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, dan tidak kalah pentingnya
adalah guru harus mampu memanfaatkan TIK dalam proses
pembelajaran.
Guru merupakan salah satu bagian terpenting
dalam proses pembelajaran Guru yang profesional ialah mempunyai berbagai
keahlian dan pengetahuan dalam menjalankan proses pengajaran dan pembelajaran
yang efektif yang diwujudkan dalam setiap tingkah lakunya. Semua itu tercapai
apabila guru dapat mengelola kelas dengan baik. Melalui kehadiran Teknologi
Informasi dan Komunikasi dapat memperkaya proses pengajaran dan pembelajaran.
Kehadiran TIK dapat merubah paradigma sistem pendidikan yang semula berbasis
tradisional beralih menjadi sistem pendidikan yang tidak dibatasi oleh ruang
dan waktu.
Kenyataannya kini masih banyak guru yang masih gagap dalam pemakaian teknologi dalam mengakses
informasi dan pemanfaatannya dalam proses pembelajaran.
Peranan guru sangat dibutuhkan demi
keseimbangan penguasaan informasi yang akan disajikan kepada siswanya. Kondisi
guru yang sebagian besar masih belum optimal, bahkan masih banyak yang belum
dapat memanfaatkan kemajuan TIK, kondisi ini perlu dicari solusi yang terbaik sehingga guru dapat menciptakan situasi dan
kondisi pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana isu – isu
pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi?
2.
Bagaimana manajemen
kelas berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi. Selain itu juga bertujuan agar dapat memahami secara
mendalam mengenai:
1.
Isu – isu
pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.
2.
Manajemen kelas
berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.
D. Metode Penulisan
Dalam makalah ini penyusun menggunakan metode kepustakaan yaitu membaca hal
– hal yang berkaitan dengan materi dari beberapa sumber baik buku maupun
internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Isu – isu Pembelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Pembelajaran berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam dunia pendidikan keberadaannya tidak dapat
dipisahkan dengan tuntutan pembelajaran abad ke 21. Dalam perspektif pendidikan
global, TIK merupakan soko guru penopang efektifnya penyelenggaraan pendidikan.
TIK dalam
praktiknya terus berkembang di semua negara termasuk Indonesia. Beberapa aspek
penting yang dapat dijadikan pertimbangan dalam mengembangkannya didasarkan
pada nilai praktis, nilai ekonomi dan kemudahan dalam pembelajaran. Tata nilai
itu di anut agar suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif, efektif dan
produktif yang mampu menumbuhkan suasana akademik dalam belajar siswa. Nilai
praktis dalam prinsipnya dapat dimaknai sebagai model pembelajaran berbantuan
TIK yang bahan – bahan / materi pelajaran dan perangkat pendukung lainnya mudah
di akses tanpa batas ruang dan waktu oleh siswa. Nilai ekonomi dimaksudkan
untuk memberikan peluang dalam proses pembelajaran yang dapat dilaksanakan
secara murah dan mudah.
Dalam
rangka khusus mengejar ketertinggalan bagi guru dalam menerapkan pembelajaran
berbasis teknologi perlu dicermati secara serius tentang beberapa isu penting
dalam mengembangkan profesionalitas guru. Isu – isu itu menyangkut :
a.
Penelitian TIK
dalam pendidikan.
Di era digital pengaruh dan peran TIK dalam pendidikan
sangat dominan. Pro dan kontra selalu ada dalam perkembangannya. Sebagian
kelompok, setuju atas kehadiran TIK dalam pendidikan kita, karena TIK memberi
pengaruh yang positif terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran.
Bahkan, diyakini pula bahwa TIK merupakan alat pendukung pembelajaran dan
sekaligus sebagai sumber belajar yang dapat diintegrasikan dalam proses
pembelajaran. Berbagai model rancangan pembelajaran telah dikembangkan
sekaligus model – model pembelajarannya (Sutrisno, 2011).
Telah dipublikasikan berbagai rancangan pembelajaran
mulai dari rancangan yang disusun secara sederhana hingga bentuk rancangan yang
sangat komplek. Berbagai model itu sejatinya memberi pilihan bagi para pengguna
dalam berbagai disiplin ilmu. Penyesuaian – penyesuaian antara materi
pelajaran, pedagogi dan teknologi yang tersedia sangat diperlukan bagi guru.
Dalam praktiknya, guru lebih memilih model yang paling deserhana. Hal ini
dilakukan didasarkan pada ketersediaan TIK di sekolah. Faktanya, eksplorasi guru
dalam memilih model pembelajaran masih sangat terbatas akibat minimnya
pengetahuan dan pemahaman model pembelajaran berbasis TIK. Tentunya, cukup
beralasan bagi guru karena TIK hadir dalam pembelajaran membuat lebih komplek
dalam menyusun rancangan dan melaksanakan dalam pembelajarannya.
Misra et al (2006-2012) “sebagai penggagas integrasi
teknologi, pedagogi dan materi pelajaran memberi petunjuk dalam menyusun,
melaksanakan dan mengevaluasi dalam pembelajaran. Implikasinya, guru dalam
merancang, menyusun dan melaksanakan pembelajaran di sekolah harus berubah”.
“Guru harus lebih inovatif dan produktif dalam
melaksanakan tugasnya. Guru tidak boleh gagap teknologi serta sanggup
mengkomunikasikan teknologi secara utuh dalam keseharian. Pilihan – pilihan
teknologi tersedia yang dapat di akses bagi guru tersedia cukup beragam.
Intinya, kesemua itu dapat dijadikan upaya untuk meningkatkan aktivitas dan
kreativitas pembelajaran” (Hugheset al,2008:24). Sejalan dengan itulah,
berbagai model pembelajaran dewasa ini terkait
dengan TIK berkembang sangat pesat.
Namun
masih ada sebagian pendapat bahwa kehadiran TIK membawa daampak negative
terhadap dunia pendidikan secara keseluruhan, pertama TIK mempengaruhi
perubahan pola piker siswa dan cara belajarnya, guru dan sekolah. Kedua, adanya
peningkatan pembiayaan yang cukup besar dalam penyelengaraan pendidikan.
Berbagai
fokus penelitian
pendidikan berbasis TIK dalam meningkatkan proses pembelajaran yang berkembang
serta hubungannya dengan kedua hal itu.
1. Berbagai
metode dan teknik yang digunakan untuk mengukur dampak TIK dalam pendidikan
secara keseluruhan dan prospeknya di masa mendatang
2. Berbagai
telaah/kajian yang dapat menunjukkan kekuatan dan kelemahan dengan menggunakan
metode, desain dan pendekatan yang berbeda-beda dalam pembelajaran berbasis
TIK.
3. Berbagai
dampak TIK terhadap siswa dalam belajar serta berbagai model dalam
pengukurannya terkait dengan alat, teknik, metoda untuk menemukan model baru
dalam pembelajaran
4. Berbagai
diskusi yang berhubungan dengan kekuatan dan kelemahan serta meta-analisis yang
digunakan pembelajaran berbasis TIK.
5. Aneka
diskusi yang berkaitan dengan penggunaan software dna hardware yang dibutuhkan
dalam pembelajaran dalam kaitan efektivitas dan nilai praktis dari alat bantu
berbasis TIK
6. Dalam
konteks yang lebih luas, kehadiran TIK membawa era baru serta cara pandang baru
dalam memaknai reposisi proses pendidikan.
b.
Reposisi
pembelajaran
Keterkaitan
TIK dalam pembelajaran yang semula hanya sebagai alat bantu bertambah perannya
sebagai sumber belajar. Pembuktiannya cukup sederhana. Melalui internet akses
siswa dengan mudah memperoleh informasi dengan cepat sesuai dengan yang
dibutuhkan.
Menurut
Hinostroza J.E.et
al (2008:56) yang berjudul Traditional and Emerging ICT Applicationss
for Learning, mencatat tiga hal kecenderungan pembelajaran berbasis TIK,. “Pertama, memberi peluang perluasan
kesempatan belajar secara fleksibel (dimana saja dan kapan saja) secara mudah,
kedua, guru dapat mengembangkan kreativitasnya dalam menyusun scenario
pembelajaran dan ketiga, TIK dapat meningkatkan proses pembelajaran bagi guru
dan siswa”.
Kesiapan
guru dalam merespon tuntutan dan peran TIK secara terintegrasi dalam
pembelajaran. Semua itu, intinya adalah meningkatkan aktivitas pembelajaran
siswa. Cita-cita siswa yang cerdas dan berdaya saing, guru yang kreatif,
inovatif dan reflektif didukung oleh integrasi TIK merupakan pola baru dalam
pembelajaran.
c. Tuntutan
Model Pembelajaran Abad-21
Dalam
perspektif sejarah, tuntutan pembelajaran abad-21 dikembangkan di Amerika
(2007), yang didukung oleh Negara-negara maju lainnya termasuk Australia.
Rumusan dari tema yang diangkat adalah hasil dari siswa memiliki
keterampilan-keterampilan secara memadai sesuai dengan dinamika perkembangan
globalisasi secara dinamis. Pendekatan pembelajaran abad-21 difokuskan pada:
pertama, cara berpikir siswa dan cara memecahkan masalah yang ada serta cara
pengambilan keputusan yang tepat. Kedua, cara kerja yang dikembangkan siswa
adalah memiliki kemampuan berkomunikasi dan bekerja secara berkolaborasi.
Arah
pembelajaran abad-21 adalah fundamental knowledge (materi pelajaran, TIK,
pengetahuan antar bidang), meta knowledge (memecahkan masalah / berpikir
kritis, berkomunikasi berkolaborasi, kreatif), humanistic knowledge
(keterampilan bekerja, kearifan berbudaya, peduli etika dan moral)
Hubungan
pengetahuan keterampilan dan pengetahuan tahapan :
Pengetahuan
yang berkaitan dengan keterampilan
|
Pengetahuan
yang terkait dengan tahapan
|
Akses,
menyusun pengetahuan
|
Strategi
perencanaan dan prosedurnya
|
Interpretasi,
analisis, mengevaluasi
|
Memilih
TIK yang sesuai
|
Berkolaborasi
|
Mengorganisasikan
pengetahuan
|
Pemecahan
masalah yang kompleks
|
Menganalisis
dan sintesis
|
Berkomunikasi
|
Mendisiminasikan
|
Nilai
hasil belajar
|
|
Memilih
alat bantu yang sesuai
|
|
d. Pengembangan profesionalitas guru dalam merespon pembelajaran abad – 21.
Menurut
American Association Colleges of Teacher Education (AACTE, 2010) bahwa tuntutan
guru abad-21 adalah penguasaan kompetensi yang dapat memfasilitasi belajar
siswa sesuai dengan hasil belajar yang telah dipersyaratkan, untuk itu guru
hendaknya :
1. Sukses
nmenggabungkan antara teknologi dengan pedagogi dan materi pembelajaran
2. Menggabungkan
pembelajran sesuai yang ditetapkan dalam kurikulum dengan tuntutan abad-21
3. Adanya
keseimbangan strategi pembelajaran dengan metode pembelajaran
4. Penguasaan
berbagai model asesmen untuk mengetahui performance siswa yang tidak hanya
sebatas penguasaan test formatif, fortofolio siswa, sumatif dan test akhir
5. Bertindak
sebagai mentor dan bertukar pikiran dengan teman sejawat
Untuk merespon tuntutan itu, diperlukan
program pendukungnya, yakni standarisasi, asesmen, pengembangan kurikulum dan
pembelajaran, pengembangan profesionalitas serta penyediaan iklim belajar
secara kondusif bagi guru.
e.
Integrasi TIK dalam
pembelajaran.
Pada
tanggal 10 maret 2011 yang lalu telah diadakan Simposium akbar tentang
technology, pedagogy, content knowledge (TPACK) di amerika. Berbagai pakar
pendidikan, psikolog, ahli bidang studi dan teknologi pendidikan mendiskusikan
perjalanan integrasi TIK dalam pembelajaran.
Dengan
dipelajari TPACK secara menyeluruh maaka akan terbangun secara kritis dari
berbagai teknik pengukuran TPACK. Tahapan penerapan TPACK bagi guru adalah
sebagai berikut :
Aspek
|
Tahap-1
|
Tahap-2
|
Tahap-3
|
Tahap-4
|
Tahap-5
|
Pengumpulan
data
|
Survey
sebelum dan sesudah diteraapkan TPACK
|
Observasi
kelas, interview dna praktikum
|
Survey
TPACK
|
Observasi
dan interview siswa belajar
|
Survey
TPACK
|
Program
pendidikan guru
|
Kebutuhan
(pembekalan) TIK
|
Tatalaksana
TIK
|
Melengkapi
pemahaman TIK
|
Kebutuhan
TIK dalam pembelajran
|
Melengkapi
fasilitas siswa belajar
|
Beberapa
prinsip penting yang diberikan kepada guru adalah untuk berinovasi serta
pemberian insentif bagi guru yang melakukan inovasi dalam pendidikan. Terdapat
pula tiga agenda penting yang telah dikembangkan di OECD. Pertama, terkait
dengan kompetisi konsep teknologi yang didasarkan pada sekolah. Kedua,
manajemen sekolah yang dinamis didasarkan pada inovasi teknologi dan ketiga
adalah kebijakan dalam berinovasi terkait dalam inovasi pendidikan.
B.
Manajemen Kelas Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi
1.
Definisi
Konsep Pengelolaan Kelas
Menurut Bennette,
Neville & McNamara,1979 dalam buku DR. Munir,
M.IT:117) Secara
umum, kelas adalah ruang yang disekat dengan dinding dan berpintu dalam sebuah
sekolah atau institusi dimana sekelompok peserta didik mengikuti proses belajar
mengajar dilaksanakan, namun juga didalamnya terdapat peserta didik, pengajar,
dan interaksi antara peserta didik dan pengajar.
Filosofi
mengelola interaksi di dalam kelas merupakan suatu proses pengembangan
pengajaran. Dalam hal ini melibatkan perolehan ilmu dan kemahiran – kemahiran
yang menghasilkan pemahaman dimana seorang individu bisa mengubah tingkah
lakunya.
Byrne
(1977:82) merumuskan masalah tersebut sebagai “proses pembangunan jiwa
peserta didik (tingkah laku), baik pembangunan pemikirannya (ilmu dan
kemahiran) maupun pembangunan jasadnya (fisikal dan kemahiran manipulasi)”.
Oldcorn
(1988:59) menyatakan bahwa “pengelolaan
dimaksudkan untuk menjadikan sesuatu itu berjalan lancar sehingga dapat
berfungsi secara efisien dan efektif. Pengelolaan pengajaran di tingkat sekolah
didefinisikan sebagai suatu proses yang memberi kesempatan kepada beberapa
unsur – unsur di dalamnya untuk bekerja sama, menggunakan sumber yang ada dalam
mencapai tujuan meningkatkan mutu pengajaran dan pembelajaran di sekolah”
(Cambell, Bridges, Nystrade, 1977).
Lamlech
(1979:79) mendefinisikan
pengelolaan kelas dengan ‘orchestration
of classroom life: planning curriculum, organizing procedures and res,
arranging the environment to maximize efficiency, monitoring student progress
and anticipating potential problems’.Dari ketiga sumber tersebut, nampak
bahwa kemahiran pengajar dalam mengelola kelas secara efisien dan efektif akan
mewujudkan pengajaran dan pembelajaran yang efisien dan efektif pula.
Konsep
kelas sebagaimana dijelaskan diatas merupakan konsep kelas yang bersifat
tradisional yang dibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan berkembangnya TIK yang
dapat menghantarkan dunia maya menjadi nyata berada di hadapan kita membuat
pengertian kelas menjadi tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan hanya
termenung di depan komputer pada tempat yang sepi nan sempit, namun dalam
kesepian dan kesempitan tersebut kita dapat membuka cakrawala dunia yang sangat
luas (a universe exists behind the
computer screen). Dunia tidak dibatasi lagi oleh ruang dan waktu. Dari
kejauhan beribu – ribu kilometer jaraknya kita bisa mengungkapkan perkataan,
menyampaikan senyuman dan dapat menyalurkan sentuhan lewat tombol – tombol yang
ada dalam komputer (we can chat without
speaking, smile without grinning; hug without touching).
Pembelajaran
berbasis TIK dapat dilakukan secara klasikal atau berkelompok. Pembelajaran
secara klasikal ditujukan untuk semua peserta didik yang ada di kelas dengan
mendapatkan materi dan waktu pembelajaran yang sama. Materi pembelajarannya
berkaitan dengan materi yang bersifat teoritis yang meliputi, aspek
pengetahuan, konsep, atau prinsip. Sedangkan pembelajaran secara kelompok
diberikan kepada peserta didik yang di bagi dalam beberapa kelompok belajar.
Masing – masing kelompok mendapatkan materi pelajaran yang berbeda. Materi pelajaran ini
bersifat praktek.
2.
Peranan Pengajar dan Komputer di dalam Kelas
“Tujuan utama pengelolaan kelas adalah untuk menghasilkan
suasana belajar mengajar dalam kelas secara efektif. Dengan demikian, seorang
pengajar perlu memainkan peranannya dengan cantik dalam mencapai tujuan
tersebut. Peran seorang pengajar meliputi peran sebagai penyampai ilmu, sumber
acuan sumber nilai dan sikap peserta didik. Sebagai pelaksana pembelajaran dan
sebagai seorang yang memberi motivasi dan mendisiplinkan peserta didik” (Bauer,
Spona, 1991).
Kriteria seorang pengajar profesional, baik pada pengajaran tradisional
maupun pengajaran berbasis TIK, meliputi :
1. Berpengetahuan, berketerampilan dan bersikap profesional di bidangnya.
2. Memiliki komitmen terhadap tugas, bertanggung jawab, berdisiplin dan
produktif.
3. Memiliki sikap saling hormat menghormati, sayang menyayangi dan memberi
perhatian penuh kepada peserta didik.
4. Mempunyai nilai moral dan prinsip kemanusiaan yang tinggi dalam semua
tindakan.
5. Memiliki sikap inovatif, kreatif dan selalu menambah ilmu dan pengetahuan.
6. Menjadi “role model” bagi peserta
didiknya.
7. Menghargai alam sekitar dan memahami pembangunan serta aplikasi sains dan
teknologi dalam kehidupan modern.
“Adapun peran yang dimainkan oleh komputer dalam kelas
tergantung kepada tujuan pengajaran dan pembelajaran itu sendiri. Langkah –
langkah berikut berguna untuk memastikan bahwa komputer memainkan peranan yang
terbaik sebagai alat bantu mengajar untuk meningkatkan mutu pengajaran dan
pembelajaran” (Bramble et al. 1985), yaitu:
1. Menentukan sasaran dan tujuan pengajaran dan pembelajaran.
2. Membuat isi pengajaran dan menentukan dimana serta bagaimana komputer bisa
digunakan secara efektif di dalamnya.
3. Memberikan penilaian terhadap metodologi yang ada (secara konvensional)
untuk menentukan dimana komputer bisa digunakan untuk meningkatkan pencapaian
sasaran dan tujuan pengajaran dan pembelajaran.
4. Memberikan penilaian terhadap metodologi yang ada (secara konvensional)
untuk menentukan bagaimana kekurangan dalam metodologi yang diharapkan dapat
diperbaiki untuk memaksimalkan penggunaan komputer secara lebih efektif.
5. Merancang proses pengajaran dan pemblajaran serta operasionalnya sesuai
hasil kajian yang diperoleh dari keempat langkah – langkah sebelumnya.
3.
Meningkatkan
Kemampuan Pengajar dan Peserta Didik
Kemampuan
pengajar dalam menggunakan media berbasis TIK merupakan suatu hal yang mutlak
dimiliki seorang pengajar. Meskipun kebanyakan perangkat lunak yang disediakan
untuk kebutuhan pengajaran, seperti multimedia, e-learning dan telekonferen
memiliki cirri mudah digunakan (user
friendly) tetapi tetap saja pelatihan terhadap pengajar dan peserta didik
dalam menggunakan perangkat lunak ataupun perangkat keras harus diberikan
karena akan menentukan tingkat efisiensi dan efektifitas proses belajar
mengajar.
Bramble et. al.
(1885) “mengemukakan kemampuan yang harus dimiliki
oleh pengajar dalam hal ini meliputi:
1. Pengoperasian
dan pemeliharaan perangkat keras.
2. Pengetahuan
tentang pemilihan perangkat lunak yang sesuai untuk pengajaran.
3. Integrasi
pengajaran dan pembelajaran melalui computer dalam kurikulum.
4. Teknik-teknik
pengajaran menggunakan komputer.
5. Pengetahuan
tentang fungsi bantuan pengajaran (instructional
support functions) yang disediakan oleh suatu komputer.
6. Kepekaan
terhadap teknologi terkini.
Adapun kemampuan
yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam pembelajaran berbasis TIK
meliputi:
1. Pengetahuan
dalam mengoperasikan perangkat keras.
2. Kemampuan
dalam mengoperasikan perangkat lunak yang digunakan.
3. Pemahaman
tentang pengoperasian dan peraturan-peraturan keamanan dalam penggunaan
perangkat keras dan lunak.
4. Pengetahuan
tentang tindakan yang perlu dilakukan apabila masalah-masalah yang terjadi
kemudian bermunculan.
4.
Faktor
Pendukung Pengelolaan Kelas
Keberhasilan proses
belajar mengajar berbasis TIK perlu di dukung oleh persiapan yang sistematis
dan matang. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam hal ini, meliputi:
1. Teknik
Pemantauan.
Pemantauan terhadap
aktivitas-aktivitas dan pencapaian hasil pembelajaran penting dalam proses
belajar mengajar berbasis TIK. Dalam hal ini, pengajar lebih berfungsi sebagai pengelola,
pembimbing penyelesaian masalah dan motivator (Geisert, Futrell, 1989).
2. Penyimpanan
Rekod (Record Keeping).
Penyimpanan rekod bisa
dilakukan secara automasi atau manual. Cara apapun yang digunakan perlu
diperhatikan aspek keakuratan dari pengelolaan hasil belajar peserta didik.
3. Perangkat
lunak bahan pengajaran.
Faktor yang berhubungan
dengan masalah perangkat lunak diantaranya adalah: kemudahan pemerolehan (availability) bahan pelajaran,
prosedur/manual yang digunakan dan bantuan teknikal yang diperlukan.
4. Teknik
pengelolaan pengajaran kelompok dan individu.
Penggunaan strategi
pengajaran yang mencakup penggunaan metoda, pendekatan atau model pengajaran
dalam proses belajar mengajar berbasis TIK sama seperti pengajaran pada umumnya
disesuaikan dengan kondisi setiap kelas. Tidak ada format khusus dalam
mengelola pengajaran kelompok maupun individual.
5. Lokasi
penempatan teknologi informasi di sekolah.
Lokasi penempatan
teknologi informasi di sekolah, yaitu di laboraturium komputer, kelas atau di
pusat media.
Pengelolaan kelas yang
teratur akan mewujudkan suasana pengajaran dan pembelajaran yang segar dan
menyenangkan. Untuk mencapai hal tersebut, bukan hanya peserta didik yang perlu
memberi umpan balik yang positif, tetapi kehadiran seorang pengajar yang berwibawa
dan professional juga memainkan peranan yang sangat penting. Pengelolaan kelas
berbasis TIK sangat memperhatikan hal tersebut. Dalam hal ini, pengajar mesti
senantiasa menyiapkan bahan pengajarannya lengkap dan soal-soal, latihan dan
studi kasus yang terkait dan memiliki kemampuan dan pengetahuan yang luas
terhadap apa yang akan diajarnya. Seorang pengajar juga mesti menunjukkan
disiplin diri dan berminat terhadap bahan yang diajarkannya. Kelas yang
dikelola dengan teratur dan sistematis akan menghasilkan suasana pengajaran dan
pembelajaran yang menyenangkan baik bagi peserta didik maupun pengajar.
5.
Manajemen
Kelas Berbasis Komputer
1. Kebutuhan
Latihan
Kemahiran
pengajar dan peserta didik menggunakan software multimedia merupakan faktor penting dalam menentukan
keberkesanannya dalam proses belajar mengajar.
a. Kebutuhan
Latihan untuk Pengajar
Ada enam kemahiran yang
diperlukan seorang pengajar dalam menggunakan multimedia (Bramble, 1885).
1) Operasi
dan penjagaan hardware
a) Seorang
pengajar perlu mengertahui cara mengoperasikan computer yang digunakan dalam
kelas, termasuk pengetahuan komponen-komponen penting dalam sebuah computer
serta fungsi-fungsinya.
b) Seorang
pengajar perlu memiliki pengetahuan tentang troubleshooting dan mampu membuat
minor repair
2) Pengetahuan
tentang pemilihan software pengajaran
Setiap hari
semakin banyak software pengajaran yang dikeluarkan di pasaran. Namun tidak
semua software tersebut diperlukan. Pengetahuan tentang pemilihan software yang
sesuai dan mendukung pengajaran dan pembelajaran diperlukan bagi seorang
pengajar.
3) Integrasi
pengajaran dan pembelajaran berbasis TIK dalam kurikulum
Pengajaran atau
pembelajaran berbasis TIK memerlukan banyak option pengajaran seperti
pengaturan, penyelesaian masalah, tutorial dan lain-lain. Seorang pengajar
perlu mengetahui bagaimana meletakan option tersebut dalam sesi pengajaran dan
pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang digunakan sebagai acuan.
4) Teknik-teknik
pengajaran menggunakan komputer
a) Seorang
pengajar perlu mengetahui cara mengendalikan proses belajar mengajar
menggunakan komputer dan software pendukung
b) Seorang
pengajar perlu memahami bahwa ada sedikit perbedaan dalam peranannya di dalam
kelas berbasis TIK dibandingkan dengan kelas konvensional. Dalam kelas yang
menggunakan computer, pengajar lebih berperan dalam pengelolaan, supporting
agent dan membantu (facilitate) peserta didik selama computer digunakan
c) Seorang
pengajar perlu senantiasa memantau aktivitas peserat didik untuk memastikan
bahwa semua aktivitas berjalan sesuai dengan perencanaan pembelajaran sehingga
tujuan pengajaran dan pembelajaran tercapai
d) Seorang
pengajar perlu membantu peserta didik selama proses belajar mengajar
berlangsung
e) Seorang
pengajar perlu mengetahui bagaimana computer dapat membantunya dalam pengajaran
di dalam kelas. Sebagai contoh, pengajar perlu menghasilkan alat bantu mengajar
sendiri dengan menggunakan software computer, menggunakan kemudahan word
processing dan lainnya.
5) Peka
terhadap teknologi terkini
Seorang pengajar
harus peka terhadap perkembangan teknologi terkini dan produk-produk
b. Kebutuhan
Latihan untuk Peserta Didik
Kemahiran
diperlukan dari peserta didik dalam menggunakan computer dan software akan
menentukan keefektifan suatu paket multimedia yang digunakan
1) Pengetahuan
tentang computer dan bagaimana mengoperasikannya
a) Peserta
didik hanya perlu mengetahui serba sedikit tentang komponen dan fungsinya.
b) Mereka
juga perlu mengetahui cara berkomunikasi dengan computer dengan menggunakan
keyboard dan bagaimana computer berkomunikasi dengan mereka dengan menggunakan
teks dan grafik pada skrin monitor.
2) Kemampuan
mengoperasikan software yang digunakan
Kebanyakan
software yang ada di pasaran merupakan software yang mudah digunakan (user
friendly), termasuk software multimedia in education (ME). Namun demikian,
dalam keadaan tertentu penjelasan pengajar diperlukan agar peserta didik
mengetahui tujuan pembelajarannya.
3) Pemahaman
tentang operasi dan peraturan keselamatan
Peserta didik
memerlukan latihan penggunaan computer yang aman dan selamat. Walaupun sebuah
computer dirancang lengkap dengan peraturan keselamatan, namun kadangkala
hal-hal yang tidak diinginkan bias terjadi
4) Pengetahuan
tentang hal-hal yang perlu dilakukan apabila timbul masalah
Selama
menggunakan computer, masalah-masalah seperti gangguan listrik dan kerusakan
software atau hardware terkadang muncul. Dalam hal ini peserta didik perlu
mengetahui apa yang perlu dilakukan jika hal-hal di atas berlaku.
Keberhasilan pelaksanaan proses
belajar mengajar berbasis TIK memerlukan persiapan yang rapi.
Beberapa faktor
yang perlu diperhatikan,
yaitu:
a.
Teknik Pemantauan
“Pemantauan aktivitas dan pencapaian
pembelajaran merupakan hal yang penting dalam proses belajar mengajar berbasis
TIK”
(Geisert, F., 1989). “Tujuan pengajaran dan pembelajaran perlu dicapai disetiap
waktu. Dalam proses belajar mengajar berbasis TIK, computer memikul separuh
dari tanggungjawab mengajar melalui programnya yang lebih tertumpu kepada
aktivitas individu dan kelompok kecil” (Bramble et. Al., 1985).
Dalam ha lini, pengajar lebih
berfungsi sebagai motivator dan penyemangat. Namun demikian, seorang pengajar
juga harus mampu mengendalikan peserta didik dalam kelompok besar. Seorang
pengajar perlu memiliki kearifan tentang aplikasi dan fungsi sertaisi program software, multimedia, buku teks dan
lembar kerja peserta didiknya.
“Sebelum pengajaran dimulai
disarankan agar seorang pengajar mencoba terlebih dahulu dan memahirkan diri
dalam menggunakan program software multimedia
agar wujud keyakinan diri selama proses belaja rmengajar berlangsung. Setiap
tujuan pengajaran dan pembelajaran memrlukan pendekatan yang sesuai. Computer
digunakan secara individu seperti untuk keperluan drill and practice, tutorial, simulasi, permainan dan penyelesaian
masalah, teknik pemantauannya lebih kurangsama” (Cangelosi, 1993).
Pengajar perlu memastikan aktivitas
tertentu yang dijalankan pada waktu dan urutan yang benar. Peserta didik yang
telah mahir padat opik sebelumnya beralih ke topik
berikutnya.
b.
Penyimpanan Rekod (Recod Keeping)
Dalam pengajaran dan pembelajaran
berbasis TIK penyimpanan rekod dapat dijalankan secara automasi atau manual.
Penggunaan lebih cenderung membuat penyimpanan rekod dengan menggunakan software khusus yang dapat diperoleh di
pasaran atau menggunakan paket software komputer
yang telah di ‘built-in’, di dalam
computer. Dengan demikian tujuan pengelolaan penyimpanan rekod tercapai peserta
didik. Bagaimanapun cara yang digunakan, hal terpenting ialah menyimpan rekod
hasil belajar peserta didik dengan teratur dan sistematis. Hal ini penting
dalam suatu proses belajar mengajar.
c.
Software dan Bahan Pengajaran
Berikut ialah factor-faktor yang
perlu diperhatikan dalam mengelola software
dan bahan-bahan pengajaran menggunakan komputer:
1) Kemudahan
Memperoleh (availability)
Pastikan software dan bahan pelajaran mudah diperoleh,
pengajar-pengaja rperlulah:
a) Simpan
semua software, manual dan bahan lainnya
yang berkaitan secara sistematik.
b) Wujudkan
sistem penyimpanan stok.
c) Desain
tempat penyimpanan agar semua bahan mudah diperoleh kembali.
2) Peraturan
Adanya aturan
dalam menggunakan computer dan software akan
menjadikan pengelolaan kelas lebih mudah. Peserta didik perlu diberi penjelasan
terperinci tentang peraturan tersebut. Peraturan pengaduan kerusakan software juga diperlukan.
3) Bimbingan
dan bantuan teknis
Pastikan peserta didik mendapat
pengajaran yang baik karena dibimbing oleh seorang yang arif tentang pengajaran
dan pembelajaran berbasis TIK. Bimbingan dan bantuan teknis tersebut melalui:
a) Mengatur
bimbingan yang rapi agar semua proses belajar mengajar dapat diikuti peserta didik
dan segala kesalahan dapat diperbaiki.
b) Diperlukan
bantuan seorang yang betul-betul arif tentang aplikasi pembelajaran agar dapat membantu
peserta didik sekiranya ada masalah.
3.
Teknik Pengelolaan Pengajaran secara Berkelompok dan Individu
Penyusunan proses belajar mengajar
disesuaikan dengan besarnya kelas, apakah kelas kecil ataukah kelas besar.
Demikian pula dengan cara pengelolaan kelas dan penggunaan komputer. Sebagai
contoh, satu paket latihan pendek dapat dijalankan bergantian dengan pengajaran
biasa atau seluruh topik dapat dijalankan dengan menggunakan satu paket software. Seorang pengajar memiliki
acuan tersendiri dalam mengendalikan pengajarannya, sampai saatini belum ada
acuan baku yang bisa dirujuk oleh setiap pengajar. Ukuran suatu unit pengajaran
(apakah individu, kelompok kecil, kelompok besar atau seluruh kelas) ditentukan
oleh factor-faktor seperti tujuan pengajaran dan pembelajaran, strategi
pengajaran dan sarana fisik yang sangat menunjang.
Dalam mengelola pengajaran berbasis
TIK, beberapa factor yang perlu diperhatikan (Geisert, Futrell, 1990),
meliputi::
a.
Ambil langkah-langkah tertentu untuk menghindari kebosanan
di kalangan peserta didik.
b.
Pastikan peserta didik menggunakan waktu belajar dengan
cukup dan tertarik untuk belajar.
c.
Bantu peserta didik mengatasi masalah dalam mengikuti pembelajaran
menggunakan software yang disediakan.
d.
Tunjukan keperluan topik yang sedang dipelajari dan
keterkaitannya dengan topic-topik lain.
e.
Lakukan pemantauan secara umum dan khusus untuk melihat
pencapaian peserta didik.
f.
Beri motivasi dan beri semangat kepada peserta didik selama
proses pembelajaran.
g.
Pastikan setiap murid berpeluang menggunakan computer dan software-software yang berkaitan.
h.
Pastikan langkah-langkah disiplin diambil dalam aktivitas
kelompok dan pastikan setiap kelompok melakukan tugas sesuai prosedur yang
ditetapkan agar mendapat hasil pembelajaran yang menarik.
1)
Teknik
Pengelolaan Pengajaran Secara Individu
Dalam pengelolaan pengajaran secara individu perlu
diperhatikan teknik-teknik sebagai berikut:
a)
Definisikan dan buat tempat
penyimpanan untuk program-program pengajaran peserta didik.
b)
Tentukan jadwal harian dan mingguan
untuk setiap aktivitas dan penyempurnaan program tersebut.
c)
Gunakan suatu cara untuk memantau
kemajuan dan pencapaian seorang murid dan berinteraksi dengan murid tersebut.
d) Siapkan
bantuan dan petunjuk untuk memastikan murid memahami semua aspek dalam
pembelajaran yang sedang diikutinya.
e)
Buat pemantauan bagi satu atau
materi pertama dengan terperinci.
f)
Buat pemantuan tentang rekod
kemajuan dan pencapaian serta periksa secara teratur kemajuan selama proses
belajar mengajar. Berikan bantuan yang sewajarnya selama atau setelah proses
tersebut.
g)
Senantiasa beri semangat dan pujian
kepada pencapaian yang dihasilkan. Terangkan sebab-sebab penting pengajaran itu
penting dan bagaimana keterkaitannya dengan program pengajran-pengajaran lain.
Cobalah dengan sedaya upaya untuk menjadikan kegiatan pembelajaran itu menjadi
menyenangkan.
h)
Teliti pencapaian secara keseluruhan
secara berkala. Beri tambahan waktu jika diperlukan bahkan diberi kesempatan
juga untuk menambahkan atau mengurangi program dan jadwal agar lebih sesuai.
i)
Jadikan kegiatan pengajaran dan
pembelajraan menjadi sesuatu yang menyenangkan pada setiap waktu. Pastikan
bahan-bahan dan alat-alat tersedia apabila diperlukan. Pastikan juga
peluang-peluang berinteraksi dan peluang pembelajaran secara terpisah
disediakan apabila diperlukan serta kemudahan sarana pendukung yang memuaskan.
j)
Beri peserta didik penghargaan yang
sewajarnya setiap kali menyelesaikan pembelajaran.
k)
Sebelum kegiatan berakhir buat
rancangan untuk menyampaikan pada langkah berikutnya. Cobalah atur kembali
kalau perlu lakukan perubahan pada segmen tertentu untuk kemudahan peserta
didik dalam memahaminya.
Hasil kajian Boyd (1983:35) membuktikan bahwa dengan menggunakan teknik-teknik yang
dipaparkan di atas dapat memberikan hasil yang efektif dalam pengelolaan
pengajaran berbasis TIK mengguanakan computer dan software tertentu. Para
pengajar dapat mengkaji teknik-teknik tersebut dan menyesuaikannya dengan
menggunakan alat bantu mengajar yang lain. Analisi yang dibuat oleh Boyd
menunjukan bahwa teknik pengajran apapun dapat digunakan pada pengajran
berbasis TIK secara individu.
2.
Teknik Pengelolaan
Kelas Secara Berkelompok
Dalam pengelolaan kelas secara berkelompok perlu
memperhatikan teknik – teknik sebagai berikut :
a)
Kenali secara pasti
peserta didik yang dapat bekerja sama dan bantu mereka untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
b)
Terangkan hubungan
antara kegiatan yang dijalankan dengan topik yang sedang dipelajari.
c)
Berikan waktu yang
cukup untuk kerja kelompok. Beritahu peserta didik tentang alokasi waktu yang
diberikan.
d)
Berikan pengarahan
kepada setiap peserta didik dan pastikan setiap dari mereka mempunyai motivasi
diri untuk belajar.
e)
Buat pemantauan
tentang kemajuan dan pencapaian peserta didik secara individu dan kelompok.
f)
Tentukan software yang perlu digunakan dan
pastikan bahan – bahan itu tersedia.
g)
Senantiasa bersikap
tegas dalam mengendalikan pengajaran dan peserta didik. Pastikan setiap
kelompok untuk menepati tujuan pembelajaran dan jadwal yang ditetapkan.
Yakinkan pada setiap kelompok untuk melakukan kegiatan mandiri. Berikan
bimbingan, bantuan jika diperlukan dan tentukan ketua kelompok.
h)
Pastikan
keikutsertaan dari setiap anggota. Ubah sesuai keanggotaan kelompok untuk
menghindari terjadinya dominasi oleh seorang individu atau kelompok kecil.
i)
Sediakan tugas bagi
setiap kelompok. Simpan tugas – tugas ini dan pastikan semua peserta didik yang
bertanggung jawab akan tugas tersebut.
j)
Lakukan pembinaan
dalam menyelesaikan masalah – masalah yang berkaitan dengan fungsi kelompok.
Pelihara dan kaji rekod kemajuan dan pencapaian setiap kelompok. Berikan
komentar pada setiap kelompok dengan baik dan teratur.
k)
Sampaikan kebaikan
dan kelemahan dari peralatan dan software
yang digunakan serta senantiasa bersedia untuk melakukan upaya pendekatan
alternatif.
l)
Pastikan kegiatan
di setiap kelompok dapat dijalankan secara berkesinambungan dengan mengingatkan
setiap kelompok tentang tugas dan kegiatan yang telah diselesaikan serta
kegiatan yang akan dilakukan. Simpan apapun masalah yang dihadapi sebagai rujukan
dimasa mendatang.
m)
Senantiasa berusaha
meningkatkan minat peserta didik. Pastikan suasana pembelajaran menyenangkan
untuk pencapaian tujuan pembelajaran.
n)
Beri pujian
terhadap pencapaian yang baik yang berhasil ditunjukkan. Usahakan untuk
menjadikan semua kegiatan menyenangkan dan efektif.
Menurut
Bramble et.al. (1985:80), menyatakan bahwa “group
dynamics and principles off effective instruction are elements off effective
group management”. Dengan menggunakan teknik – teknik tersebut akan
menghasilkan pengelolaan kelas secara berkelompok yang berlangsung efektif dan
kondusif.
4.
Pengelolaan Sumber Belajar
Integrasi sumber belajar
di dalam suatu program belajar mengajar merupakan salah satu faktor penting
untuk memaksimalkan keefektifan penggunaan TIK. Program pengajaran dan
pembelajaran berbasis TIK perlu disesuaikan dengan program sekolah agar tujuan
kurikulum tercapai.
a.
Lokasi penempatan komputer di sekolah
Lokasi penempatan komputer di
sekolah merupakan faktor penting yang mendukung penggunaan komputer sesuai
kurikulum. Lokasi penempatan komputer di sekolah juga mempengaruhi kemudahan
dalam penggunaan komputer oleh masyarakat sekolah (bramble at. al, 1985).
Secara umum ada tiga alternatif dalam menentukan penempatan
lokasi komputer di sekolah, yaitu :
1). Laboratorium
Komputer
Laboratorium komputer diperlukan
untuk meletakkan perangkat komputer pada sekolah – sekolah dengan peserta didik
dalam skala besar. Di dalam laboratorium komputer juga dapat tersimpan software – software pembelajaran dan
perangkat TIK yang terkoneksi dengan komputer. Dengan demikian pembelajaran
individu maupun kelompok dapat berlangsung dalam waktu yang bersamaan.
2). Kelas
Sekolah dapat menempatkan komputer
di kelas untuk mendukung proses belajar mengajar berbasis TIK. Dengan demikian
peserta didik berkesempatan mengakses bahan atau informasi pembelajaran selama
di kelas. Tentunya kemudahan ini juga bergantung pada banyaknya komputer yang
ada dan waktu yang tersedia.
3). Pusat Media
(Pusat Sumber)
Sekolah dapat menempatkan
perangkat komputer di pusat media atau pusat sumber belajar untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat sekolah, termasuk didalamnya peserta didik, guru,
karyawan, dan kepala sekolah. Di pusat media masyarakat sekolah boleh membuat
peminjaman berbagai bahan dan alat sumber pengajaran termasuk software komputer. Salah satu cara untuk
mewujudkan pusat media inilah dengan mengumpulkan dan menempatkan semua
software dan peralatan yang ada di sekolah.
Dapat disimpulkan bahwa
pengelolaan sumber belajar dengan proses belajar mengajar berbasis TIK
bergantung kepada faktor – faktor seperti klasifikasi sekolah, kemudahan sarana
pendukung, ruang yang tersedia, bahan pengajaran, pengajar dan faktor keuangan.
Kelas yang dikelola
dengan baik, termasuk didalamnya yang menggunakan proses belajar mengajar
berbasis TIK, menjadi faktor penting dalam menciptakan suasana pengajaran dan
pembelajaran yang segar dan menyenangkan. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu
dijalin kerjasama antar pengajar dan peserta didik dalam memainkan perannya
masing – masing. Di satu sisi seorang pengajar hendaknya senantiasa
mempersiapkan bahan – bahan pembelajaran berbasis TIK, termasuk soal – soal
evaluasi didalamnya, berpengetahuan luas, dan berkeyakinan tinggi, serta
berminat terhadap apa yang diajarkannya. Di sisi lain, peserta didik
menunjukkan respon positif, pro aktif, dan berminat selama berlangsungnya proses
belajar mengajar.
Kelas yang dikelola
dengan sistematik akan menghasilkan suasana pengajaran dan pembelajaran yang
menyenangkan hati dan mata yang memandang.
Akhirnya manajemen kelas
berbasis TIK di sekolah perlu mulai dipikirkan dalam menghantarkan peserta
didik mencapai kompetensi tertentu sebagaimana digariskan dalam kurikulum.
Kesuksesan pelaksanaan proses belajar mengajar didukung oleh kemampuan pengajar
dan manajemen sekolah secara bersama – sama dalam mengelola kelas berbasis
TIK.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehadiran Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat
memperkaya proses pengajaran dan pembelajaran. Kehadiran TIK dapat merubah
paradigma sistem pendidikan yang semula berbasis tradisional beralih menjadi sistem
pendidikan yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.
Pengelolaan kelas yang
teratur sangat penting dalam memastikan suasana pengajaran dan pembelajaran
yang segar dan menyenangkan. Bukan hanya pelajar perlu memberi umpan balik yang
positif, tetapi kehadiran seorang guru yang profesional yang bisa menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi dalam pengajaran dan pembelajaran merupakan
suatu hal yang sangat penting.
B. Saran
Seiring berkembangnya
Teknologi Informasi dan Komunikasi maka
peranan guru sangat dibutuhkan demi keseimbangan
penguasaan informasi yang akan disajikan kepada para siswanya. Kondisi guru yang sebagian besar
masih belum optimal, maka sebaiknya
guru harus memiliki kemampuan dalam mengelola pembelajaran berbasis teknologi
dengan menciptakan situasi dan kondisi pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan.
Terimakasih teteeeh :)
BalasHapus