PENERAPAN METODE SAS
(STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK) SEBAGAI
INOVASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN SISWA KELAS I SEKOLAH
DASAR
MASALAH
Metode
eja sebagai salah satu metode membaca permulaan dirasa kurang mampu
meningkatkan kualitas siwa dalam hal membaca permulaan pada pelajaran bahasa
Indonesia kelas I sekolah dasar.
RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa metode eja kurang memberikan kualitas yang baik
bagi siswa sekolah dasar kelas I dalam belajar membaca permulaan ?
2. Bagaimana upaya untuk meningkatkan kualitas
membaca siswa agar memiliki kemampuan membaca yang baik ?
TUJUAN INOVASI
1. Mengidentifikasi, memahami, dan menjelaskan
berbagai penyebab rendahnya kualitas membaca anak yang menggunakan metode
pembelajaran eja sebagai metode pembelajarannya.
2. Menerapkan metode SAS sebagai penyempurnaan
dari metode eja yang menghasilkan kualitas membaca anak yang rendah, sehingga
dengan metode SAS dapat meningkatkan kemampuan membaca yang baik.
ANALISIS
Mengapa metode eja
kurang memberikan kualitas yag baik bagi siswa sekolah dasar kelas I dalam
belajar membaca pemulaan ?
Karena
pada pembelajaran bahasa indonesia selama ini masih menggunakan metode eja
yaitu pengenalan huruf secara satu persatu. Siswa diperkenalkan dengan huruf
dan merangkai setiap suku kata. Akibatnya, kemampuan membaca siswa kelas 1
sangat rendah. Hal ini sesuai dengan konsep pada pendekatan metode eja yang
dinyatakan oleh Supriyadi (1996) bahwa pendekatan metode eja memulai
pengajarannya dengan memperkenalkan huruf satu persatu. Huruf-huruf itu
kemudian digabungkan menjadi suku kata, dan suku kata-suku kata itu pun
digabungkan menjadi kata. Pendekatan ini tidak menarik dan membosankan siswa.
Selain itu, mengajarkan fonem melalui huruf yang terpisah-pisah merupakan
pengajaran bahasa yang tidak berarti. Fonem dan huruf bukan satuan bermakna,
karena itu tidak memiliki fungsi komunikatif.
Selain metode pembelajaran yang masih sangat lambat diterima
oleh siswa, latar belakang siswa yang tidak semuanya mengenyam pendidikan
prasekolah/taman kanak-kanak sehingga ini sangat mempengaruhi kemampuan siswa
dalam membaca dan menulis permulaan.
Serta kepedulian orang tua terhadap pendidkan juga sangat rendah karena
kebanyakan orang tua siswa menyerahkan sepenuhnya masalah pendidikan kepada
pihak sekolah, sehingga kurang memperhatikan pendidikan anaknya baik di rumah
maupun di sekolah.
Contoh Metode Eja
b, a ba
(dibaca be, a ba)
d, u du ( dibaca
de, u du)
ba-du dilafalkan badu
b, u, k, u menjadi :
b, u bu (dibaca
be, u bu)
k, u ku
(dibaca ka, u ku)
Kelemahan dari metode eja sebagai berikut :
- Siswa mengalami kesulitan apabila menghadapi huruf yang baru karena terbiasa menghafal.
- Siswa mengalami kesulitan dalam membunyikan diftong dan kluster karena kedua bunyi itu tidak terdapat dalam abjad.
- Metode ini bertentangan dengan metode inkuiri yang justru sangat ditekankan dalam pembelajaran.
DESAIN
INOVASI
Bagaimana upaya untuk meningkatkan kualitas membaca siswa agar
memiliki kemampuan membaca yang baik ?
Membaca permulaan adalah mata pelajaran pokok di sekolah dasar
kelas rendah. Begitu pentingnya mata pelajaran ini karena merupakan dasar
pertama guru memperkenalkan anak supaya anak bisa membaca permulaan di kelas
rendah terutama saat anak memasuki kelas I sekolah dasar, yaitu untuk
mempersiapkan anak untuk bisa membaca serta untuk meningkatkan kemampuan
membaca anak di tingkat lanjut yaitu
dikelas tinggi. Maka dari itu seorang guru hendaknya dapat berinovasi menggunakan metode – metode yang
tepat yang dapat diterapkan kepada anak supaya dapat meningkatkan kualitas
membaca permulaan terutama di kelas rendah yaitu dengan selalu mempertimbangkan
karakteristik anak yang masih dalam tahap berpikir kongktit dengan kemasan
pembelajaran yang semenarik mungkin.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas membaca siswa agar
memiliki kemampuan membaca yang baik yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran
membaca permulaan dengan menggunakan
metode SAS (Sintesis Analitis Struktural) yaitu berupa pengenalan kalimat
secara utuh yang kemudian di analisis dan di sintesis sehingga memudahkan
pemahaman anak dalam membaca permulaan.
Metode SAS
Analisis :
Kalimat utuh kata-kata dianalis menjadi suku kata
suku kata huruf
Sintetis :
huruf Suku kata suku kata disintesis menjadi Kata – kata Kalimat
Utuh
Analisis :
Kalimat utuh kata-kata dianalis menjadi suku kata
suku kata huruf
Sintetis :
huruf Suku kata suku kata disintesis menjadi Kata – kata Kalimat
Utuh
Contoh :
Ini mama
Ini mama
I ni ma ma
I n i m a m a
I ni ma ma
Ini mama
Ini mama
Kelebihan dan Kelemahan SAS sebagai berikut :
Metode ini menerapkan
prinsip ilmu bahasa umum (linguistik), bahwa bentuk bahasa terkecil adalah
kalimat.Bagian kalimat adalah kata, dan akhirnya fonem.
Metode ini memperhitungkan
pengalaman bahasa anak. Pengalaman bahasa anak dijadikan titik tolak
belajar bahasa karena dengan pengalaman bahasa anak sudah merasa akrab dengan
sesuatu yang diketahui sebelumnya.
Metode ini menganut prinsip
menemukan sendiri (inkuiri). Prinsip ini ditekan-kan dalam proses belajar
mengajar karena dengan prinsip ini anak – anak mempunyai rasa kepercayaan pada
kemampuannya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar