Judul Makalah : Konsep Dasar Ilmu - ilmu Sosal
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ilmu sosial (social science) atau ilmu
pengetahuan sosial (social studies) adalah sekelompok disiplin
akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan
sosialnya. Ilmu ini berbeda dengan seni
dan humaniora karena
menekankan penggunaan metode ilmiah dalam mempelajari manusia, termasuk
metoda kuantitatif dan kualitatif. Istilah ini juga termasuk menggambarkan
penelitian dengan cakupan yang luas dalam berbagai lapangan meliputi perilaku
dan interaksi manusia di masa kini dan masa lalu. Berbeda dengan ilmu sosial
secara umum, IPS tidak memusatkan diri pada satu topik secara mendalam
melainkan memberikan tinjauan yang luas terhadap masyarakat.
Ilmu sosial,
dalam mempelajari aspek-aspek masyarakat secara subjektif, inter-subjektif, dan
objektif atau struktural, sebelumnya dianggap kurang ilmiah bila dibanding
dengan ilmu alam.
Namun sekarang, beberapa bagian dari ilmu sosial telah banyak menggunakan
metoda kuantitatif. Demikian pula, pendekatan interdisiplin dan lintas-disiplin
dalam penelitian sosial terhadap perilaku manusia serta faktor sosial dan
lingkungan yang mempengaruhinya telah membuat banyak peneliti ilmu alam
tertarik pada beberapa aspek dalam metodologi ilmu sosial. Penggunaan metoda
kuantitatif dan kualitatif telah makin banyak diintegrasikan dalam studi
tentang tindakan manusia serta implikasi dan konsekuensinya.
Karena
sifatnya yang berupa penyederhanaan dari ilmu-ilmu sosial, di Indonesia IPS dijadikan
sebagai mata pelajaran untuk siswa sekolah dasar (SD), dan sekolah
menengah tingkat pertama (SMP/SLTP). Sedangkan untuk tingkat di atasnya,
mulai dari sekolah menengah tingkat atas (SMA) dan perguruan
tinggi, ilmu sosial dipelajari berdasarkan cabang-cabang dalam ilmu
tersebut khususnya jurusan atau fakultas yang memfokuskan diri dalam
mempelajari hal tersebut.
B.
Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Konsep Dasar IPS. Selain itu juga bertujuan agar dapat memahami secara mendalam mengenai:
1.
IPS, Sosial dan Ilmu – ilmu Sosial
2.
Pengertian Ilmu – ilmu Sosial
3.
Struktur Ilmu – ilmu Sosial
C.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :
1.
Jelaskan bagaimana konsep IPS,Studi
sosial dan ilmu – ilmu sosial ?
2.
Jelaskan pengertian ilmu – ilmu
sosial ?
3.
Jelaskan bagaimana struktur
ilmu – ilmu sosial ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
IPS, Studi Sosial dan Ilmu – ilmu Sosial
1)
Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS)
Istilah “Ilmu Pengetahuan Sosial”, disingkat
IPS, merupakan nama mata pelajaran di tingkat sekolah dasar dan menengah atau
nama program studi di perguruan tinggi yang identik dengan istilah “Social Studies” dalam kurikulum
persekolahan di negara lain, khususnya di negara – negara Barat seperti
Australia dan Amerika Serikat. Nama “IPS” yang lebih dikenal Social Studies di negara lain itu
merupakan istilah hasil kesepakatan dari para ahli atau pakar kita di Indonesia
dalam Seminar Nasional tentang Civic
Education tahun 1972 di Tawangmangu, Solo. IPS sebagai mata pelajaran di
persekolahan,pertama kali digunakan dalam Kurikulum 1975.
Namun, pengertian IPS di tingkat
persekolahan itu sendiri mempunyai perbedaan makna, disesuaikan dengan
karakteristik dan kebutuhan peseta didik khususnya antara IPS untuk Sekolah
Dasar (SD) dengan IPS untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan IPS untuk
Sekolah Menengah Atas (SMA). Pengertian IPS di persekolahan tersebut ada yang
berarti nama mata pelajaran yang berdiri sendiri,ada yang berarti gabungan (integrated) dari sejumlah mata pelajaran
atau disiplin ilmu,dan ada yang berarti program pengajaran. Perbedaan ini dapat
pula diidentifikasi dari perbedaan pendekatan yang diterapkan pada masing –
masing jenjang persekolahan tersebut.
Terdapat banyak persepsi tentang pengertian
IPS di lingkungan pendidikan kita, salah satunya ada yang menganggap bahwa IPS
terdiri atas mata pelajaran – mata pelajaran Sejarah,Geografi dan
Ekonomi.Persepsi ini didasarkan pada pengalaman belajar IPS mereka di SMP. Bagi mereka yang telah belajar IPS di
SMA tentu akan lain lagi persepsinya.Pengertian IPS pada tingkat SMA memiliki 2
arti yaitu ; pertama, IPS dapat berarti salah satu jenis program
studi.Kedua,IPS berarti sejumlah mata pelajaran yang termasuk ke dalam disiplin
ilmu – ilmu sosial. Mata pelajaran yang termasuk kelompok IPS pada tingkat SMA
meliputi: TataNegara, Sosiologi, Antropologi, Ekonomi, Geografi, dan Sejarah. Istilah
IPS di sekolah dasar merupakan nama mata pelajaran yang berrdiri sendiri
sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial,humaniora, sains
bahkan berbagai isu dan masalah sosial kehidupan. Materi IPS untuk jenjang
sekolah dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena yang lebih dipentingkan
adalah dimensi pedagogik dan psikologis serta karakteristik kemampuan berfikir
peserta didik yang bersifat holistik.
Jadi, IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub disiplin ilmu
tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu,
disiplin ilmu – ilmu sosial (social
science), maupun ilmu pendidikan. Social
Scence Education Council (SSEC) dan
National Council for Social Studies (NCSS), menyebut IPS sebagai “Social Science Education“ dan “Social Studies”. Dengan kata lain, IPS
mengikuti cara pandang yang bersifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran seperti
: geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi, psikologi,
sosiologi dan sebagainya.
2)
Studi Sosial (Social Studies)
Definisi Social
Studies dikemukakan oleh para ahli yaitu :
Menurut
Edgar Wesley 1937 yang mengatakan bahwa “The
social studies are the social sciences simplified for pedagogical purpores”.
(Social Studies adalah ilmu – ilmu sosial
yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan).
Menurut James A. Banks (1990:3) dalam bukunya
Teaching strtategies for the social
studies memberikan definisi sosial studies adalah bagian dari kurikulum
sekolah dasar dan menengah yang mempunyai tanggung jawab pokok membantu para
siswa untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang
diperlukan dalam hidup bernegara di lngkungan masyarakatnya.
Kita juga menyadari bahwa ada juga mata
pelajaran-mata pelajaran lain yang bertujuan untuk membantu para siswa agar
mempunyai keterampilan yang diperlukan untuk dapat hidup berpartisipasi dalam
masyarakat demokratis. Namun, bagi social
studies, menurut Banks, tujuan mengembangkan kompetensi dan keterampilan
hidup bernegara merupakan tujuan utamanya (its
primary goal).
Menurut Welton & Mallan, social studies sebagai mata pelajaran
gabungan terutama dari :
1.
Disiplin ilmu-ilmu sosial.
2.
Temuan-temuan (pengetahuan) yang berasal dari disiplin ilmu-ilmu sosial.
3.
Proses-proses yang dilakukan oleh ilmuan sosial dalam menghasilkan temuan
atau pengetahuan itu.
Secara singkat welton dan mallan merumuskan
definisi social studies sebagai “social studies is a composite subject area
based on findings and processes drawn from the social science disciplines”
(1989:15). Pendapat Welton dan Mallan ini merupakan gejala yang umum untuk
Negara-negara seperti Kanada,
Australia dan Amerika.
Sementara untuk bebrapa Negara di Eropa, disiplin ilmu-ilmu sosial masih di
ajarkan secara terpisah. Namun sudah merupakan gejala umum pula bahwa social studies adalah program studi yang
dirumuskan dan dikemas untuk disajikan ditingkat sekolah dasar dan menengah
bukan untuk perguruan tinggi.
Salah satu karakteristik dari definisi social studies adalah bersifat dinamis,
artinya selalu berubah sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat. Di
amerika serikat, misalnya, The National
Council Fot The Social Studies (NCSS), Organisasi para ahli pendidikan social studies yang cukup handal sebelum
tahun 1978 merumuskan social studies
sebagai program yang dibangun oleh sejumlah disiplin ilmu sosial, yakni “Sejarah,
Ekonomi, Sosiologi, Kewarganegaraan, Geografi dan semua modifiksi atau kombinasi
mata pelajaran-mata pelajaran terutama yang memiliki materi dan tujuan yang
berhubungan dengan masalah-masalah kemasyarakatan. Pada dua decade terakhir,
NCSS telah mengubah definisi social Studies
sebagai mata pelajaran yang bersifat dasar yang ada didalam Kurikulum TK,
Sekolah Dasar, dan Sekolah Menengah. Tujuannnya berkaitan erat dengan haakekat
kewarganegaraan ialah mempersiapkan Warga Negara untuk hidup dalam masyarakat
demokratis dan dapat berhubungan dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Pokok
bahasannya terutama mengacu pada Sejarah, ilmu-ilmu sosial, humanities, dan
ilmu alam. Pengajaran social studies
disampaikan dengan cara-cara yang mencerminkan suatu kesadaran akan pengalaman
pribadi, sosial dan budaya serta tingkat perkembangan siswa.
Pada tahun 1992, Dewan direktur NCSS terutama
kumpulan para pengajar di bidang social
studies merumuskan definisi yang
menunjukkan bahwa materi social studies
semakin meluas karna merupakan gabungan dari berbagai displin ilmu, bukan hanya
ilmu-ilmu sosial melainkan juga dari humanities, matematika dan ilmu-ilmu alam
bahkan agama. Definisi ini kita dapat menyimpulkan bahwa social studies untuk amerika serikat menggunakan pendekatan
integrasi (integrated approach).
Karena tujuan social studies untuk
memantu para remaja dalam mengembangkan potensinya agar menjadi warga Negara
yang baik dalam kehidupan masyarakat demokratis maka social studies disajikan sebagai mata pelajaran untuk para siswa
persekolahan.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh NCSS maka
hal yang sama terjadi pula dengan IPS yang selalu mengalami perubahan. Hal ini
dapat kita pahami karena IPS adalah suatu mata pelajaran yang ada didalam
kurikulum persekolahan.
Dari sejumlah definisi yang berkembang saat
ini maka definisi yang dikeluarkan oleh NCSS tahun 1993-lah yang paling lengkap
dan menjadi rujukan dalam berbagai aktifitas pendidikan.
Menurut Sumaatmadja (1980:7-8) social studies berbeda dengan ilmu-ilmu sosial.
Social studies bukan merupakan bidang
keilmuan atau disiplin akademis, melainkan lebih merupakan suatu bidang
pengkajian tentang gejala dan masalah sosial. Untuk mengkaji masalah-masalah social studies lebih bersifat praktis
daripada akademis teoritis. Hal ini didasarkan pada bentuk gejala dan maslah sosial
yang sifatnya lebih menghendaki pemecahan secara langsung dan mendesak. Oleh
karena itu, pendekatan yang digunakan bersifat interdisifliner, multi
disipliner dan terpadu. Dengan demikian bentuk dari sosial studies lebih banyak menunjukkan sebagai program studi
gabungan yang berasal dari berbagai displin ilmu.
3)
Ilmu-Ilmu Sosial.
Istilah ilmu-ilmu sosial (IIS) adalah
terjemahan dari social sciences.
Disamping ilmu-ilmu sosial terdapat pula ilmu-ilmu alam dan humanities /
homaniora. Ilmu-ilmu alam mempunyai tiga bagian disiplin ilmu yang meliputi
biologi, fisika, kimia. Sementara humanities terdiri dari sejarah dan sastra.
semua bidang keilmuan dan humaniora ini berakar pada suatu bidang yang disebut
filsafat. Setiap displin ilmu mempunyai filsafatnya masing-masing yang berhulu
pada ajaran agama.
Dalam struktur disiplin ilmu baik ilmu-ilmu sosial
maupun ilmu pendidikan, belum ditemukan adanya nama social studies ataupun pendidikan IPS sebagai sub disiplin ilmu.
Hal ini mungkin terjadi karena social
studies adalah sebuah program pendidikan dan bukan sub disiplin ilmu
(Somantri, 2001:89). Namun demikian, sampai saat ini peran ilmu-ilmu social
tetap menjadi konten utama untuk social
studies atau PIPS. Menurut Norman MacKenzie (1966:7), merumuskan disiplin
ilmu sosial sebagai “all the academic
disciplined which deal with man in their social context”, artinya semua
disiplin akademik yang berkaitan dengan manusia dalam konteks social.
Selain mengkaji perilaku manusia, disiplin
ilmu-ilmu sosial memandang situasi peristiwa umat manusia dari perspektif yang
berbeda. Karena ada perbedaan persepsi maka metodologi dan tekhnik
penelitiannya pun berbeda. Setiap disiplin ilmu sosial memiliki konsep-konsep
generalisasi dan teori.
B.
Pengertian Ilmu-Ilmu
Sosial.
Pada kegaitan belajar pertama dalam modul
ini, anda telah menganal dan memahami pengertian IPS, studi sosial dan
ilmu-ilmu sosial. Pada kegiatan belajar ini, akan dibahas tentang pengertian
ilmu-ilmu sosial yang mendukung terhadap pembangunan pendidikan dan
pembelajaran IPS. Oleh karena itu pemahaman terhadap ilmu-ilmu sosial akan
sangat membantu dalam memahami konsep dan subtansi pendidikan IPS.
Sedikitnya ada tujuh disiplin ilmu sosial yang
kita kenal selama ini menurut tradisi yang telah cukup lama khususnya yang
berkembang sejak awal abad ke-20. Disiplin ilmu sosial tersebut dapat dijelaskan
satu persatu sebagai berikut :
I.
ANTROPOLOGI
Para
ahli antropologi mempelajari tentang budaya manusia. Mereka tertarik dengan
kebudayaan pra-sejarah (kebudayaan yang diciptakan sebelum lahirnya zaman
sejarah) juga kebudayaan pada zaman modern saat ini. Mereka mengkaji kebudayaan
pada semua tingkat perkembangan tekhnologi dari zaman berburu dan saman
pengumpulan makanan (gathering)
sampai zaman bercocok tanam dan zaman industri.
Para
ahli antropologi dapat dibedakan ke dalma beberapa spesialisasi.
A.
Ahli Atropologi Sosial (Antropologi Budaya).
Ahli Antropologi Sosial (Antropologi Budaya)
mempelajari tentang kelompok-kelompok manusia yang ada saat ini yang
menggunakan cara hidup (misalnya budaya) tertentu. Mereka dapat mengkaji budaya
manusia tertentu dengan cara mempelajari bagaimana bagian-bagian budaya itu bisa
cocok dalam membentuk keseluruhan budaya manusia yang bermakna, atau mereka
dapat memilih dan mempelajari sejumlah kebudayaan berdasrkan pola-pola perilaku
untuk mendapatkan “perspektif antar budaya” tentang kondisi manusia.
B.
Alhi Antropologi Etnigrafi.
Ahli Etnigrafi adalah seorang ahli
antropologi yang punya spesialisasi dalam mengumpulkan informasi tentang segala
aspek budaya yang ada melalui kerja lapangan.
C.
Ahli Antropologi Bahasa.
Ahli Antropologi Bahasa mempelajari bahasa-bahasa
yang digunakan manusia dengan fokus kajian pada penggunaan bahasa dalam konteks
sosial.
D.
Ahli Antropologi Fisik (Biologi).
Ahli Antropologi Fisik (Biologi) menggunakan
teknik-teknik ilmu pengetahuan alam dalam studi makhluk hidup maupun yang sudah
berupa fosil dan primata binatang seperti monyet atau kera.
E.
Ahli Arkeologi.
Ahli Arkeologi menggunakan teknik-teknik
penggalian dan analisis ilmiah sisa-sisa fisik mahkluk hidup untuk
merekonstruksi cara hidup manusia yang telah musnah.
F.
Alhi Primatologi.
Ahli Primatologi meliputi ahli antropologi
yang mempelajari perilaku kelompok primata bukan mahkluk manusia seperti
baboon, simpanse dan gorila. Tegasnya, tiga spesies terakhir ini lebih
menyerupai ilmu-ilmu alam daripada ilmu-ilmu sosial dalam fokus dan metode
kajiannya.
II.
EKONOMI
Ilmu ekonomi adalah suatu studi
tentang bagaimana sumber-sumber dimanfaatkan untuk memenuhi keinginan-kenginan
manusia yang tidak terbatas. Pentingnya manajemen kelangkaan secara khsusus
dibagi ke dalam dua bagian : analisis ekonomi, dan kebijakan ekonomi.
Pembahasan ini dimulai dengan menerapkan analisis ilmu ekonomi (ilmu enokomi
positif) bagian yang berkaitan dengan studi kelangkaan yang bersifat ilmiah dan
pengalokasian sumber-sumber.
Kebijakan ekonomi, atau ilmu ekonomi
normatif berkaitan dengan aplikasi hasil analisis ekonomi (pengetahuan secara ilmiah)
untuk memecahkan masalah-masalah sosial. Dengan demikian, kebijakan ekonomi
menangani persoalan-persoalan ekonomi yang harus dipecahkan untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu. Oleh karena itu, kebijakan ekonomi didasarkan pada
nilai-nilai individu yang dikaitkan dengan cara yang baik (secara moral) umtuk
mengalokasikan sumber-sumber yang langka itu bagi anggota masyarakat.
Ilmu social ekonomi – bagian yang
berhubungan dengan analisis ekonomi – dibagi ke dalam dua bidang utama :
- Ekonomi Mikro
Ahli ekonomi mikro mengkaji perilaku
individu-individu, persoalan rumah tangga, perusahaaan dan pasar. Para ahli ini tertarik dengan bagaimana harga barang dan
pelayanan/jasa itu ditetapkan, bagaimana harga dapat menentukan pola produksi
dan bagaimana pola ini ditentukan oleh pasar dan tindakan pemerintah.
- Ekonomi Makro
Ahli ekonomi makro mengkaji keberfungsian
ekonomi secara keseluruhan. Para ahli ini
tertarik khususnya dengan pengeluaran dan pendapatan ekonomi, tingkat
pekerjaan, dan pergeseran-pergeseran dalam tingkat harga rata-rata.
Dua bidang spesialisi tambahan
adalah sejarah ekonomi dan ekonomi komparatif :
- Ahli sejarah ekonomi menjebatani dua disiplin ilmu sosial dengan cara berusaha untuk menjelaskan keadaan ekonomi masa kini sebagai akibat dari perkembangan di masa lampau (termasuk sumbangan-sumbangan teoritis dari ilmuwan ekonomi terkemuka).
- Ahli ilmu ekonomi komparatif membandingkan dan mempertentangkan beberapa sistem ekonomi dari kebudayaan atau bangsa yang berbeda-beda (misalnya, Amerika Serikat dan Rusia) untuk mengetahui bagaimana setiap sistem ekonomi itu dapat memecahkan masalah pengalokasian sumber-sumber yang langka itu dalam kondisi permintaan yang tidak terbatas.
III.
GEOGRAFI
Para
ahli geografi mempelajari permukaan bumi dan bagaimana manusia mempengaruhi
serta dipengaruhi oleh lingkungan fisiknya. Geografi dibagi kedalam dua
spesialisasi pokok : geografi fisik dan geografi budaya (manusia). Para ahli geografi fisik mengkaji aspek-aspek fisik bumi
yang meliputi iklim, tanah, sumber-sumber air, penyebaran tanaman dan binatang
dan bentuk-bentuk tanah. Para ahli geografi
budaya (ahli kependudukan – demographer) tertarik dengan penyebaran penduduk
pada suatu wilayah tertentu. Mereka bukan hanya tertarik dengan tempat tinggal
dimana mereka hidup namun juga mengapa mereka tinggal di sana, yakni faktor-faktor apa yang
memepengaruhi. Daya tarik utama kedua dari ahli geografi budaya adalah
interaksi antara manusia dengan lingkungan fisiknya. Mereka mengkaji bagaimana
manusia memanfaatkan dan mengubah permukaan bumi bahkan juga bagaimana
permukaan bumi memperngaruhi budaya manusia, kegaitan mencari nafkah, pola-pola
perkampungan, pembangunan ekonomi, organisasi politik, pemanfaatan
sumber-sumber daya, komunikasi, dan transportasi.
Walaupun geografi fisik lebih tepat
digolongkan sebagi ilmu fisika, namun dalam prakteknya sulit untuk memisahkan
pengkajian geografi fisik dari geografi budaya. Para
siswa tidak dapat belajar bagaimana manusia berinteraksi dengan lingkungan
fisiknya tanpa belajar dari alam lingkungan. Dengan alasan inilah, pengajaran
studi sosial dalam geografi mencakup kedua bidang spesialisai tersebut.
IV.
SEJARAH
Kata sejarah secara
harafiah berasal dari kata Arab (شجرة: šajaratun) yang artinya pohon. Dalam bahasa
Arab sendiri, sejarah disebut tarikh (تاريخ ). Adapun kata tarikh
dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih adalah waktu atau penanggalan.
Kata Sejarah lebih dekat pada bahasa Yunani yaitu historia yang berarti
ilmu atau orang pandai. Kemudian dalam bahasa Inggris menjadi history,
yang berarti masa lalu manusia. Kata lain yang mendekati acuan tersebut adalah Geschichte
yang berarti sudah terjadi.
Sejarah, babad,
hikayat, riwayat, atau tambo
dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai kejadian
dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau asal-usul
(keturunan) silsilah, terutama bagi raja-raja yang memerintah. Adapun ilmu sejarah adalah ilmu yang
digunakan untuk mempelajari peristiwa penting masa lalu manusia. Pengetahuan
sejarah meliputi pengetahuan akan kejadian-kejadian yang sudah lampau serta pengetahuan
akan cara berpikir secara historis. Orang yang mengkhususkan diri mempelajari
sejarah atau ahli sejarah disebut sejarawan.
Karena lingkup sejarah sangat
besar, perlu klasifikasi yang baik untuk memudahkan penelitian. Bila beberapa
penulis seperti H.G. Wells, Will Durant, dan Ariel Durant menulis sejarah
dalam lingkup umum, kebanyakan sejarawan memiliki keahlian dan spesialisasi
masing-masing.
Ada banyak cara
untuk memilah informasi dalam sejarah, antara lain:
- Berdasarkan kurun waktu (kronologis).
- Berdasarkan wilayah (geografis).
- Berdasarkan negara (nasional).
- Berdasarkan kelompok suku bangsa (etnis).
- Berdasarkan topik atau pokok bahasan (topikal).
Dalam pemilahan tersebut, harus
diperhatikan bagaimana cara penulisannya seperti melihat batasan-batasan
temporal dan spasial tema itu sendiri. Jika hal tersebut tidak dijelaskan, maka
sejarawan mungkin akan terjebak ke dalam falsafah ilmu lain, misalnya sosiologi.
Inilah sebabnya Immanuel Kant yang disebut-sebut sebagai Bapak
Sosiologi mengejek sejarah sebagai "penata batu-bata" dari
fakta-fakta sosiologis.
Catatan Sejarah
Ahli sejarah mendapatkan
informasi mengenai masa lampau dari berbagai sumber, seperti catatan yang
ditulis atau dicetak, mata uang atau benda bersejarah lainnya, bangunan dan
monumen, serta dari wawancara (yang sering disebut sebagai "sejarah
penceritaan", atau oral history dalam bahasa Inggris). Untuk
sejarah modern, sumber-sumber utama informasi sejarah adalah: foto, gambar
bergerak (misalnya: film layar lebar), audio, dan rekaman video. Tidak semua
sumber-sumber ini dapat digunakan untuk penelitian sejarah, karena tergantung
pada periodeyang hendak diteliti atau dipelajari. Penelitian sejarah juga
bergantung pada historiografi, atau cara pandang sejarah, yang berbeda
satu dengan yang lainnya.
Namun dalam penulisan sejarah,
sumber-sumber tersebut perlu dipilah-pilah. Metode ini disebut dengan kritik
sumber. Kritik sumber dibagi menjadi dua macam, yaitu ekstern dan intern.
Kritik ekstern adalah kritik yang pertama kali harus dilakukan oleh sejarawan
saat dia menulis karyanya, terutama jika sumber sejarah tersebut berupa benda.
Yakni dengan melihat validisasi bentuk fisik karya
tersebut, mulai dari bentuk, warna dan apa saja yang dapat dilihat secara
fisik. Sedang kritik intern adalah kritik yang dilihat dari isi sumber
tersebut, apakah dapat dipertanggungjawabkan atau tidak.
Wawancara juga dipakai sebagai
sumber sejarah. Namun perlu pula sejarawan bertindak kritis baik dalam
pemilahan narasumber sampai dengan
translasi ke bentuk digital atau tulisan.
V. POLITIK
Ilmu politik adalah cabang ilmu sosial
yang membahas teori dan praktik politik serta deskripsi dan analisa sistem
politik dan perilaku politik. Ilmu ini berorientasi akademis, teori, dan
riset.
Ilmuwan politik mempelajari
alokasi dan transfer kekuasaan dalam pembuatan keputusan, peran dan sistem
pemerintahan termasuk pemerintah dan organisasi internasional, perilaku politik
dan kebijakan publik. Mereka mengukur keberhasilan pemerintahan dan kebijakan
khusus dengan memeriksa berbagai faktor, termasuk stabilitas, keadilan,
kesejahteraan material, dan kedamaian. Beberapa ilmuwan politik berupaya
mengembangkan ilmu ini secara positif dengan melakukan analisa politik.
Sedangkan yang lain melakukan pengembangan secara normatif dengan membuat saran
kebijakan khusus.
· Pendekatan dalam ilmu politik
Terdapat banyak sekali
pendekatan dalam ilmu politik. Di sini hanya akan dibahas tentang tiga
pendekatan saja, yakni pendekatan institusionalisme (the old
institutionalism), pendekatan perilaku (behavioralism) dan pilihan
rasional (rational choice), serta pendekatan kelembagaan baru atau the
new institutionalism. Ketiga pendekatan ini memiliki cara pandangnya
tersendiri dalam mengkaji ilmu politik dan memiliki kritik terhadap pendekatan
yang lain.[1]
o Pendekatan institusionalisme
Pendekatan institusionalisme
atau kelembagaan mengacu pada negara sebagai fokus kajian utama. Setidaknya, ada lima karakteristik atau
kajian utama pendekatan ini, yakni:
- Legalisme (legalism), yang mengkaji aspek hukum, yaitu peranan pemerintah pusat dalam mengatur hukum;
- Strukturalisme, yakni berfokus pada perangkat kelembagaan utama atau menekankan pentingnya keberadaan struktur dan struktur itu pun dapat menentukan perilaku seseorang;
- Holistik (holism) yang menekankan pada kajian sistem yang menyeluruh atau holistik alih-alih dalam memeriksa lembaga yang "bersifat" individu seperti legislatif;
- Sejarah atau historicism yang menekankan pada analisisnya dalam aspek sejarah seperti kehidupan sosial-ekonomi dan kebudayaan;
- Analisis normatif atau normative analysis yang menekankan analisisnya dalam aspek yang normatif sehingga akan terfokus pada penciptaan good government.
o Pendekatan perilaku dan pilihan rasional
Salah satu pemikiran pokok dalam
pendekatan perilaku ialah bahwa tidak ada gunanya membahas lembaga-lembaga
formal karena pembahasan seperti itu tidak banyak memberikan informasi mengenai
proses politik yang
sebenarnya. Sementara itu, inti "pilihan rasional" ialah bahwa individu sebagai
aktor terpenting dalam dunia politik dan sebagai makhluk yang rasional selalu
mempunyai tujuan-tujuan yang mencerminkan apa yang dianggapnya kepentingan diri
sendiri. Kedua pendekatan ini (perilaku dan pilihan rasional), memiliki fokus
utama yang sama yakni individu atau manusia. Meskipun
begitu, penekanan kedua pendekatan ini tetaplah berbeda satu sama lainnya.
Adapun aspek yang ditekankan dalam pendekatan ini adalah:- Menekankan pada teori dan metodologi. Dalam mengembangkan studi ilmu politik, teori berguna untuk menjelaskan berbagai fenomena dari keberagaman di dalam masyarakat.
- Menolak pendekatan normatif. Kaum behavioralis menolak hal-hal normatif yang dikaji dalam pendekatan institusionalisme karena pendekatan normatif dalam upaya menciptakan "pemerintahan yang baik" itu bersifat bias.
- Menekankan pada analisis individual. Kaum behavioralis menganalisis letak atau pengaturan aktor politik secara individual karena fokus analisisnya memang tertuju pada analisis perilaku individu.
- Masukan (inputism) yang memperhatikan masukan dalam sistem politik (teori sistem oleh David Easton, 1953) atau tidak hanya ditekankan pada strukturnya saja seperti dalam pendekatan institusionalisme.
o Pendekatan kelembagaan baru
Pendekatan kelembagaan baru atau
the new institutionalism lebih merupakan suatu visi yang meliputi
beberapa pendekatan lain, bahkan beberapa bidang ilmu pengetahuan lain seperti ekonomi dan sosiologi.
Berbeda dengan institusionalisme lama yang memandang institusi negara sebagai
suatu hal yang statis dan terstruktur, pendekatan
kelembagaan baru memandang negara sebagai hal yang dapat diperbaiki ke arah
suatu tujuan tertentu. Kelembagaan baru sebenarnya dipicu oleh pendekatan
behavioralis atau perilaku yang melihat politik dan kebijakan publik sebagai
hasil dari perilaku kelompok besar atau massa, dan
pemerintah sebagai institusi yang hanya mencerminkan kegiatan massa itu. Bentuk dan sifat dari institusi ditentukan
oleh aktor beserta juga dengan segala pilihannya.
VI.
PSIKOLOGI
Psikologi
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan
lingkungannya.
Menurut asalnya katanya,
psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: "ψυχή" (Psychē
yang berarti jiwa) dan "-λογία" (-logia yang artinya ilmu)
sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang
mempelajari tentang jiwa
METODE PSIKOLOGI
Beberapa metodologi dalam psikologi, diantaranya sebagai berikut :a. Metodologi Eksperimental
Cara ini dilakukan biasanya di
dalam laboratorium dengan mengadakan berbagai eksperimen. Peneliti mempunyai
kontrol sepenuhnya terhadap jalannya suatu eksperimen. Yaitu menentukan akan
melakukan apa pada sesuatu yang akan ditelitinya, kapan akan melakukan
penelitian, seberapa sering melakukan penelitiannya, dan sebagainya.
b. Observasi Ilmiah
Pada observasi ilmiah, suatu hal
pada situasi-situasi yang ditimbulkan tidak dengan sengaja. Melainkan dengan
proses ilmiah dan secara spontan. Observasi alamiah ini dapat diterapkan pula
pada tingkah laku yang lain, misalnya saja : tingkah laku orang-orang yang
berada di toko serba ada, tingkah laku pengendara kendaraan bermotor dijalan
raya, tingkah laku anak yang sedang bermain, perilaku orang dalam bencana alam,
dan sebagainya.
c. Sejarah Kehidupan
Sejarah kehidupan seseorang
dapat merupakan sumber data yang penting untuk lebih mengetahui “jiwa” orang
yang bersangkutan, misalnya dari cerita ibunya, seorang anak yang tidak naik
kelas mungkin diketahui bahwa dia bukannya kurang pandai tetapi minatnya sejak
kecil memang dibidang musik sehingga dia tidak cukup serius untuk mengikuti
pendidikan di sekolahnya.
d. Wawancara
Wawancara merupakan tanya jawab
si pemeriksa dan orang yang diperiksa. Agar orang diperiksa itu dapat menemukan
isi hatinya itu sendiri, pandangan-pandangannya, pendapatnya dan lain-lain
sedemikian rupa sehingga orang yang mewawancarai dapat menggali semua informasi
yang dibutuhkan.
e. Angket
Angket merupakan wawancara dalam
bentuk tertulis. Semua pertanyaan telah di susun secara tertulis pada
lembar-lembar pertanyaan itu, dan orang yang diwawancarai tinggal membaca
pertanyaan yang diajukan, lalu menjawabnya secara tertulis pula.
Jawaban-jawabannya akan dianalisis untuk mengetahui hal-hal yang diselidiki.
f. Pemeriksaan Psikologi
Dalam bahasa populernya pemeriksaan psikologi
disebut juga dengan psikotes Metode ini menggunakan
alat-alat psikodiagnostik tertentu
yang hanya dapat digunakan oleh para ahli yang benar-benar sudah terlatih.
alat-alat itu dapat dipergunakan unntuk mengukur dan untuk mengetahui taraf
kecerdasan seseorang, arah minat seseorang, sikap seseorang, struktur
kepribadian seeorang, dan lain-lain dari orang yang diperiksa itu.
· Metode Psikologi Perkembangan
Pada Metode Psikologi
Perkembangan memiliki 2 metode, yaitu metode umum dan metode khusus. pada
metode umum ini pendekatan yang dipakai dengan pendekatan longitudinal,
transversal, dan lintas budaya. Dari pendekatan ini terlihat adanya data yang
diperoleh secara keseluruhan perkembangan atau hanya beberapa aspek saja dan
bisa juga melihat dengan berbagai faktor dari bawaan dan lingkungan khususnya
kebudayaan. Sedangkan pada metode khusus
PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN
Walaupun sejak dulu telah ada
pemikiran tentang ilmu yang mempelajari manusia dalam kurun waktu bersamaan
dengan adanya pemikiran tentang ilmu yang mempelajari alam, akan tetapi karena
kerumitan dan kedinamisan manusia untuk dipahami, maka psikologi baru tercipta
sebagai ilmu sejak akhir 1800-an yaitu sewaktu Wilhem Wundt mendirikan
laboratorium psikologi pertama didunia.
FUNGSI PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU
Psikologi memiliki tiga fungsi sebagai ilmu yaitu:- Menjelaskan, yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasilnya penjelasan berupa deskripsi atau bahasan yang bersifat deskriptif
- Memprediksikan, Yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasil prediksi berupa prognosa, prediksi atau estimasi
- Pengendalian, Yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Perwujudannya berupa tindakan yang sifatnya preventif atau pencegahan, intervensi atau treatment serta rehabilitasi atau perawatan.
VIII.
SOSIOLOGI
Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius
yang berarti kawan, teman sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini
dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours
De Philosophie Positive" karangan August
Comte (1798-1857). Walaupun banyak definisi tentang sosiologi
namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat.
Masyarakat
adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan
bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku
masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang
dibangunnya. Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang
tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis
oleh orang lain atau umum.
POKOK BAHASAN SOSIOLOGI
Pokok bahasan sosiologi ada
empat:
1.
Fakta
sosial sebagai cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di
luar individu dan mempunya kekuatan memaksa dan mengendalikan individu
tersebut.
2.
Tindakan sosial sebagai
tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain.
3.
Khayalan sosiologis
sebagai cara untuk memahami apa yang terjadi di masyarakat maupun yang ada
dalam diri manusia. Menurut Wright Mills, dengan khayalan
sosiologi, kita mampu memahami sejarah masyarakat,
riwayat hidup pribadi, dan hubungan antara keduanya. Alat untuk melakukan
khayalan sosiologis adalah persmasalahan (troubles) dan isu (issues).
Permasalahan pribadi individu merupakan ancaman terhadap nilai-nilai pribadi.
Isu merupakan hal yang ada di luar jangkauan kehidupan pribadi individu.
4.
Realitas sosial adalah
penungkapan tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga oleh sosiolog
dengan mengikuti aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara ilmiah
dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara
jeli serta menghindari penilaian normatif.
CIRI-CIRI SOSIOLOGI
·
Empiris, yaitu didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak
bersifat spekulasi (menduga-duga).
·
Teoritis,
yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi yang konkret di
lapangan, dan abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang
tersusun secara logis dan bertujuan menjalankan hubungan sebab akibat sehingga
menjadi teori.
·
Komulatif, yaitu disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada, kemudian
diperbaiki, diperluas sehingga memperkuat teori-teori yang lama.
·
Nonetis,
yaitu pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik atau buruk masalah
tersebut, tetapi lebih bertujuan untuk menjelaskan masalah tersebut secara
mendalam.
OBJEK SOSIOLOGI
Objek material sosiologi adalah
kehidupan sosial, gejala-gejala dan proses hubungan antara manusia yang
memengaruhi kesatuan manusia itu sendiri.
Objek formal sosiologi lebih
ditekankan pada manusia sebagai makhluk sosial atau masyarakat. Dengan demikian
objek formal sosiologi adalah hubungan manusia antara manusia serta proses yang
timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.
C. STRUKTUR ILMU-ILMU SOSIAL
Untuk membantu meamahami isi
pembelajaran apakah yang dapat dimasukkan ke dalam satuan pembelajaran IPS,
dibawah ini disajikan struktur disiplin ilmu-ilmu sosial. Penjelasan setiap
struktur ilmu-ilmu sosial in diperlukan oleh seorang guru IPS karena setiap
disiplin ilmu mempunyai karaktristik struktur yang unik, seperti model inkuiri
atau”body of knowledge” yang
masing-masing disiplin memiliki perbedaan.
a.
Model inkuiri.
·
Masalah yang dipertanyakan.
·
Metoda (alat) penelitian.
b.
Struktur ilmu pengetahuan.
·
Konsep.
·
Generalisasi.
Berikut ini disajikan contoh
pembahasan tentang disiplin-disiplin ilmu sosial secara konseptual.
1.
STRUKTUR ANTROPOLOGI
1) Pertanyaan yang diajukan
·
Apakah hakekat kebudayaan itu ?
·
Bagaimana bagian-bagian
kebudayaan itu membentuk keseluruhan yang fungsional ?
·
Bagaimana kebudayaan itu
mempengaruhi kepribadian anggota masyarakat ?
·
Bagaimana kebudayaan itu saling
mempengaruhi satu sama lain ?
·
Bagaimana kebudayaan itu
berkembang dan berubah ?
·
Bagaimana kebudayaan itu
mempengaruhi hubungan antara umat manusia dengan lingkungan alam ?
·
Bagaimana lingkungan alam itu
mempengaruhi kebudayaan ?
2) Metoda penelitian
·
Observasi tetnang prilaku kehidupan
disekitar msyarakat manusia (sering mengacu pada kerja lapangan dan atau
observasi partisipasi).
·
Wawancara.
·
Deskripsi aspek-aspek fisik
tetnang budaya (perkakas, perumahan, pakaian, seni).
·
Analisis dokumen-dokumen
tertulis (seperti, dokumen-dokumen resmi pemerintah, jurnal-jurnal yang ditulis
oleh para pendahulu, ukiran batu).
·
Perbandingan antar budaya
dengan menggunakan etnografi yang diteliti oleh bermacam-macam ahli
antropologi.
·
Analisis bahasa.
·
Penggalian.
·
Analisis fisik dari fosil-fosil
dan peninggalan-peninggalan kebudayaan terdahulu lainnya.
Konsep-konsep Antropologi
Kebudayaan
Sifat-sifat kebudayaan
Keluarga kecil
Artefak
Tingkat perkembangan tekhnologi
Praktek memelihara anak
Difusi
Tradisi
Perumahan
Pakaian
Bahasa
Kebiasaan
Upacara
Wilayah budaya
Pola-pola kependudukan
Aktifitas subsistem
|
Masyarakat perkebunan
Kebutuhan dasar manusia
Keyakinan agama
Masyarakat industri
Kebiasaan menikah
Perubahan budaya
Ras
Perkakas
Makanan
Perhiasan tubuh
Pola kekeluargaan
Aturan waris
Pembagian kerja
Pantangan (taboos)
Enkulturasi
Akulturasi
|
Generalisasi
·
Dengan kebudayaan (suatu system
kepercayaan, nilai, kebiasaan, dan prilaku) anggota masyarakat dapat berinteraksi
dengan sesamanya dan dengan lingkungan fisik untuk memperoleh kebutuhan dasar
hidup.
·
Setiap kebudayaan tebentuk dari
rangkaian ciri-ciri kebudayaan yang saling berkaitan, dan oleh karena itu
perubahan kebudayaan pada satu atau beberapa cirri budaya akan mengakibatkan
perubahan pada ciri budaya lainnya.
·
Apabila manusia tidak memiliki
kecakapan untuk mengembangkan bahasa yang komplek, maka manusia tidak dapat
mengembangkan kebudayaan.
·
Apabila kondisi berubah dengan
cepat, maka kebudayaan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan, dengan
menggabungkan sifat-sifat budaya pinjaman dari kebudayaan lain.
·
Apabila masyarakat menggunakan
pembagian kerja (seperti banyak dilakukan), maka kebiasaan pembagian kerja itu
menurut jenis kelamin.
2.
STRUKTUR DISIPLIN EKONOMI
1) Pertanyaan yang diajukan
·
Bagaimana manusisa
mengalokasikan sumber-sumber yang langka dalam kondisi permintaan yang tidak
terbatas ?
·
Bagaimana para konsumen
memutuskan tentang apa dan berapa banyak harus melakukan konsumsi barang ?
·
Bagaimana barang dan jasa yang
diproduksi di distribusikan kepada masyarakat konsumen yang memerlukan ?
·
Bagaimana produktifitas dapat
ditingkatkan ?
·
Bagaiman pasar beroperasi agar
para pembeli dan penjual dapat menukar barang dan jasa ?
·
Bagaimana hubungan antara
jumlah barang yang tersedia, jumlah barang yang diperlukan dan harga ?
2) Metode penelitian
·
Analisis data secara matematik
dan statistic dari pemerintah atau dokumen lain misalnya, GNP, Angka
Penganguran, tingkat kebutuhan dasar, sensus.
·
Survey (dari pendapat umum,
dsb.)
·
Studi kasus.
·
Pengembangan dan pengujian
model seecara teoritis.
·
Perbandingan antar bangsa.
·
Konstruksi tabel, bagan, dan
grafik.
·
Penghitungan rasio dan
persentase.
·
Perhitungan jumlah indeks
(indeks harga, dsb.)
·
Perhitungan rata-rata dan
distribusi tentang rata-rata (seperti rata-rata median dan aritmetik).
Konsep-konsep Ekonomi
Kelangkaan
Produsen
Jumlah permintaan
Jumlah penawaran
Kebutuhan ekonomi
Konsumsi
Upah
Spesialisasi
Pemebali dan penjual
Produksi
Barang kepentigan umum\
Penghematan
Pasar
Bunga
Harga kesempatan
Pajak
Pengangguran
System ekonomi
Kemiskinan
Barter
Pertumbuhan (ekonomi)
|
Tukar menukar
Produktifitas
Saling ketergantungan
Barang dan jasa
Persaingan
Konsumen
Pembagian tenaga kerja
Alat tukar
Bank
Uang
Arus sirkulasi pendapatan
Keuntungan
Ongkso, harga, untung
Monopoli, oligopoly,
Hak milik
Pembayaran
Biaya investasi
Pendapatan
Wiraswasta
Pendapatan nasional kasar
(GNP)
|
Generalisasi
·
Perubahan tekhnologi sering
mengakibatkan peningkatan produktifitas dan perubahan dalam jenis barang yang
dihasilkan.
·
Alat tukar (uang) diperlukan dalam system ekonomi
yang berdasarkan pada spesialisai dana perubahan.
·
Harga barang atau jasa
mempunyai pengaruh pada keinginan penjual untuk memasuki produksi dan keinginan
pembeli untuk menjadi konsumen barang dan jasa.
·
Produsen membawakan
sumber-sumber produktif (sumber daya manusia, sumber-sumber alam, dan barang-barang
modal) bersama-sama untuk menghasilkan barang dan jasa.
·
Tingkat produktifitas meningkat
apabila investasi dalam sumber daya manusia dan atau barang-barang modal
meningkat.
3.
STRUKTUR GEOGRAFI
1) Pertanyaan yang diajukan
·
Mengapa manusia hidup di tempat
itu ?
·
Mengapa manusia yang tinggal di
tempat yang berbeda di dunia ini , berbeda pula kehidupannya ?
·
Mengapa penduduk dunia tersebar
tidak merata ?
·
Sejauh mana bumi membagi
manusia ?
·
Sejauh mana manusia membagi
dunia ?
·
Apakah hubungan antara
perbedaaan wilayah (iklim, tanah, dsb) dengan perbedaan tingkat perkembangan
ekonomi, organisasi politik, dan aspek-aspek budaya lainnya ?
2) Metoda penelitian
·
Survey
·
Kerja lapangan (mengamati
keadaan alam)
·
Pemetaan (membuat bagan, dsb.)
·
Tabel dan grafik.
·
Deskripsi wilayah.
·
Analisis data hasil sensus.
·
Studi kasus.
·
Pengukuran alam (phsycal, temperatur,
tinggi rendahnya permukaan bumi, dsb.)
·
Foto udara.
Konsep-konsep Geografi
Bentuk tanah
Sumber-sumber alam
Peta (bagan, globe)
Sumber-sumber air
Symbol peta
Arah
Wilayah waktu
Ras
Lokasi
Iklim
Penduduk
System transportasi
Pegunungan
Samudera
Gurun
Sungai
Hutan
Danau
Temperature
Cuaca
|
Garis lintang dan bujur
Keitnggian tanah
Peternakan
Tumbuhan
Panen
Jalur perdagangan
Pola pemukiman
Perkakas
Penggunaan jalan
Migrasi
Bealahan bumi
Krkhusussasn wilayah
Benua
Pembagian kerja
Irigasi
Pusat-pusat kota
Pusat-pusat peradaban
Pertanian
Sumber daya laut
Sumber daya alam
|
Generalisasi
·
Karena kemajuan pembangunan
ekonomi, manusia terus menerus mengubah permukaan bumi (dengan membuka lahan,
membangun bendungan, mengotori udara dan air, dst.)
·
Pembangunan pertanian (dan oleh
karena itu makanan melimpah) oleh masysarakat memberikat kontribusi terhadap
pembentukkan kebiasaan pembagian kerja dan munculnya pusat-pusat kota.
·
Pekembangan peternakan
mengakibatkan perubahan dalam kegiatan mencari nafkah dan pola-pola pemukiman.
·
Tingkat perkembangan ekonomi
masyarakat membantu menentukkan memampuannya untuk memecahkan masalah kepadatan
penduduk.
·
Manusia menggunakan
sumber-sumber alam yang ditemukan disekitar lingkungan fisiknya untuk memnuhi
kebutuhan dasar berupa makanan, pakaian dan perumahan.
4.
STRUKTUR SEJARAH
1) Pertanyaan yang diajukan
·
Apa sebenarnya yang terjadi
pada masa lampau ?
·
Apakah peristiwa-peristiwa masa
lalau dapat membentuk pola yang dapat digunakan untuk memperkirakan peristiwa
di masa yang akan datang ?
·
Bagaimana pengetahuan peristiwa
masa lalu dapat memberikan sumbangan terhadap pengetahuan kita pada masa kini ?
·
Sejauh mana sebab dan akibat
dari peristiwa-peristiwa masa lalu dapat dibentuk ?
·
Apakah masyarakat yang besar
menciptakan peristiwa yang besar ?
2) Metode penelitian
·
Analisis dokumen umum.
·
Analisis dokumen pribadi.
·
Analisis
peninggalan-peninggalan bangunan.
·
Analisis benda-benda bukan
cetakan.
·
Wawancara
·
Observasi peristiwa sekarang.
Konsep-konsep
sejarah
Perubahan
Waktu
Masa lampau
Penyimpangan pribadi
Nilai-nilai
Penyimpangan budaya
Peristiwa sejarah
Abad
Kepercayaan
Sebab dan akibat
Catatan sejarah
Perang saudara
Pertempuran
Pemimpin agama
Peralatan dan mesin
Karya seni
Penjelajah
Pemimpin sosial
kemajuan
|
Peperangan
System ekonomi
Pemerintahan
Pemimpin politik
Kekuasaaan
Perjanjian
Pemimpin militer
Peran sosial
Peristiwa masa lampau
Masyarakat
Paeristiwa sekarang penemuan
Pemimpin industry
Periode sejarah
Peradaban
Perselisihan / konflik
Pemukim
Koloni / penduduk baru
Eksplorasi
Inovasi / pembaharuan
|
Generalisasi
·
Perubahan yang terus menerus
telah menjadi kondisi yang umum bagi masyarakat manusia selamanya.
·
Peristiwa sejarah yang kompleks
tidak dapat dijelaskan dengan cara satu persatu hubungan sebab akibat yang
sederhana.
·
Peristiwa-peristiwa masa lampau
mempengaruhi peristiwa-peristiwa masa kini.
·
Penyimpangan sejarah terjadi
apabila setiap generasi menciptakan atau menulis kembali sejarah menurut
nila-nilai dan kepentingan-kepentingannya.
·
Untuk memahami peristiwa masa
kini, orang harus memahami peristiwa masa lalu.
5.
STRUKTUR ILMU POLITIK
1) Pertanyaan yang diajukan
·
Bagaimana asalnya pemerinahan
dan organisasi politik lainnnya ?
·
Bagaimana pemimpin atau
organisasi politik memperoleh kekuasaan ?
·
Bagaimana tujuan pelayanan dari
organisasi politik ?
·
Bagaomana keputusan-keputusan
politik dibuat ?
·
Agen-agen apakah di dalam
masyarakat yang memberikan kontribusi terhadap organisai politik ?
·
Bagaimana pembagian etnik, ras,
jenis kelamin, agama, atau bahsa dalam system politik mempengaruhi proses dan
masalah-masalahnya ?
2) Metode penelitian
·
Analisis dokumen-dokumen resmi
·
Analisi undang-undang dan
keputusan-kputusan pengadilan
·
Analisis konten
komuniksi-komunikasi masa
·
Analisis sistem
·
Analisis perilaku dalam
pemungutan suara
·
Perbandingan system politik
yang berbeda-beda
·
Wawancara
·
Penarikan pendapat (opinion poll) survey
·
Studi kasus.
Konsep-konsep ilmu
politik
Kekuasaan
Organisasi
Masyarakat
Negara
Bangsa-bangsa
Tanggung jawab
Kebebasan politik
Keputusan kebijakan
Aturan mayoritas
Hak asasi manusia
Proses pengambilan
Keputusan partai politik
Undang-undang
Peraturan
Anggota dewan legislative
Pemimpin politik
Unit-unit politik
Kelompok keagamaan
Pemilihan umum
System politik
Pajak
Perubahan sosial
|
Otokrasi
Demokrasi
Monarkhi
Oligarki
Dictator
Konstitusi
Ideology
Nasionalisime
Komunisme
Sosialisme
Kapitalisme
Propaganda
Kelas sosials
Kebijakan umum
Instusi
Keadilan
Kebebassan
Persamaan
Nilai-nilai
Kekuasaan militer
Cabang pemerintahan
Warga negara
|
Generalisasi
·
Apabila pemerintah ingin
betahan lama, maka harus dapat memperhatikan maslah alokasi sumber-sumber yang
langka, membentuk peraturan-peraturan dan pengawasan dan mengadakan pembagian
kerja.
·
Kebebasan politik merupakan ide
yang dapat dilaksanakan, hanya apabila diimbangi dengan tanggung jawab politik.
·
Keputusan-keputusan politik
merupakan pertimbagan-pertimbangan nilai.
·
Pemerintah perlu mengahsilkan
barang-barang untuk kepentingan umum dan mengadakan pelayanan kepdaa masyarakat
(seperti jalan, kepolisian).
·
Hukum merupakan mekanisme yang
efektif untuk perubahan sosial.
6.
STRUKTUR PSIKOLOGI
1) Pertanyaan yang diajukan
·
Apakah yang membuat setiap
orang itu berbeda ?
·
Factor-faktor apakah yang
mempengaruhi konsep diri ?
·
Bagaimana factor pembawaan,
lingkungan, dan lingkungan belajar mempengaruhi perilaku ?
·
Adakah tahapan yang sifatnya
universal dalam perkembangan manusia ?
·
Apakah hakekat berfikir itu ?
·
Bagaimana belajar itu terjadi ?
2) Metode penelitian
·
Observsi naturilistik
·
Eksperimentasi labolatorium
·
Wawancara
·
Pertanyaan tertulis
·
Studi kasus
·
Studi longitudinal
·
Observsi partisipasi
·
Pengukuran dengan mengggunakan
instrument-instrumen (sperti tes IQ, penemuan kepribadian, skala perhitungan)
·
Perbanduingan antar budaya
(seperti, menggunakan data yang dikumpulkan oleh sejumlah ahli etnografi di
lapangan).
Konsep-konsep
psikologi
Belajar
Perilaku instink
Perilaku yang dipelajari
Ingatan
Pengkondisian kelas
Pemecahan masalah
Kemampuan kognitif
Hukuman
Sifat-sifat klise
Hadiah (penguatan)
Stimulus
Persepsi
Bahasa
Respon
Perbedaan individu
Sifat-sifat klise
Sifat-sifat kepribadian
Pengukuran
Motivasi
Prestasi
Sikap
perasaan
|
Keterampilan sosial
Tahap perkembangan
Kerterampilan gerak
Percontohan
Berfikir
Perbedaaan jenis kelamin
Perbedaan ras
IQ
Kelompok sosial
Perilaku komunikasi
Pembawaan
Perilaku agresif
Peranan jenis kelamin
Sifat-sifat
Perkembangan
Keturunan
Kematangan
Penmyesuaian
Adaptasi
Perilaku abnormal
Stereotif peran jenis
lingkungan
|
Generalisasi
·
Perilaku lebih memungkinkan
untuk dipelajari dan diulang apabila individu memperoleh hadiah.
·
Perilaku individu merupakan
suatu fungsi dari interaksi anatar factor pembawaan dan lingkungan.
·
Apabila belajar terjadi, maka
ada perubahan yang relative tetap dalam memapuan perilaku.
·
Semua pemecahan masalah
berdasarkan pad atingkat kemampuan belajar dan ingatan masa lalu.
·
Peran jenis kelamin dipengaruhi
oleh factor-faktor genetik, hormon dan belajar.
7.
STRUKTUR SOSIOLOGI
1) Pertanyaan yang diajukan
·
Bagaimana kelompok-kelompok
manusia mensosialisasikan anggota muda atau baru ?
·
Bagaimana inovasi tekhnologi
mempengaruhi institusi sosial ?
·
Bagaimana kelompok-kelompok
membuat keputusan ?
·
Bagaimana kelompok memcahkan
masalah ?
·
Bagaimana perubahan dalam
instusi terjadi ?
·
Bagaimana perubahan dalam suatu
instusi berkaitan dengan perubahan instusi lain ?
2)
Metode penlitian
·
Wawancara
·
Pertanyaan-pertanyaan
·
Observasi pertisipasi
·
Studi kasus
·
Analisis isi komuniksi tertulis
dan terucap
·
Analisis data demografi
(sensus, dsb.)
·
Studi longitudinal
·
Observsi naturalsitik
·
Eksperimentasi labolatorium
Konsep-konsep sosiologi
Kelompok
Institusi
Sosialisasi
Peran-peran sosial
Keluarga
Ras
Masyarakat
Tindakan kekerasan
Nilai-nilai
Norma-norma
Keompok
Etnik
Peranan jenis kelamin
Status sosial
Konflik kelompok
Organisasi sosial
Stratifikasi
Jumlah penduduk
Pengambilan keputusan
kekuasaan
|
Ritual
Komunitas
Pemisahan (segregation)
Diskriminasi
Imigrasi
Angka kelahiran dan kmeatian
Pengaturan
Hokum
Inovasi
Status
Kelas sosial
Mobilitsa sosial
Hubungan sosial
Tindakan kolektif
Gerakan sosial
Tradisi
Sikap
Fungsi
Struktur
teknologi
|
Generalisasi
·
Keluarga (sebagai unit reprosuksi,
ekonomi, dan sosialisai) akan mengubah fungsi respon terhadap perubahan dalam
gerakan teknologi dan sosial.
·
Perbedaan dalam nilai kelompok
(ideologi) bias mengakibatkan konflik atau tindakan kekerasan.
·
Suatu masyarakat harus
mempertahankan aturan sosial melalui kombinasi tekanan kelompok, sosialisasi,
dan kekuatan, apabila msyarakat ingin berfungsi dengan tentram.
·
Dalam suatu organisai sosial,
tindakan kekerasan dapat meletus apabila
perbedaan nilai tidak diselesaikan.
·
Suatu organisasi sosial tidak
akan bertahan kecuali anggota baru disosialisasikan agar menerima norma-norma
kelompok dan tekaknan kelompok digunakan untuk memeprtahankan norma.
BAB
III
PENUTUP
- Kesimpulan
Ilmu sosial (social science) atau ilmu
pengetahuan sosial (social studies) adalah sekelompok disiplin
akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan
sosialnya. Ilmu ini berbeda dengan seni
dan humaniora karena
menekankan penggunaan metode ilmiah dalam mempelajari manusia, termasuk
metoda kuantitatif dan kualitatif. Istilah ini juga termasuk menggambarkan
penelitian dengan cakupan yang luas dalam berbagai lapangan meliputi perilaku
dan interaksi manusia di masa kini dan masa lalu. Berbeda dengan ilmu sosial
secara umum, IPS tidak memusatkan diri pada satu topik secara mendalam
melainkan memberikan tinjauan yang luas terhadap masyarakat.
Ilmu sosial,
dalam mempelajari aspek-aspek masyarakat secara subjektif, inter-subjektif, dan
objektif atau struktural, sebelumnya dianggap kurang ilmiah bila dibanding
dengan ilmu alam.
Namun sekarang, beberapa bagian dari ilmu sosial telah banyak menggunakan
metoda kuantitatif. Demikian pula, pendekatan interdisiplin dan lintas-disiplin
dalam penelitian sosial terhadap perilaku manusia serta faktor sosial dan
lingkungan yang mempengaruhinya telah membuat banyak peneliti ilmu alam
tertarik pada beberapa aspek dalam metodologi ilmu sosial. Penggunaan metoda
kuantitatif dan kualitatif telah makin banyak diintegrasikan dalam studi
tentang tindakan manusia serta implikasi dan konsekuensinya.
Karena
sifatnya yang berupa penyederhanaan dari ilmu-ilmu sosial, di Indonesia IPS dijadikan
sebagai mata pelajaran untuk siswa sekolah dasar (SD), dan sekolah
menengah tingkat pertama (SMP/SLTP). Sedangkan untuk tingkat di atasnya,
mulai dari sekolah menengah tingkat atas (SMA) dan perguruan
tinggi, ilmu sosial dipelajari berdasarkan cabang-cabang dalam ilmu
tersebut khususnya jurusan atau fakultas yang memfokuskan diri dalam
mempelajari hal tersebut.
B. Saran
Dalam penusunan makalah ini,
Kami selaku Penulis tentunya mengalami banyak kekeliruan dan kesalahan –
kesalahan baik dala ejaan, pilihan kata, sistematika penulisan maupun
penggunaan bahasa yang kurang di pahami. Untuk itu kami mohon maaf yang sebesar
– besarnya, di karenakan kami masih dalam tarap pembelajaran.
Seperti ada pepatah mengatakan :
“Tak ada gading yang tak retak”. Maka
dari itu kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun agar kami bisa lebih baik lagi dalam pembuatan makalah berikutnya
sehingga makalah berikutnya lebih sempurna dari pada makalah sebelumnya.
DAFTAR
PUSTAKA
www.wikipedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar