Home

Selasa, 01 November 2011

Tutorial

Kajian Ayat

BAB I

PENDAHULUAN



1.1  Latar Belakang

Al Qur’an merupakan kitab suci umat Islam. Allah Swt mewahyukan Al Qur’an kepada Nabi Muhammad Saw untuk disampaikan kepada kita sebagai umatnya. Al Qur’an merupakan pedoman dan petunjuk hidup kita agar selamat di dunia dan di akhirat. Sebagai seorang muslim kita wajib untuk mengimaninya. Wujud keimanan kita terhadap Al Qur’an harus direalisasikan dengan kita membaca, memahami, dan mengamalkannya. Al-Quran sebagai petunjuk dan sumber pokok agama islam memuat segala hal, baik akidah, muamalah, akhlak,  hukum, sejarah serta dasar-dasar ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, kita harus tahu isi dan maknanya, baik yang tersurat maupun yang tersirat.Dengan mengkaji salah satu ayat Al-Qur’an merupakan salah satu upaya kita dalam memahami Al-Qur’an tersebut. Oleh karena itu, saya menyusun makalah kajian ayat ini dalam rangka memenuhi salah satu tugas program Tutorial. Dalam makalah ini saya mengkaji surah Al-Isra ayat 7 tentang amal perbuatan baik yang berkaitan dengan kisah Bani Israil.


1.2              Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
  • Untuk memenuhi salah satu tugas Program Tutorial mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
  • Untuk membantu mengetahui dan memahami kandungan surat Al-Isra ayat 7, sehingga dapat direalisasikan dalam kehidupan sehari – hari.

  • Untuk mengetahui terjemah,tafsir,dan asbabun nuzul dalam surat Al – Isra ayat 7.
  • Untuk mengetahui kajian disiplin ilmu dalam surat Al-Isra yang ada kaitannya dengan disiplin ilu lain.


1.3                          Metode Penulisan


Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan cara membaca Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 7,membaca terjemahannya,berusaha memahaminya,dan membaca berbagai buku referensi,serta melakukan berbagai penelusuran – penelusuran melalui internet dan sumber – sumber lain seperti tafsir dan hadist yang mendukung terhadap isi penulisan makalah ini.Setelah materi terkumpul lalu materi tersebut disusun dalam bentuk makalah.

1.4                          Referensi Yang Digunakan

Referensi yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah :
1.             Al – Qur’an
Al-Qur’an adalah kitab suci yang disusun dari kebenaran – kebenaran yang  mutlak.
2.             Tafsir Al-Qur’an karangan Ibnu Katsir
Buku yang berisi tentang tafsir al – quran yang dapat menjelaskan isi dari kandungan suatu surat – surat dalam al – qur’an.
3.             Buku asbabun nuzul
Buku yang berisi asal – usul turunnya ayat al – qur’an.              

 
BAB II
KANDUNGAN AYAT


2.1  Isi Ayat



In ahsantum ahsantum li anfusikum,wa in asa’tum fa laha,fa iza ja’a wa’dul akhirati liyasu’u wujuhakum wa liyad khulul masjida kama dakhaluhu awwala marratiw wa liyutabbiru ma ‘alau tatbira.

Artinya :
Jika kamu berbuat baik berarti kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat,maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri,dan apabila datang saat hukuman bagi kejahatan yang kedua,kami datangkan orang – orang lain untuk menyuramkan muka- muka kamu dan mereka masuk kedalam mesjid, sebagaimana musuh – musuhmu memasukinya pada pertama kali dan untuk membinasakan sehabis – habisnya apa yang mereka kuasai.
(Qs.Al – Isra 17 :7).

 2.2  Terjemahan

·         In ahsantum ahsantum li`anfusikum wa`in asa`tum falaha (jika kamu berbuat baik berarti kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat), maka itu bagi dirimu sendiri), yakni kebaikan dan keburukan amal diperuntukkan bagimu. Pahala dan akibat buruk dari amal tidak akan beralih kepada orang lain.
·         Fa`idza ja`a wadul akhirati (dan apabila datang saat hukuman bagi yang kedua), yakni tiba waktunya untuk memenuhi janji atas azab yang kedua yang disebabkan kerusakan terakhir dari dua kerusakan…
·         Liyasu`u wujuhakum (untuk menyuramkan muka-muka kamu). Dikatakan, sa`ahu masa`ah, berarti dia melakukan sesuatu yang menggundahkannya. Makna ayat: Kami mendatangkan mereka supaya mereka menciptakan jejak kegundahan dan kedukaan yang tampak pada wajah kamu. Kedukaan dikhususkan pada wajah, padahal maksudnya pemilik wajah itu, sebab kesedihan pertama kali tampak pada wajah.
·         Waliyadkhulul masjida (dan agar mereka masuk ke dalam mesjid) al-Aqsha untuk meruntuhkannya.
·         Kama dakhaluhu awwala marratin (sebagaimana dahulu musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama) dan mereka meruntuhkannya juga.
·         Waliyutabbiru ma „alau (dan untuk membinasakan apa saja yang mereka kuasai), yakni segala sesuatu yang dapat mereka kuasai dan kalahkan; atau penghancuran itu dilakukan sepanjang mereka berkuasa.
  • Tatbiran (sehancur-hancurnya), dengan penghancuran yang mengerikan dan tidak dapat dilukiskan. Musuh Bani Israel yang kedua ini adalah Tharthus, orang Romawi, bersama tentaranya.
 2.3  Telaah Tafsir

Surah Al-Isra' ( bahasa Arabالإسرا , al-Isrā , "Perjalanan Malam") adalah surah ke-17 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 111 ayat dan termasuk golongan surah-surah Makkiyah. Surah ini dinamai dengan Al-Isra yang berarti "memperjalankan di malam hari", berhubung peristiwa Israa' Nabi Muhammad SAW. di Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha di Baitul Maqdis (Palestina),Surat ini dinamakan pula dengan nama Surah Bani Israil dikaitkan dengan penuturan pada ayat ke-2 sampai dengan ayat ke-8 dan kemudian dekat akhir surah yakni pada ayat 101 sampai dengan ayat 104 dimana Allah menyebutkan tentang Bani Israil yang setelah menjadi bangsa yang kuat lagi besar lalu menjadi bangsa yang terhina karena menyimpang dari ajaran Allah SWT. Dihubungkannya kisah Isra dengan riwayat Bani Israil pada surah ini, memberikan peringatan bahwa umat Islam akan mengalami keruntuhan, sebagaimana halnya Bani Israil, apabila mereka juga meninggalkan ajaran-ajaran agamanya.
Kemidian pada surat Al – Isra ayat 7 dijelaskan bahwa jika seseorang itu berbuat suatu kebaikan kepada orang lain apapun bentuknya itu,baik harta,tenaga,maupun ilmu,maka mereka sama saja dengan menghargai atau berbuat baik bagi dirinya sendiri.Karena sesungguhnya perbuatan baik atau buruknya seseorang itu merupakan suatu perwujudan bagaimana seseorang itu dapat menghargai dirinya sendiri.Tetapi sebaliknya apabila seseorang manusia itu berbuat suatu kejahatan atau suatu keburukan kepada orang lain maka sama saja dengan mempermalukan dirinya sendiri sehingga ia tidak bisa menghargai dirinya sendiri dihadapan orang lain dan  Allah SWT, karena sesungguhnya oleh Allah SWT. segala sesuatu kebaikan atau keburukan seseorang segala pahala,konsekuensi dan akibatnya ditanggung oleh dirinya sendiri dan bukan oleh orang lain.
dan  terkait dengan kisah bani israil yang telah menyimpang dari ajaran Allah SWT yaitu dikatakan bahwa apabila datang saat hukuman bagi kejahatan yang kedua,kami datangkan orang – orang lain untuk menyuramkan muka- muka kamu dan mereka masuk kedalam mesjid,sebagaimana musuh – musuhmu memasukinya pada pertama kali dan untuk membinasakan sehabis – habisnya apa yang mereka kuasai.
Pokok-pokok isi kandungannya yaitu :
·                KeimananAllah tidak mempunyai anak, baik berupa manusia ataupun malaikat; Allah pasti memberi rezeki kepada manusia; Allah mempunyai nama-nama yang paling baik; Al Quran adalah wahyu dan Allah yang memberikan petunjuk, penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman; adanya padang Mahsyar dan hari berbangkit.
·                Hukum-hukum: Larangan-larangan Allah tentang: menghilangkan jiwa manusia; berzina, mempergunakan harta anak yatim kecuali dengan cara yang dibenarkan agama; ikut-ikutan baik dengan kata-kata maupun dengan perbuatan dan durhaka kepada ibu bapa. Perintah Allah tentang: memenuhi janji dan menyempurnakan timbangan dan takaran, melakukan shalat lima waktu dalam waktunya.
·                Kisah-kisah: Kisah Israa' Nabi Muhammad SAW, beberapa kisah tentang Bani Israil.
·                Dan lain-lain: Pertanggungan jawab manusia masing-masing terhadap amal perbuatannya; beberapa faktor yang menyebabkan kebangunan dan kehancuran suatu umat; petunjuk-petunjuk tentang pergaulan dengan orang tua, tetangga dan masyarakat; manusia makhluk Allah SWT. yang mulia, dalam pada itu manusia mempunyai pula sifat-sifat yang tidak baik seperti suka ingkar, putus asa dan terburu-buru; dan persoalan ruh.


2.4   Asbabun Nuzul
Berhubung asbabun nuzul atau asal usul turunnya surat al- isra ayat 7 tidak ada asbabun nuzulnya,maka akan dijelaskan asbabun nuzul yang masih memiliki hubungan atau kaitannya dengan  isi kandungan surat al – isra ayat 7.
Penjelasannya sebagai berikut :
QS.Al-Isra : 15
Artinya :
Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah) maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk keselamatan dirinya sendiri,dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi kerugian dirinya sendiri,dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain dan kami tidak akan meng’azab sebelum kami mengutus seorang rasul.
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa khadijah pernah bertanya kepada Rasulullah tentang anak – anak musyrikin.Rasulillah menjawab : “Nasib mereka itu sesuai dengan nasib orang tuanya (berdasarkan amal perbuatan dan aqidah orang tuanya)”.Dan diwaktu Aisyah bertanya tentang hal itu,Rasulullah menjawab : “Allah Maha Mengetahui akan usaha orang tuanya”.Setelah islam kokoh kuat,Aisyah bertanya.Maka turunlah ayat ini sebagai jawaban atas pertanyaan itu bahwa tiap – tiap orang tidak akan menanggung dosa orang lain.Setelah turun ayat ini Rasullulah bersabda : “Mereka itu sesuai dengan fitrahnya”,atau juga pernah bersabda : “Mereka di dalam surga”.
QS.Al – Isra : 28
Artinya :
Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmuyang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas.
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa orang – orang dari Muzainah meminta kepada Rasullulah supaya diberi kendaraan guna berperang fi sabililah.Rasulullah menjawab : “Aku tidak mendapatkan lagi kendaraan untuk kamu”.Mereka berpaling dengan air matanya berlinang karena sedih dan mengira bahwa Rasulullah SAW marah kepada mereka.maka turunlah ayat ini sebagai petunjuk kepada Nabi Muhammad dalam menolak permohonan supaya dengan lemah lembut.
 
2.5   Ayat – Ayat atau Hadist yang Mendukung

QS. Ali 'Imran : 135


     Artinya :
Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
Yang dimaksud keji (faahisyah) ialah dosa besar yang mana mudharatnya tidak hanya menimpa diri sendiri tetapi juga orang lain, seperti zina, riba. Menganiaya diri sendiri ialah melakukan dosa yang mana mudharatnya hanya menimpa diri sendiri yang besar atau kecil.


Qs.Yusuf : 83






artinya :
Ya'qub berkata: "Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu. Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku; sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."

QS.Al Mu'min :40



Artinya :
Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab.

 QS.Az-Zumar : 35




Artinya :

agar Allah akan menutupi (mengampuni) bagi mereka perbuatan yang paling buruk yang mereka kerjakan dan membalas mereka dengan upah yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.


2.6    Kajian Disiplin Ilmu

Berdasarkan uraian pembahasan kajian disiplin ilmu diatas,ialah bahwa ayat al – qur’an surat Al – Isra ayat 7 memiliki kajian disiplin ilmu yang berhubungan dengan disiplin ilmu agama tentang aqidah ahlak yaitu bahwa kebaikan seseorang itu tergantung kapada ahlak atau perilaku orang itu sendiri terhadap orang lain.

 
BAB III
PENUTUP


3.1       Kesimpulan
Al Qur’an merupakan kitab suci umat Islam. Mengkaji salah satu ayat Al-Qur’an merupakan salah satu upaya dalam memahami Al-Qur’an.Salah satu kajian al – qur’an yaitu surat Al – Isra ayat 7 yang didalamnya berisi tentang perintah untuk melaksanakan perbuatan baik kepada sesama,dan keterkaitannya terhadap kisah Bani Israil yang melanggar aturan Allah SWT.
Pokok – pokok kandungan Al – Isra terdiri dari keimanan,hukum – hukum,dan kisah- kisah Bani Israil. Ayat tersebut memiliki kajian disiplin ilmu yang berhubungan dengan disiplin ilmu agama tentang aqidah ahlak yaitu bahwa kebaikan seseorang itu tergantung kapada ahlak atau perilaku orang itu sendiri terhadap orang lain.
3.2         Saran
Dalam penusunan makalah ini, Kami selaku Penulis tentunya mengalami banyak kekeliruan dan kesalahan – kesalahan baik dala ejaan, pilihan kata, sistematika penulisan maupun penggunaan bahasa yang kurang di pahami. Untuk itu kami mohon maaf yang sebesar – besarnya, di karenakan kami masih dalam tarap pembelajaran.
Seperti ada pepatah mengatakan : “ Tak ada gading yang tak retak “. Maka dari itu kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar kami bisa lebih baik lagi dalam pembuatan makalah berikutnya sehingga makalah berikutnya lebih sempurna dari pada makalah sebelumnya.


DAFTAR PUSTAKA
Ø Al Qur’an dan Terjemahnya

Ø http://id.wikipedia.org/10 Mei 2007

Ø http://hidayatullah.com/10 Mei 2007

Ø http://www.cybermq.com/10 Mei 2007

Ø http://swaramuslim.net/10 Mei 2007

Ø http://www.pesanharunyahya.com/10 Mei 2007






Tidak ada komentar:

Posting Komentar