Home

Selasa, 01 November 2011

Desain Inovasi Pendidikan

PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK)  SEBAGAI INOVASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR

MASALAH 
Metode eja sebagai salah satu metode membaca permulaan dirasa kurang mampu meningkatkan kualitas siwa dalam hal membaca permulaan pada pelajaran bahasa Indonesia kelas I sekolah dasar.

RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa metode eja kurang memberikan kualitas yang baik bagi siswa sekolah dasar kelas I dalam belajar membaca permulaan ?
 
2.  Bagaimana upaya untuk meningkatkan kualitas membaca siswa agar memiliki kemampuan membaca yang baik ?

TUJUAN INOVASI  
1.  Mengidentifikasi, memahami, dan menjelaskan berbagai penyebab rendahnya kualitas membaca anak yang menggunakan metode pembelajaran eja sebagai metode pembelajarannya.
 
2.   Menerapkan metode SAS sebagai penyempurnaan dari metode eja yang menghasilkan kualitas membaca anak yang rendah, sehingga dengan metode SAS dapat meningkatkan kemampuan membaca yang baik.

ANALISIS
Mengapa metode eja kurang memberikan kualitas yag baik bagi siswa sekolah dasar kelas I dalam belajar membaca pemulaan ?
 
Karena pada pembelajaran bahasa indonesia selama ini masih menggunakan metode eja yaitu pengenalan huruf secara satu persatu. Siswa diperkenalkan dengan huruf dan merangkai setiap suku kata. Akibatnya, kemampuan membaca siswa kelas 1 sangat rendah. Hal ini sesuai dengan konsep pada pendekatan metode eja yang dinyatakan oleh Supriyadi (1996) bahwa pendekatan metode eja memulai pengajarannya dengan memperkenalkan huruf satu persatu. Huruf-huruf itu kemudian digabungkan menjadi suku kata, dan suku kata-suku kata itu pun digabungkan menjadi kata. Pendekatan ini tidak menarik dan membosankan siswa. Selain itu, mengajarkan fonem melalui huruf yang terpisah-pisah merupakan pengajaran bahasa yang tidak berarti. Fonem dan huruf bukan satuan bermakna, karena itu tidak memiliki fungsi komunikatif.
Selain metode pembelajaran yang masih sangat lambat diterima oleh siswa, latar belakang siswa yang tidak semuanya mengenyam pendidikan prasekolah/taman kanak-kanak sehingga ini sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam membaca dan menulis permulaan.  Serta kepedulian orang tua terhadap pendidkan juga sangat rendah karena kebanyakan orang tua siswa menyerahkan sepenuhnya masalah pendidikan kepada pihak sekolah, sehingga kurang memperhatikan pendidikan anaknya baik di rumah maupun di sekolah.

Contoh Metode Eja
 
b, a        ba (dibaca  be, a        ba)
d, u        du ( dibaca de, u       du)
ba-du  dilafalkan  badu
b, u, k, u menjadi :
b, u       bu (dibaca be, u       bu)
k, u       ku (dibaca  ka, u      ku)

Kelemahan dari metode eja sebagai berikut :
  1. Siswa mengalami kesulitan apabila menghadapi    huruf yang baru karena terbiasa menghafal.
  2. Siswa mengalami kesulitan dalam membunyikan diftong dan kluster karena kedua bunyi itu tidak terdapat dalam abjad.
  3. Metode ini bertentangan dengan metode inkuiri yang justru sangat ditekankan dalam pembelajaran.
DESAIN INOVASI

  Bagaimana upaya untuk meningkatkan kualitas membaca siswa agar memiliki kemampuan membaca yang baik ?
 
 
  Membaca permulaan adalah mata pelajaran pokok di sekolah dasar kelas rendah. Begitu pentingnya mata pelajaran ini karena merupakan dasar pertama guru memperkenalkan anak supaya anak bisa membaca permulaan di kelas rendah terutama saat anak memasuki kelas I sekolah dasar, yaitu untuk mempersiapkan anak untuk bisa membaca serta untuk meningkatkan kemampuan membaca  anak di tingkat lanjut yaitu dikelas tinggi. Maka dari itu seorang guru hendaknya dapat  berinovasi menggunakan metode – metode yang tepat yang dapat diterapkan kepada anak supaya dapat meningkatkan kualitas membaca permulaan terutama di kelas rendah yaitu dengan selalu mempertimbangkan karakteristik anak yang masih dalam tahap berpikir kongktit dengan kemasan pembelajaran yang semenarik mungkin. 
  Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas membaca siswa agar memiliki kemampuan membaca yang baik yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran membaca permulaan  dengan menggunakan metode SAS (Sintesis Analitis Struktural) yaitu berupa pengenalan kalimat secara utuh yang kemudian di analisis dan di sintesis sehingga memudahkan pemahaman anak dalam membaca permulaan.
Metode SAS
 
Analisis :
  Kalimat  utuh           kata-kata          dianalis menjadi  suku kata           suku kata           huruf                
           Sintetis :
  huruf            Suku kata   suku kata disintesis menjadi Kata – kata    Kalimat Utuh
Analisis :
  Kalimat  utuh           kata-kata          dianalis menjadi  suku kata           suku kata           huruf                
           Sintetis :
  huruf            Suku kata   suku kata disintesis menjadi Kata – kata    Kalimat Utuh
 
Contoh :
Ini mama
Ini  mama
I ni  ma ma
I n i  m a m a
I ni  ma ma
Ini  mama
Ini mama
 Kelebihan dan Kelemahan SAS sebagai berikut :
Metode ini menerapkan prinsip ilmu bahasa umum (linguistik), bahwa bentuk bahasa terkecil adalah kalimat.Bagian kalimat adalah kata, dan akhirnya fonem.
Metode ini memperhitungkan pengalaman bahasa anak. Pengalaman bahasa anak dijadikan titik tolak belajar bahasa karena dengan pengalaman bahasa anak sudah merasa akrab dengan sesuatu yang diketahui sebelumnya.
Metode ini menganut prinsip menemukan sendiri (inkuiri). Prinsip ini ditekan-kan dalam proses belajar mengajar karena dengan prinsip ini anak – anak mempunyai rasa kepercayaan pada kemampuannya sendiri.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar