BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Media
memiliki banyak jenis dan klasifikasinya. Dilihat dari pengadaan media
pembelajaran, dapat dikelompokan kedalam dua jenis, yaitu media yang sudah
tersedia di lingkungan sekolah atau tersedia di pasaran, dalam hal ini media
dirancang secara khusus oleh perusahaan terrtentu sesuai dengan kurikulum yang
berlaku, diproduksi secara massal, dan biasanya harganya relatif murah sehingga
guru dengan mudah dapat memiliki dan menggunakannya karena media ini sudah siap
pakai. Jenis media seperti ini disebut dengan media by utilization. Jenis media yang kedua disebut degan media by design. Jenis media yang kedua
ini menuntut guru atau ahli media untuk merancang media sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan pembelajaran tertentu. Masing – masing jenis media tersebut memiliki
kelebihan dan keterbatasannya. Kelebihan dari media yang siap pakai adalah
hemat dalam waktu, tenaga dan biaya untuk pengadaannya. Sebaliknya untuk
mempersiapkan media yang dirancang secara khusus untuk kebutuhan tertentu
memerlukan banyak waktu, tenaga maupun biaya, karena untuk menghasilkan media –
media yang baik diperlukan pengujian kesahihan dan keandalannya melalui
serangkaian kegiatan validasi prototipnya. Adapun kelebihan dari media ini
adalah kecil kemungkinan untuk ketidak sesuaian antara media dengan kebutuhan
dan tujuan yang diharapkan dibandingkan dengan media siap pakai yang belum
tentu sesuai dengan kebutuhan, tujuan dan karakteristik materi serta siswa
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah
ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana dasar
pertimbangan pemilihan media ?
2.
Bagaimana
kriteria pemilihan media ?
3.
Bagaimana
prosedur pemilihan media pembelajaran ?
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Media Pembelajaran SD. Selain itu juga bertujuan agar dapat memahami
secara mendalam mengenai :
1.
Dasar
pertimbangan pemilihan media.
2.
Kriteria
pemilihan media.
3.
Prosedur
pemilihan media pembelajaran.
D.
Metode Penulisan
Dalam makalah ini penyusun menggunakan
metode kepustakaan yaitu membaca hal – hal yang berkaitan dengan tema dari
beberapa sumber baik buku maupun internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dasar
Pertimbangan Pemilihan Media
1. Alasan Teoritis
Pemilihan Media
Alasan pokok
pemilihan media dalam pembelajaran, karena didasari atas konsep pembelajaran
sebagai sebuah sistem yang didalamnya terdapat suatu totalitas yang terdiri
atas sejumlah komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan. Jika kita
lihat prosedur pengembangan desain instruksional pengembangan dari tujuan
instruksional umum, kemudian dilanjutkan dengan menentukan materi pembelajaran
yang menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran serta menentukan strategi
pembelajaran yang tepat. Upaya untuk mewujudkan tujuan pembelajaran ditunjang
oleh media yang sesuai dengan materi, strategi yang digunakan, dan
karakteristik siswa. Untuk mengetahui hasil belajar, maka selanjutnya guru
menentukan evaluasi yang tepat, sesuai tujuan dan materi. Apabila ternyata
hasil belajar tidak sesuai dengan harapan dalam kata lain hasil belajar siswa
rendah, maka perlu ditelusuri penyebabnya dengan menganalisis setiap komponen,
sehingga kita dapat mengetahui faktor penyebabnya dengan lebih obyektif.
Analisis
penyebab rendahnya hasil belajar dapat meninjau ketepatan seluruh komponen
diantaranya : mungkin keberhasilan ini disebabkan karena rumusan tujuan tidak
sesuai dengan row input dan kemampuan awal siswa “ entery behaviour level ” siswa, bisa jadi tujuan yang ditetapkan
tidak sesuai dengan tingkat kemampuan siswa dalam kata lain terlalu tinggi.
Penyebab yang lain bisa dari materi kurang sesuai dengan tujuan, terlalu kompleks, terlalu sulit sehingga
tidak dikuasai sepenuhnya oleh siswa. Apabila dua komponen telah dianalisis
yaitu tujuan dan materi ternyata sudah sesuai selanjutnya perlu dikaji
penerapan strategi dan penggunaan media pembelajaran. Strategi bisa jadi tidak
tepat, membut siswa jadi tidak aktif, menjenuhkan, membosankan, tidak
merangsang siswa untuk aktif sehingga berpengaruh terhadap hasil belajarnya.
Jika media dan strategi sudah tepat, maka perlu dikaji evaluasi yang digunakan
apakah sudah tepat baik bentuknya, jenis, instrumen evaluasi dan prosdur
evaluasinya.
Mekanisme
tersebut jelas menunjukkan pendekatan sistem dalam pembelajaran dengan
pengertian bahwa setiap komponen dalam pembelajaran saling berkaitan satu sama
lain, saling berinteraksi, saling berhubungan, saling terobos dan saling
ketergantungan. Uraian diatas juga menggambarkan dengan jelas bagaimana
kedudukan media dalam pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan
sistem pembelajaran. Penggunaan media akan meningkatkan kebermaknaan hasil
belajar. Dengan demikian pemilihan media menjadi penting artinya dan ini
menjadi alasan teoritis mendasar dalam pemilihan media.
Prosedur
pengembangan pembelajaran menurut
Gerlach dan Elly dengan menggunakan pendekatan sistem dapat dijelaskan
bahwa perumusan tujuan instruksional merupakan langkah pertama dalam merencanakan
pembelajaran sebagai rumusan tingkah laku yang harus dimiliki oleh siswa
setelah selesai mengikuti pembelajaran. Langkah kedua adalah merinci materi
pembelajaran yang diharapkan dapat menunjang pencapaian tujuan yang telah
ditentukan. Perlu juga dilakukan tes “entering
behaviour level” yaitu untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran sebagai dasar untuk menentukan darimana
guru harus mengawali pembelajaran.
Tujuan, isi
dan entery behaviour level menjadi dasar untuk menetapkan komponen pembelajaran
yang lainnya, yaitu : menentukan strategi yang harus sesuai dengan
karakteristik tujuan maupun materi yang diberikan juga termasuk mengatur dan
mengelompokan siswa. Pengelompokan siswa diselaraskan dengan waktu yang
tersedia, dan ruang belajar yang tersedia. Penentuan media yang akan digunakan
merupakan langkah selanjutnya. Bagaimana siswa agar mampu menguasai materi
sesuai tujuan, media apa yang cocok digunakan, apakah media cetak? Atau media
elektronik? Apakah media tersebut digunakan sebagai alat bantu bagi guru
seperti OHP, TV, Slide Projector, Multimedia Projector, atau digunakan
sepenuhnya oleh siswa dengan bimbingan guru seperti pembelajaran berbasis
komputer (CAI dan CBI). Menentukan media yang cocok digunakan dalam
pembelajaran disesuaikan dengan tujuan, strategi, waktu yang tersedia, dan
fasilitas pendukung lainnya. Seluruh kegiatan pembelajaran diakhiri dengan
penilaian terhadap penampilan (performance) siswa disesuaikan dengan tujuan
yang ditetapkan, dari penilaian ini guru dapat menentukan umpan balik untuk
melakukan revisi rencana dan pelaksanaan pembelajaran.
Pengkajian
sistem pembelajaran yang dikembangkan oleh Gerlach dan Elly tersebut merupakan
komponen media sebagai bagian integral dalam keseluruhan sistem pembelajaran.
Dengan demikian secara teoritis model tersebut menjadi dasar alasan mengapa
kita perlu melakukan pemilihan terhadap media, agar memiliki keseriusan dengan
tujuan, kesesuaian dengan isi, strategi pembelajaran, dan waktu yang tersedia.
2.
Alasan Praktis Pemilihan Media
Alasan praktis berkaitan
dengan pertimbangan – pertimbangan dan alasan si pengguna seperti guru, dosen,
instruktur mengapa menggunakan media dalam pembelajaran. Terdapat beberapa
penyebab orang memilih media, antara lain dijelaskan oleh Arif Sadiman
(1996:84) sebagai berikut :
a. Demonstration
Dalam hal
ini media dapat digunakan sebagai alat untuk mendemonstrasikan sebuah konsep,
alat, objek, kegunaan, cara mengoperasikan dan lain – lain. Media berfungsi
sebagai alat peraga pembelajaran, misalnya seorang dosen sedang menerangkan
teknik mengoperasikan Overhead Projector (OHP), pada saat menjelaskannya
menggunakan alat peraga berupa OHP, dengan cara mendemonstrasikan dosen
tersebut menjelaskan, menunjukkan dan memperlihatkan cara – cara mengoperasikan
OHP. Contoh lain, seorang guru kimia akan menjelaskan proses perubahan –
perubahan zat dengan menggunakan gelas ukur, sebelum dilakukan praktikum,
terlebih dahulu guru tersebut memperagakan bagaimana cara menggunakan gelas
ukur dengan baik. Untuk lebih jelas, kita lihat contoh ketiga, seorang guru biologi
akan membelajarkan siswa tentang bentuk dan struktur sel dengan menggunakan
mikroskop, maka sebelum praktikum dimulai, sebelum siswa meletakan objek pada mikroskop untuk diamati maka guru
tersebut menunjukkan cara kerja mikroskop sesuai dengan prosedur yang benar,
cara ini akan memperlancar proses belajar dan menghindari resiko kerusakan pada
alat praktikum yang digunakan. Beberapa alasan tersebut sering melandasi
pengguna dalam menggunakan media yaitu bertujuan untuk mendemonstrasikan atau
memperagakan sesuatu.
b. Familliarity
Pengguna
media pembelajaran memiliki alasan pribadi mengapa ia menggunakan media, yaitu
karena sudah terbiasa menggunakan media tersebut, merasa sudah menguasai media
tersebut, jika menggunakan media lain belum tentu bisa dan untuk mempelajarinya
membutuhkan waktu, tenaga dan biaya, sehingga secara terus menerus ia
menggunakan media yang sama. Misalnya seorang dosen yang sudah terbiasa
menggunakan media Over Head Projector
(OHP) dan Over Head Transparancy (OHT),
kebiasaan menggunakan media tersebut didasarkan atas alasan karena sudah akrab
dan menguasai detil dari media tersebut, meski sebaiknya seorang guru lebih
variatif dalam memilih media, dalam konsepnya tidak ada satu media yang
sempurna, dalam arti kata tidak ada satu media yang sesuai dengan semua tujuan
pembelajaran, sesuai dengan semua situasi dan sesuai dengan semua karakteristik
siswa. Media yang baik adalah bersifat kontekstual sesuai dengan realitas kebutuhan
belajar yang dihadapi siswa. Jika kita lihat pada contoh diatas, media OHP
lebih tepat untuk mengajarkan konsep dan aspek – aspek kognitif, dapat
digunakan dalam jumlah siswa maksimal 50 orang dengan ruangan yang tidak
terlalu besar dan siswa cenderung pasif tidak dapat melibatkan secara optimal
potensi mental, emosional dan motor skill, karena kontrol pembelajaran ada pada
guru. Tentu saja OHP kurang tepat untuk mengajarkan keterampilan yang menuntut
demonstrasi, praktek langsung yang lebih membuat siswa aktif secara fisik dan
mental. Alasan familliarity tentu saja tidak selamanya tepat, jika tidak
memperhatikan tujuannya. Meski demikian alasan ini cukup banyak terjadi dalam
pembelajaran.
c. Clarity
Alasan
ketiga ini mengapa guru menggunakan media adalah untuk lebih memperjelas pesan
pembelajaran dan memberikan penjelasan yang lebih konkrit. Pada praktek
pembelajaran, masih banyak guru tidak menggunakan media atau tanpa media,
metode yang digunakan dengan ceramah (ekspository), cara seperti ini memang tidak
merepotkan guru untuk menyiapkan media, cukup dengan menguasai materi, maka
pembelajaran dapat berlangsung, namun apakah pembelajaran seperti ini akan
berhasil ? cara pembelajaran seperti ini cenderung akan mengakibatkan
verbalistis, yaitu pesan yang disampaikan guru tidak sama dengan persepsi
siswa, mengapa hal ini bisa terjadi ? karena informasi tidak bersifat konkrit,
jika guru tidak mampu secara detail dan spesifik menjelaskan pesan
pembelajaran, maka verbalistis akan terjadi. Misalnya seorang guru IPA di
sekolah Dasar sedang menjelaskan ciri –ciri makhluk hidup, diantaranya bahwa
makhluk hidup dapat bernafas dengan insang maka akan membayangkan bentuk –
bentuk lain yang tidak sesuai dengan kenyataannya. Disinilah banyak pengguna
media, memiliki alasan bahwa menggunakan media adalah untuk membuat informasi
lebih jelas dan konkrit sesuai kenyataannya. Alasan ini lebih tepat dipilih
guru dibanding dengan alasan kedua diatas.
d. Active Learning
Media dapat
berbuat lebih dari yang bisa dilakukan oleh guru. Salah satu aspek yang harus
diupayakan oleh guru dalam pembelajaran adalah siswa harus berperan secara
aktif baik secara fisik, mental, dan emosional. Dalam prakteknya guru tidak
selamanya mampu membuat siswa aktif hanya dengan cara ceramah, tanya jawab dan
lain – lain namun diperlukan media untuk menarik minat atau gairah belajar
siswa. Seperti pendapat Lesle J. Briggs (1979) menyatakan bahwa media
pembelajaran sebagai “ the physical means
of conveying instruction content book, films, videotapes, etc. Lebih jauh
Briggs menyatakan media adalah “alat untuk memberi perangsang bagi peserta
didik supaya terjadi proses belajar. Sedangkan mengenai efektifitas media,
Brown (1970) menggaris bawahi bahwa media yang digunakan guru atau guru atau
siswa dengan baik dapat mempengaruhi efektifitas program belajar mengajar.
Sebagai contoh seorang guru memanfaatkan teknologi komputer berupa CD
interaktif untuk mengajarkan materi fisika. Dengan CD interaktif seorang siswa
dapat lebih aktif mempelajari materi dan menumbuhkan kemandirian belajar, guru
hanya mengamati, dan mereview penguasaan materi oleh siswa. Cara seperti ini
membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar, terlebih kemasan rogram CD
interaktif dengan multimedia menarik perhatian dan membuat pesan pembelajaran lebih
lengkap dan jelas. Contoh lain dapat dilihat pada pelatihan Emotional Spiritual
Question (ESQ), salah satu tujuan pelatihan ini adalah menumbuhkan seoptimal
mungkin motivasi peserta untuk berbuat positif dengan spirit yang besar dan
optimalisasi potensi individu, diantaranya dengan cara mengkaji proses dan
kejadian serta fenomena alam (ayat
qauniyyah), untuk mewujudkan tujuan ini digunakan banyak visualisasi (media
video) untuk memperlihatkan tayangan – tayangan yang mampu meningkatkan
motivasi peserta, dan hasilnya secara empirik terbukti mampu meningkatkan
motivasi peserta.
Seperti yang
dijelaskan di awal, bahwa keberadaan media dapat diperoleh dengan cara
memanfaatkan yang sudah ada, baik media realita yaitu media alami yang tersedia
di alam sekitar misalnya : gunung, sawah, air, berbagai jenis batuan, hewan,
tumbuhan, dan lain – lain. Media juga dapat diperoleh dengan cara pembelian.
§ Pertanyaan pertama, mempermasalahkan
tentang kesesuaian antara media dan tujuan, pertanyaan ini ditempatkan paling
awal karena dasar pokok pemilihan media adalah kesesuaian dengan tujuan. Jika
tujuannya “siswa diharapkan mampu memahami konsep terjadinya hujan” maka
didalam media tersebut dinyatakan secara eksplisit tujuan tersebut, selain itu
isi media menggambarkan bagaimana proses terjadinya hujan.
§ Pertanyaan kedua, mengingatkan bahwa media
harus disertai dengan informasi petunjuk penggunaan media, yang disebut dengan manual book. Informasi ini penting
karena pengguna tidak semuanya dapat langsung menggunakan media dengan benar.
Beberapa media tertentu, misalnya media elektronik diperlukan juga informasi
petunjuk pengoperasian dan cara pemeliharaan (maintenance). Sebagai contoh media
OHP, LCD Projector dan kamera Foto / Video sering mengalami kerusakan, padahal
belum lama dibeli, kerusakan sering terjadi pada lensa dan kerusakan mekanik,
hal ini terjadi karena pengguna tidak mengetahui cara pemeliharaan media,
misalnya : simpanlah media tersebut ditempat yang kering hindari kelembaban,
gunakan silicon gel untuk menghindari jamur, dengan suhu tertentu dan alat –
alat tersebut harus dinyalakan (dihangatkan) meskipun tidak dipakai minimal 5
menit dalam sehari. Petunjuk tersebut tertera dalam manual book ,jika dicermati dan dilaksanakan maka media akan
bertahan lama, tidak cepat rusak.
§ Pertanyaan ketiga adalah apakah perlu
dibentuk tim ahli dan pengguna media untuk mereview media tersebut. Hal ini
dilakukan jika sekolah akan mengadakan media dalam jumlah banyak sehingga
membutuhkan biaya besar, untuk menghindari ketidakcocokan media tersebut, maka
sebaiknya sekolah membentuk tim yang terdiri dari ahli media (media specialist) dan guru sebagai
pengguna yang juga menguasai materi pelajaran (content specialist). Secara
teknis, sebelum pembelian maka pihak sekolah mengambil beberapa sampel media
untuk dikaji oleh tim ahli, diujicobakan dalam lingkup terbatas oleh pengguna
(user) baik guru maupun siswa, temuan dari tim ahli tersebut akan dijadikan
sebagai dasar jadi atau tidak pembelian media tersebut.
§ Pertanyaan keempat adalah apakah terdapat
media di pasaran yang telah divalidasi atau diujicoba ? sebaik – baik media
adalah telah dilakukan validasi, sebab proses validasi dilakukan menggunakan
prosedur ilmiah yang hasilnya tidak perlu diragukan lagi. Media yang dijual
bebas dipasaran tidak semuanya hasil dari pengujian, akan lebih baik lagi kalau
sudah dilakukan riset sebelumnya. Hal ini tentu saja untuk mengantisipasi point
pertanyaan ketiga diatas. Jika ternyata media itu sudah dilakukan uji validitas
yang dibuktikan dengan data, informasi kalau perlu sertifikasi uji validitas,
maka hal itu lebih baik, karena akan lebih efisien waktu, tenaga, dan biaya,
daripada kita membentuk tim ahli, namun demikian kita harus mencermati dengan
teliti bagaimana melakukan uji validitas tersebut apakah sudah sesuai dengan
prosedur atau tidak.
§ Pertanyaan kelima adalah apakah media
tersebut boleh direview terlebih dahulu sebelum membeli ? hal ini kaitannya
dengan pertanyaan ketiga ketika pihak sekolah akan membentuk tim, proses
pembentukan tim ini dilakukan jika media yang akan dibeli diperbolehkan untuk
direview. Jika ya, maka selanjutnya proses review dilakukan oleh tim atau hanya
oleh guru sendiri.
§ Pertanyaan keenam adalah apakah terdapat
format review yang sudah dibakukan ? pertanyaan tersebut menjadi penting,
karena salah satu syarat uji validitas adalah menggunakan instrument yang juga
sudah valid. Instrumen yang sudah valid dan sudah dibakukan dapat digunakan oleh
siapa saja, tidak harus melibatkan tim ahli lagi. Jika review dilakukan oleh
sekelompok guru atau guru secara personal yang memiliki pemahaman terbatas
tentang media tersebut, maka hasilnya tidak representatif untuk mengukur
kevalidan media, maka dengan kemampuan yang terbatas menjadi tidak masalah jika
menggunakan instrumen yang telah dibakukan. Mengapa instrumen tersebut dapat
mengukur kevalidan media ? karena instrumen dihasilkan dari serangkaian
kegiatan riset, dikaji oleh beberapa ahli media, ahli materi, ahli bahasa dan
ahli khusus sesuai dengan karakteristik media tersebut, misalnya media
internet, perlu juga dikaji oleh ahli information
tecnology (IT) yang hasilnya dapat berupa format instrumen penilaian media
internet yang sudah valid, dapat mereview media lain asal masih berkaitan
dengan intenet.
B.
Kriteria Pemilihan Media
1.
Kriteria Umum Pemilihan Media
Dasar pertimbangan dalam pemilihan media adalah dapat
terpenuhinya kebutuhan dan tercapainya tujuan pembelajaran, jika tidak sesuai
dengan kebutuhan dan tujuan maka media tersebut tidak digunakan. Mc. M. Connel (1974) dengan tegas mengatakan “ if the medium fits use it”
artinya jika media sesuai maka gunakanlah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesesuaian
media :
a.
Tujuan pembelajaran
b.
Karakteristik siswa
c.
Modalitas belajar siswa
(auditif, visual, dan kinestetik)
d.
Lingkungan
e.
Ketersediaan fasilitas
pendukung
Ada beberapa kriteria umum yang perlu diperhatikan dalam
pemilihan media. Namun demikian secara teoritik bahwa setiap media memiliki
kelebihan dan kelemahan yang akan memberikan pengaruh kepada efektifitas program pembelajaran.
Sejalan dengan hal ini, pendekatan yang ditempuh adalah mengkaji media sebagai
bagian integral dalam proses pendidikan yang kajiannya akan sangat dipengaruhi
beberapa kriteria umum sebagai berikut:
§ Kriteria pertama,
kesesuaian dengan tujuan (instructional goals).
Perlu dikaji tujuan pembelajaran apa
yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran. Dari kajian tujuan
instruksional umum (TIU) atau tujuan instruksional khusus (TIK) ini bisa
dianalisis media apa yang cocok guna mencapai tujuan tersebut. Selain itu
analisis dapat diarahkan pada taksonomi Bloom, apakah tujuan itu bersifat kognitif, afektif dan psikomotor. Pada
Kurikulum Berbasis kompetensi 2006, kriteria pemilihan media didasarkan atas
kesesuaiannya dengan standar kompetensi dan indikator. Sebagai contoh lihatlah penggalan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) berikut ini yang diambil dari kurikulum 2006.
Mata Pelajaran : Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Kelas :
X
Semester :
1
Standar Kompetensi : Menggunakan
Ssistem Operasi (operating System) untuk manajemen file dan periferal
Kompetensi Dasar
|
Materi Pokok
|
Pengalaman belajar
|
Indikator Pencapaian
|
Media yang dipilih
|
Melakukan operasi dasar komputer
Menggunakan OS
|
Peran OS dalam komputer
|
§ Mencermati prosedur menghidupkan serta mematikan komputer
§ Mengikuti penjelasan peran OS pada program komputer
§ Mengamati secara teliti perintah-perintah OS yang ada
|
§ Mendemonstrasikan prosedur baku menghidupkan dan mematikan
komputer
§ Menunjukan posisi OS dan program aplikasi yang terpasang
§ Mendeskripsikan perintah OS yang terpasang
§ Mengelola program aplikasi yang sedang berjalan
|
Komputer dan software sistem operasi
|
Secara eksplisit tujuan pembelajaran
akan ditemukan dalam rencana pembelajaran seperti di atas. Dari kolom diatas,
dapat kita cermati jika sebuah pembelajaran TIK akan dilaksanakan dengan
indikator seperti tampak di atas, maka indikator media yang sesuai adalah apa
yang dibutuhkan dalam indikator, jika indikatornya adalah mencermati prosedur
menghidupkan serta mematikan komputer, mengikuti penjelasan peran OS pada
program komputer , mengamati secara teliti perintah – perintah OS yang ada.
Maka media yang tepat adalah seperangkat hardware komputer dan satu CD software operating system.
§ Kriteria kedua, kesesuaian dengan materi
pembelajaran (instructional content), yaitu bahan atau kajian apa yang akan diajarkan
pada program tersebut. Pertimbangan lainnya, dari bahan atau pokok bahasan
tersebut sampai sejauh mana kedalamanan
yang harus dicapai, dengan demikian kita bisa memprtimbangkan media apa
yang sesuai untuk pemyampaian bahan tersebut. Contohnya dapat dilihat pada kolom kriteria dua di atas. Disana tertera dengan
jelas materi pembelajaran, misalnya “Peran OS dalam komputer” dengan demikian
media yang dianggap tepat adalah sesuai dengan materi yang diajarkan, jika
pokok materinya itu maka komputer merupakan media yang dianggap paling
tepat.
§ Kriteria ketiga,
kesesuaian dengan karakteristik pebelajar atau siswa. Dalam hal ini media
harus familiar dengan karakteristik siswa atau guru. Yaitu mengkaji sifat-sifat
dan ciri media yang kan digunakan. Terdapat media yang cocok untuk sekelompok
siswa, namun tidak cocok untuk siswa
yang lain. Dengan demikian pemilihan media harus melihat kondisi siswa
secara fisik terutama keberfungsian alat indra yang dimiliki. Selain itu perlu
juga diperhatikan kemampuan awal siswa, budaya maupun kebiasaan siswa. Hal ini perlu diperhatikan untuk menghindari
respon negatif siswa, serta kesenjangan pemahaman antara pemahaman yang
dimiliki peserta didik sebagai hasil belajarnya dengan isi materi yang terdapat
pada media tersebut.
§ Kriteria keempat,
kesesuaian dengan teori. Pemilihan media harus didasarkan atas kesesuaian dengan teori. Media
yang dipilih bukan karena fanatisme guru terhadap media yang dianggap paling
bagus, namun didasarkan atas teori yang diangkat dari penelitian dan riset sehingga
telah teruji validitasnya. Media harus merupakanbagian integral dari
keseluruhan proses pembelajaran yang fungsinya untukmeningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran.
§ Kriteria kelima,
kesesuaian dengan gaya belajar siswa. Kriteria ini didasarkan atas kondisi psikologis siswa, bahwa siswa
belajar dipengaruhi pula oleh gaya belajar siswa. Bobby DePorter (1999: 117) dalam buku Quantum Learning mengemukakan
terdapat tiga gaya belajar siswa, yaitu : tipe visual audotorial dan
kinestetik. Siswa yang memiliki tipe visual akan mudah memahami materi jika media yang digunakan adalah media visual
seperti televisi, video, grafis dan lain-lain. Siswa dengan tipe
auditif, lebih menyukai cara belajar
dengn mendengarkan dibanding menulis dan melihat tayangan. Untuk mengidentifikasi tipe auditorial ini dapat
dilihat dari kebiasaan belajarnya, misalnya : berbicara kepada diri sendiri
saat bekerja, mudah terganggu oleh keributan, senang membaca keras dan
mendengarkannya, merasa kesulitan dalam menulis namun memiliki kecerdasan dalam
berbicara, belajar dengan cara mendengarkan dan mengingat apa yang
didiskusikan. Tipe kinestetik lebih suka melakukan
dibandingkan membaca dan mendengarkan. Ciri – ciri tipe ini diantaranya : berbicara
dengan perlahan, menanggapi perhatian fisik, menyentuh orang untuk memperoleh
perhatian dari orang lain, belajar melalui manipulasi dan praktek, belajar
dengan cara berjalan dan melihat, menggunakan jari telunjuk ketika membaca dan
lain – lain.
§ Kriteria keenam,
kesesuaian dengan kondisi lingkungan, fasilitas pendukung, dan waktu yang
tersedia. Dalam pengadaan
sebuah media akan lebih bagus apabila didukung oleh waktu dan fasilitas yang
tersedia, maka proses pembelajaran pun akan efektif. Media terkait juga dengan penggunaan, dalam
hal ini guru, jika guru tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan media
tersebut dengan baik maka akan sia-sia, begitu halnya dengsn fasilitas lainnya. Misalnya sekolah di sebuah desa terpencil membeli
perangkat komputer untuk mata pelajaran TIK, namun hal itu menjadi tidak
berfungsi dengan baik, karena ternyata di sekolah tersebut belum terpasang
aliran listrik.
2.
Kriteria
khusus pemilihan media
Erickson (1993) memberi saran dalam mengembangkan
kriteria pemilihan media dalam bentuk check list sebagai berikut :
No
|
PERTANYAAN
|
KET
|
1.
|
Apakah materinya
penting dan berguna bagi siswa?
|
|
2.
|
Apakah dapat
menarik minat siswa untuk belajar ?
|
|
3.
|
Apakah ada
kaitannya dan mengenai secara langsung dengan tujuan pembelajaran
|
|
4.
|
Bagaimana format
penyajiannya diatur ? Apakah memenuhi tata urutan yang teratur ?
|
|
5.
|
Bagaimana dengan
materinya mutakhir dan authentik ?
|
|
6.
|
Apakah konsep
dan kecermatannya terjamin secara jelas ?
|
|
7.
|
Apakah isi dan
presentasinya memenuhi standar ?
|
|
8.
|
Apakah
penyajiannya objektif ?
|
|
9.
|
Apakah bahannya
memenuhi standar kualitas teknis ?
|
|
10.
|
Apakah bahan
tersebut sudah melalui pemantapan uji coba atau validasi ?
|
Tabel di atas menunjukkan cara dalam
memilih media dengan memperhatikan aspek – aspek yang dipertanyakan di atas,
dalam kata lain medianya sudah tersedia dan kita tinggal melakukan pemilihan
dengan cermat.
Sejumlah kriteria khusus dalam memilih media
pembelajaran yang tepat dapat kita rumuskan dalam satu kata ACTION yaitu
akronim dari: access, cost, technology, interactivity, organization and
novelty.
ACCESS
Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam
memilih media. Apakah media yang kita perlukan tersedia, mudah, dan dapat
dimanfaatkan oleh murid?
komputer yang terhubung ke internet jangan hanya
digunakan untuk kepala sekolah, tapi juga guru, dan yang lebih penting untuk
murid. Dalam hal ini media harus merupakan bagian dalam interaksi dan aktivitas
siswa.
COST
Dalam pengadaan media biaya juga harus dipertimbangkan.
Banyak media yang menjadi pilihan, namun pada umumnya media canggih cenderung
mahal. Media yang efektif tidak selalu mahal jika guru kreatif dan menguasai
betul materi pelajaran maka akan memanfaatkan objek-objek untuk dijadikan
sebagai media dengan biaya yang murah
namun efektif.
TECHNOLOGY
Mungkin saja kita tertarik pada suatu media
tertentu, namun yang perlu dperhatikan
adalah ketersediaannya teknologi dan mudah untuk menggunakannya.
INTERACTIVITY
Media yang baik adalah media yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau
interaktivitas. Setiap kegiatan pembelajaran yang dikembangkan memerlukan media
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
ORGANIZATION
Pertimbangan yang juga penting dalam hal pengadaan media
adalah dukungan organisasi, misalnya pimpinan sekolah atau yayasan sekolah mendukung
dan berpartisipasi dalm pengadaan media.
NOVELTY
Media yang lebih baru akan lebih baik dan lebih menarik
bagi siswa. diantara media yang relatif baru adalah media yang memanfaatkan ICT
atau teknologi informasi dan komunikasi khususnya penggunaan internet
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Media
memiliki banyak jenis dan klasifikasinya. Dilihat dari pengadaan media
pembelajaran, dapat dikelompokan kedalam dua jenis, yaitu media yang sudah
tersedia di lingkungan sekolah atau tersedia di pasaran, dalam hal ini media
dirancang secara khusus oleh perusahaan terrtentu sesuai dengan kurikulum yang
berlaku, diproduksi secara massal, dan biasanya harganya relatif murah sehingga
guru dengan mudah dapat memiliki dan menggunakannya karena media ini sudah siap
pakai. Jenis media seperti ini disebut dengan media by utilization. Jenis media yang kedua disebut degan media by design. Jenis media yang kedua
ini menuntut guru atau ahli media untuk merancang media sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan pembelajaran tertentu. Masing – masing jenis media tersebut memiliki
kelebihan dan keterbatasannya. Kelebihan dari media yang siap pakai adalah
hemat dalam waktu, tenaga dan biaya untuk pengadaannya. Sebaliknya untuk
mempersiapkan media yang dirancang secara khusus untuk kebutuhan tertentu
memerlukan banyak waktu, tenaga maupun biaya, karena untuk menghasilkan media –
media yang baik diperlukan pengujian kesahihan dan keandalannya melalui
serangkaian kegiatan validasi prototipnya.
B.
Saran
Dalam penusunan makalah
ini, Kami selaku Penyusun tentunya mengalami banyak kekeliruan. Untuk itu kami mohon maaf yang sebesar –
besarnya, di karenakan kami masih dalam tarap pembelajaran.
Seperti ada pepatah
mengatakan : “ Tak ada gading yang tak
retak “. Maka dari itu kami selaku penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun agar kami bisa lebih baik lagi dalam pembuatan makalah berikutnya
sehingga makalah berikutnya lebih sempurna dari pada makalah sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Riyana, Cepi. 2007. Media Pembelajaran. UPI PRESS : Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar