Home

Selasa, 01 November 2011

Bimbingan & Konseling


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Dalam sistem pendidikan Sekolah Dasar, layanan bimbingan masih menjadi tugas terpadu dari guru kelas. Saat ini jarang ada Sekolah Dasar yang memiliki petugas bimbingan yang khusus atau guru tersendiri yang menangani bimbingan konseling. Maka tugas program bimbingan konseling merupakan tugas untuk guru kelas, yang sekaligus menjadi tenaga pengajar dalam proses pembelajaran. Dengan keadaan yang demikian maka guru hendaknya dapat memadukan antara program layanan bimbingan dengan kegiatan belajar mengajar. Meskipun pelaksanaan bimbingan di sekolah dasar menghendaki dukungan manajerial yang memadai.   

B.       Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
                       1.          Bagaimana aspek – aspek yang mendukung dalam upaya penyelenggaraan bimbingan di sekolah dasar ?
                       2.          Bagaimana organisasi dan administrasi bimbingan di sekolah dasar ?
 
C.      Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling. Selain itu juga bertujuan agar dapat memahami secara mendalam mengenai :
                       1.          Aspek – aspek yang mendukung dalam upaya penyelenggaraan bimbingan di sekolah dasar.
                       2.          Organisasi dan administrasi bimbingan di sekolah dasar.

D.      Metode Penulisan
Dalam makalah ini penyusun menggunakan metode kepustakaan yaitu membaca hal – hal yang berkaitan dengan tema dari beberapa sumber baik buku maupun internet.

 BAB II
PEMBAHASAN

A.   Aspek – aspek yang Mendukung dalam Upaya Penyelenggaraan Bimbingan di Sekolah Dasar
Program bimbingan di sekolah dasar membutuhkan kemampuan dan dukungan manajerial yang memadai, maka guru kelaslah yang bertugas dalam program bimbingan dan juga sekaligus sebagai tenaga pengajar di sekolah dasar, mengingat hal – hal seperti itu maka dalam upaya penyelenggaraan layanan bimbingan di sekolah dasar perlu dipertimbangkan aspek – aspek pendukung, antara lain sebagai berikut :
    1.     Aspek Program
Program bimbingan di SD harus berangkat dari kebutuhan murid dan masalah nyata yang terjadi di sekolah. Program bimbingan di SD mempunyai kekhasan tersendiri sesuai dengan situasi dan kondisi yang adadi SD itu sendiri, baik dilihat dari segi petugas, fasilitas yang tersedia dan karakteristik murid SD. Menurut Dinkmeyer and Caldwell (dalam Ahman, 1998), bahwasanya ada beberapa faktor yang membedakan antara bimbingan di SD dengan sekolah menengah, yaitu :
Pertama, bimbingan di SD lebih menekankan akan peranan guru dalam fungsi bimbingan ; kedua, fokus bimbingan di SD lebih menekankan pada pengembangan pemahaman diri, pemecahan masalah, dan kemampuan berhubungan secara efektif dengan orang lain ; ketiga, bimbingan di SD lebih banyak melibatkan orang tua murid, mengingat pentingnya pengaruh orang tua dalam kehidupan anak selama di SD ; keempat, bimbingan di SD hendaknya memahami kehidupan anak secara unik ; kelima, program bimbingan di SD hendaknya peduli terhadap kebutuhan dasar anak, seperti kebutuhan untuk matang dalam pemahaman dan penerimaan diri, serta memahami kelebihan serta kekurangan diri ; keenam, program bimbingan di SD hendaknya meyakini bahwa usia SD merupakan tahapan yang sangat penting dalam tahapan perkembangan anak.
Dapat disimpulkan bahwa perangkat tugas yang harus diselesaikan murid SD yang dapat dijadikan sebagai panduan utama bagi pengembangan program bimbingan di SD.
    2.     Aspek Ketenangan
Pada umumnya guru SD mempunyai tugas ganda, sebagai pengajar yang memiliki seperangkat target kurikulum yang harus dicapai, juga sebagai pembimbing yang memiliki program yang harus dilaksanakan juga. Sebenarnya guru SD sebagai guru kelas memiliki peluang yang banyak dalam memahami karakteristik setiap muridnya, maka guru SD perlu memahami pemahaman yang tepat dan memiliki keterampilan yang memadai dalam melaksanakan layanan bimbingan dan mengajar. Guru SD hendaknya dapat menerapkan layanan bimbingan melalui kegiatan belajar mengajar.
    3.     Aspek Teknik / Prosedur
Prosedur / teknik yang dapat dikembangkan dalam memberikan layanan bimbingan pada murid SD, adalah dengan melalui pendekatan terpadu atau memadukan antara teknik instruksional / pengajaran dengan teknik transaksional. Jadi hendaknya guru SD dapat menerapkan layanan bimbingan melalui kegiatan belajar mengajar. Guru menciptakan proses pembelajaran yang kondusif dan dapat memadukan layanan bimbingan kedalam KBM, seperti melalui pengelompokkan belajar, melalui permainan, tugas kerja kelompok, dsb. Dalam penelitian yang dilaksanakan Ni’mah (2000) di kelas rendah SD, dapat diterapkan layanan bimbingan sosial pribadi melalui KBM, dengan cara menggunakan metode pembelajaran diskusi, kerja kelompok, dan permainan murid dibantu belajar menyesuaikan diri dengan teman, bekerjasama, berbagi tugas, dan belajar tampil untuk ke depan kelas.

    4.     Daya Dukung Lingkungan
Program layanan bimbingan di SD akan memberikan kontribusi yang besar terhadap pencapaian tujuan pendidikan, jika didukung oleh pihak yang terlibat dalam sistem yang ada di sekolah, yaitu kepala sekolah, guru, pendanaan, fasilitas, dan orang tua, masyarakat serta pemerintah seperti dijelaskan pada bagian terdahulu bahwa ciri layanan bimbingan di SD itu tidak terlepas dari peran serta orang tua disamping guru kelas. Jadi pelaksanaan bimbingan di SD sangat membutuhkan dukungan dari semua pihak yang terkait.  
B.       Organisasi dan Administrasi Bimbingan Di SD

        1.     Organisasi
Organisasi bimbingan dalam arti yang luas dapat diartikan sebagai usaha penyelenggaraan program bimbingan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Untuk menjamin kelancaran program bimbingan di SD, diperlukan adanya organisasi bimbingan. Organisasi bimbingan hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1.      Program bimbingan hendaknya diorganisasikan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan situasi dan kebutuhan setempat
2.      Layanan bimbingan hendaknya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keseluruhan program bimbingan di sekolah
3.      Diperlukan kerjasama antara personal sekolah dalam pelaksanaan organisasi bimbingan
4.      Penanggung jawab organisasi bimbingan adalah kepala sekolah
5.      Program bimbingan harus diorganisasikan dengan baik, sehingga memungkinkan seluruh personal yang ada disekolah, dan dengan masyarakat dapat bekerjasama dengan baik
6.      Organisasi bimbingan di SD disesuaikan dengan personil yang ada, keadaan murid dan sarana serta prasarana.


        2.     Uraian Tugas Personil
a.        Kepala Sekolah
Kepala sekolah mempunyai peranan sebagai penanggung jawab seluruh program pendidikan di sekolah, termasuk di dalamnya layanan bimbingan. Dalam hubungannya dengan program bimbingan, fungsi dan peranan kepala sekolah dapat digambarkan sebagai berikut :
a.       Mengkoordinasikan kegiatan layanan bimbingan
b.      Menyediakan tenaga, sarana dan fasilitas yang diperlukan
c.       Memberikan kemudahan bagi terlaksananya program bimbingan
d.      Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta tindak lanjut
e.       Mengadakan kerja sama dengan instansi lain yang terkait dalam pelaksanaan bimbingan

b.       Guru Kelas/ Pembimbing
Sebagai pelaksana dalam program bimbingan, guru kelas/pembimbing memiliki tugas yaitu :
a.       Merencanakan dan membuat program bimbingan
b.      Melakukan koordinasi dengan kepala sekolah dan guru
c.       Melakukan kerjasama dengan orang tua murid dalam memberikan layanan bimbingan kepada murid
d.      Melaksanakan kegiatan layanan bimbingan dengan mengintegrasikan pada mata pelajaran masing-masing
e.       Menilai proses dan hasil layanan bimbingan
f.       Menganalisis hasil penilaian layanan bimbingan
g.      Melaksanakan tindak lanjut atau alih tangan berdasarkan hasil penilaian
h.      Membantu siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler

 c.        Guru mata pelajaran
Sebagai personil guru mata pelajaran mempunyai tugas yang penting dalam aktivitas bimbingan, yaitu :
a.       Melaksanakan layanan bimbingan melalui kegiatanbelajar mengajar sesuai dengan mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya
b.      Berkonsultasi dengan guru kelas/guru pembimbing dalam hal masalah-masalah yang berkaitan dengan bimbingan
c.       Bekerjasama dengan guru kelas/guru pembimbing dalam hal pengembangan program bersama/terpadu.
        3.     Pengawasan
            Pengawasan sangat diperlukan untuk menjamin terlaksananya layanan secara tepat. Pengawasan dilakukan baik secara teknis maupun administratif. Fungsi pengawasan adalah memantau, manilai, memperbaiki, meningkatkan dan mengembangkan kegiatan layanan bimbingan di SD. Pengawasan dilaksanakan oleh dinas terkait secara berjenjang. Tingkat kecamatan dilakukan oleh pengawas TK/SD Dinas Pendidikan Kecamatan setempat.

        4.     Sarana dan Prasarana
            Keberhasilan sebuah program bimbingan tidak terlepas dari dukungan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Sarana yang diperlukan untuk menunjang pelayanan bimbingan sebagai berikut:
1.      Alat Pengumpul Data
Alat Pengumpul Data yang diperlukan di SD yaitu pedoman observasi, angket, catatan anekdot, pedoman wawancara, tes hasil belajar, sosiometri, daftar cek, skala penilaian, biografi dan autobiografi
2.      Alat Penyimpan Data
Bentuk alat penyimpan data yaitu: buku pribadi, kartu pribadi, dan map. Bentuk kartu pribadi dapat dibuat dalam ukuran dan warna tertentu, sehingga mudah untuk disimpan dalam filling cabiuet. Sedangkan map diperlukan untuk menyimpan berbagai informasi pribadi masing-masing siswa. Buku pribadi berisikan tentang berbagai data tentang murid mulai dari identitas, keadaan keluarga, penyakit yang pernah diderita dan lain sebagainya.
3.      Kelengkapan penunjang teknik, seperti data informasi, paket bimbingan dan alat bantu bimbingan.
4.      Perlengkapan administrasi, seperti alat-alat tulis, format satuan layanan dan kegiatan pendukung serta blangko laporan kegiatan, blangko surat, kartu konsultasi, kartu kasus, blanko konferensi kasus dan agenda surat.
5.      Sarana penunjang, seperti ruang bimbingan. Andaikata ruang bimbingan tidak ada, maka dapat digunakan ruang kantor/guru, atau ruang kelas. Dalam kondisi ideal ruang bimbingan harus dilengkapi dengan ruang konsultasi, ruang tamu, ruang dokumentasi, dan ruang diskusi. Ruang bimbingan harus dilengkapi dengan meja, kursi, lemari, rak penyimpan data, papan tulis, dan sebagainya.
6.      Dana
Dana atau anggaran biaya sangat diperlukan untuk penyediaan sarana dan prasarana, perlengkapan administrasi, kunjungan rumah (home visit), penyusunan laporan kegiatan, transportasi dan lain-lain.
7.      Kerjasama
Kerjasama antara orang tua murid dangan guru. Guru dengan lembaga atau instansi terkait, seperti Dinas Pendidik

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dalam sistem pendidikan Sekolah Dasar, layanan bimbingan masih menjadi tugas terpadu dari guru kelas. Saat ini jarang ada Sekolah Dasar yang memiliki petugas bimbingan yang khusus atau guru tersendiri yang menangani bimbingan konseling. Maka tugas program bimbingan konseling merupakan tugas untuk guru kelas, yang sekaligus menjadi tenaga pengajar dalam proses pembelajaran. Dengan keadaan yang demikian maka guru hendaknya dapat memadukan antara program layanan bimbingan dengan kegiatan belajar mengajar. Meskipun pelaksanaan bimbingan di sekolah dasar menghendaki dukungan manajerial yang memadai.  
B.       Saran
Dalam penusunan makalah ini, Kami selaku Penusun tentunya mengalami banyak kekeliruan dan kesalahan – kesalahan baik dala ejaan, pilihan kata, sistematika penulisan maupun penggunaan bahasa yang kurang di pahami. Untuk itu kami mohon maaf yang sebesar – besarnya, di karenakan kami masih dalam tarap pembelajaran.
Seperti ada pepatah mengatakan : “ Tak ada gading yang tak retak “. Maka dari itu kami selaku penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar kami bisa lebih baik lagi dalam pembuatan makalah berikutnya sehingga makalah berikutnya lebih sempurna dari pada makalah sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Chudari, Imanimah. 2007. Bimbingan & Konseling. UPI PRESS : Bandung.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar