BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Al Qur’an merupakan kitab suci umat Islam. Allah Swt
mewahyukan Al Qur’an kepada Nabi Muhammad Saw untuk disampaikan kepada kita
sebagai umatnya. Al Qur’an merupakan pedoman dan petunjuk hidup kita agar
selamat di dunia dan di akhirat. Sebagai seorang muslim kita wajib untuk
mengimaninya. Wujud keimanan kita terhadap Al Qur’an harus direalisasikan
dengan kita membaca, memahami, dan mengamalkannya. Al-Quran sebagai petunjuk
dan sumber pokok agama islam memuat segala hal, baik akidah, muamalah,
akhlak, hukum, sejarah serta dasar-dasar
ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, kita harus tahu isi dan maknanya, baik yang
tersurat maupun yang tersirat.Dengan mengkaji salah satu ayat Al-Qur’an
merupakan salah satu upaya kita dalam memahami Al-Qur’an tersebut. Oleh karena
itu, saya menyusun makalah kajian ayat ini dalam rangka memenuhi salah satu
tugas program Tutorial. Dalam makalah ini saya mengkaji surah Al-Isra ayat 7
tentang amal perbuatan baik yang berkaitan dengan kisah Bani Israil.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut :
- Untuk memenuhi salah satu tugas Program Tutorial mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
- Untuk membantu mengetahui dan memahami kandungan surat Al-Isra ayat 7, sehingga dapat direalisasikan dalam kehidupan sehari – hari.
- Untuk mengetahui terjemah,tafsir,dan asbabun nuzul dalam surat Al – Isra ayat 7.
- Untuk mengetahui kajian disiplin ilmu dalam surat Al-Isra yang ada kaitannya dengan disiplin ilu lain.
1.3
Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah
ini yaitu dengan cara membaca Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 7,membaca
terjemahannya,berusaha memahaminya,dan membaca berbagai buku referensi,serta
melakukan berbagai penelusuran – penelusuran melalui internet dan sumber –
sumber lain seperti tafsir dan hadist yang mendukung terhadap isi penulisan
makalah ini.Setelah materi terkumpul lalu materi tersebut disusun dalam bentuk
makalah.
1.4
Referensi Yang Digunakan
Referensi yang digunakan dalam penyusunan makalah ini
adalah :
1.
Al – Qur’an
Al-Qur’an adalah kitab suci yang disusun dari kebenaran
– kebenaran yang mutlak.
2.
Tafsir Al-Qur’an karangan Ibnu
Katsir
Buku yang berisi tentang tafsir al – quran yang dapat
menjelaskan isi dari kandungan suatu surat – surat dalam al – qur’an.
3.
Buku asbabun nuzul
Buku yang berisi asal – usul turunnya
ayat al – qur’an.
BAB II
KANDUNGAN AYAT
2.1 Isi Ayat
In ahsantum ahsantum li anfusikum,wa in asa’tum fa laha,fa iza ja’a
wa’dul akhirati liyasu’u wujuhakum wa liyad khulul masjida kama dakhaluhu
awwala marratiw wa liyutabbiru ma ‘alau tatbira.
Artinya :
Jika kamu berbuat baik berarti kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan
jika kamu berbuat jahat,maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri,dan apabila datang
saat hukuman bagi kejahatan yang kedua,kami datangkan orang – orang lain untuk
menyuramkan muka- muka kamu dan mereka masuk kedalam mesjid, sebagaimana musuh – musuhmu memasukinya pada pertama kali dan untuk
membinasakan sehabis – habisnya apa yang mereka kuasai.
(Qs.Al – Isra 17 :7).
2.2
Terjemahan
·
In ahsantum ahsantum
li`anfusikum wa`in asa`tum falaha (jika kamu
berbuat baik berarti kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu
berbuat jahat), maka itu bagi dirimu sendiri), yakni kebaikan dan keburukan
amal diperuntukkan bagimu. Pahala dan akibat buruk dari amal tidak akan beralih
kepada orang lain.
·
Fa`idza ja`a wa‟dul akhirati (dan apabila datang saat
hukuman bagi yang kedua), yakni tiba waktunya untuk memenuhi janji atas azab
yang kedua yang disebabkan kerusakan terakhir dari dua kerusakan…
·
Liyasu`u wujuhakum (untuk menyuramkan muka-muka kamu). Dikatakan, sa`ahu masa`ah, berarti
dia melakukan sesuatu yang menggundahkannya. Makna ayat: Kami mendatangkan
mereka supaya mereka menciptakan jejak kegundahan dan kedukaan yang tampak pada
wajah kamu. Kedukaan dikhususkan pada wajah, padahal maksudnya pemilik wajah
itu, sebab kesedihan pertama kali tampak pada wajah.
·
Waliyadkhulul masjida (dan agar mereka masuk ke dalam mesjid) al-Aqsha untuk
meruntuhkannya.
·
Kama dakhaluhu awwala
marratin (sebagaimana dahulu musuh-musuhmu
memasukinya pada kali pertama) dan mereka meruntuhkannya juga.
·
Waliyutabbiru ma „alau (dan untuk membinasakan apa saja yang mereka kuasai), yakni segala
sesuatu yang dapat mereka kuasai dan kalahkan; atau penghancuran itu dilakukan
sepanjang mereka berkuasa.
- Tatbiran (sehancur-hancurnya), dengan penghancuran yang mengerikan dan tidak dapat dilukiskan. Musuh Bani Israel yang kedua ini adalah Tharthus, orang Romawi, bersama tentaranya.
2.3 Telaah Tafsir
Surah Al-Isra' ( bahasa Arab: الإسرا , al-Isrā , "Perjalanan Malam")
adalah surah ke-17
dalam al-Qur'an.
Surah ini terdiri atas 111 ayat dan termasuk golongan surah-surah Makkiyah. Surah ini
dinamai dengan Al-Isra yang berarti "memperjalankan di
malam hari", berhubung peristiwa Israa' Nabi Muhammad SAW.
di Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha di
Baitul Maqdis (Palestina),Surat ini dinamakan pula dengan nama Surah Bani Israil dikaitkan
dengan penuturan pada ayat ke-2 sampai dengan ayat ke-8 dan kemudian dekat
akhir surah yakni pada ayat 101 sampai dengan ayat 104 dimana Allah menyebutkan tentang Bani Israil
yang setelah menjadi bangsa yang kuat lagi besar lalu menjadi bangsa yang
terhina karena menyimpang dari ajaran Allah SWT. Dihubungkannya kisah Isra dengan
riwayat Bani Israil pada surah ini, memberikan peringatan bahwa umat Islam akan mengalami keruntuhan,
sebagaimana halnya Bani Israil, apabila mereka juga meninggalkan ajaran-ajaran
agamanya.
Kemidian pada surat Al – Isra ayat 7 dijelaskan bahwa jika seseorang itu
berbuat suatu kebaikan kepada orang lain apapun bentuknya itu,baik
harta,tenaga,maupun ilmu,maka mereka sama saja dengan menghargai atau berbuat
baik bagi dirinya sendiri.Karena sesungguhnya perbuatan baik atau buruknya
seseorang itu merupakan suatu perwujudan bagaimana seseorang itu dapat
menghargai dirinya sendiri.Tetapi sebaliknya apabila seseorang manusia itu
berbuat suatu kejahatan atau suatu keburukan kepada orang lain maka sama saja
dengan mempermalukan dirinya sendiri sehingga ia tidak bisa menghargai dirinya
sendiri dihadapan orang lain dan Allah
SWT, karena sesungguhnya oleh Allah SWT. segala sesuatu kebaikan atau keburukan
seseorang segala pahala,konsekuensi dan akibatnya ditanggung oleh dirinya
sendiri dan bukan oleh orang lain.
dan terkait dengan kisah bani israil yang telah
menyimpang dari ajaran Allah SWT yaitu dikatakan bahwa apabila datang saat
hukuman bagi kejahatan yang kedua,kami datangkan orang – orang lain untuk
menyuramkan muka- muka kamu dan mereka masuk kedalam mesjid,sebagaimana musuh –
musuhmu memasukinya pada pertama kali dan untuk membinasakan sehabis – habisnya
apa yang mereka kuasai.
Pokok-pokok isi kandungannya yaitu :
·
Keimanan: Allah tidak
mempunyai anak, baik berupa manusia ataupun malaikat; Allah pasti
memberi rezeki kepada manusia; Allah mempunyai nama-nama yang paling
baik; Al Quran adalah wahyu
dan Allah yang memberikan petunjuk, penawar dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman; adanya padang Mahsyar dan hari berbangkit.
·
Hukum-hukum: Larangan-larangan Allah tentang: menghilangkan jiwa manusia; berzina, mempergunakan harta anak yatim kecuali dengan cara yang
dibenarkan agama; ikut-ikutan baik dengan kata-kata maupun dengan perbuatan dan
durhaka kepada ibu bapa. Perintah Allah tentang: memenuhi janji dan
menyempurnakan timbangan dan takaran, melakukan shalat lima waktu dalam
waktunya.
·
Dan lain-lain: Pertanggungan jawab manusia masing-masing terhadap amal
perbuatannya; beberapa faktor yang menyebabkan kebangunan dan kehancuran suatu
umat; petunjuk-petunjuk tentang pergaulan dengan orang tua, tetangga dan
masyarakat; manusia makhluk Allah SWT. yang mulia, dalam pada itu manusia
mempunyai pula sifat-sifat yang tidak baik seperti suka ingkar, putus asa dan
terburu-buru; dan persoalan ruh.
2.4
Asbabun Nuzul
Berhubung
asbabun nuzul atau asal usul turunnya surat al- isra ayat 7 tidak ada asbabun
nuzulnya,maka akan dijelaskan asbabun nuzul yang masih memiliki hubungan atau
kaitannya dengan isi kandungan surat al
– isra ayat 7.
Penjelasannya sebagai berikut :
QS.Al-Isra : 15
Artinya
:
Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah) maka sesungguhnya
dia berbuat itu untuk keselamatan dirinya sendiri,dan barangsiapa yang sesat
maka sesungguhnya dia tersesat bagi kerugian dirinya sendiri,dan seorang yang
berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain dan kami tidak akan meng’azab
sebelum kami mengutus seorang rasul.
Dalam
suatu riwayat dikemukakan bahwa khadijah pernah bertanya kepada Rasulullah
tentang anak – anak musyrikin.Rasulillah menjawab : “Nasib mereka itu sesuai
dengan nasib orang tuanya (berdasarkan amal perbuatan dan aqidah orang tuanya)”.Dan
diwaktu Aisyah bertanya tentang hal itu,Rasulullah menjawab : “Allah Maha
Mengetahui akan usaha orang tuanya”.Setelah islam kokoh kuat,Aisyah
bertanya.Maka turunlah ayat ini sebagai jawaban atas pertanyaan itu bahwa tiap
– tiap orang tidak akan menanggung dosa orang lain.Setelah turun ayat ini
Rasullulah bersabda : “Mereka itu sesuai dengan fitrahnya”,atau juga pernah
bersabda : “Mereka di dalam surga”.
QS.Al – Isra : 28
Artinya :
Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh
rahmat dari Tuhanmuyang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan
yang pantas.
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa orang – orang dari Muzainah
meminta kepada Rasullulah supaya diberi kendaraan guna berperang fi
sabililah.Rasulullah menjawab : “Aku tidak mendapatkan lagi kendaraan untuk
kamu”.Mereka berpaling dengan air matanya berlinang karena sedih dan mengira
bahwa Rasulullah SAW marah kepada mereka.maka turunlah ayat ini sebagai
petunjuk kepada Nabi Muhammad dalam menolak permohonan supaya dengan lemah lembut.
2.5 Ayat – Ayat atau Hadist yang
Mendukung
QS.
Ali 'Imran : 135
Artinya :
Dan (juga)
orang-orang yang apabila mengerjakan keji atau menganiaya diri sendiri,
mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan
siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka
tidak meneruskan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
|
Yang dimaksud keji (faahisyah) ialah dosa besar yang mana
mudharatnya tidak hanya menimpa diri sendiri tetapi juga orang lain, seperti
zina, riba. Menganiaya diri sendiri ialah melakukan dosa yang mana mudharatnya
hanya menimpa diri sendiri yang besar atau kecil.
|
Qs.Yusuf
: 83
artinya :
Ya'qub berkata: "Hanya
dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu. Maka kesabaran
yang baik itulah (kesabaranku). Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka
semuanya kepadaku; sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana."
QS.Al Mu'min :40
Artinya :
Barangsiapa mengerjakan
perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan
kejahatan itu. Dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki
maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga,
mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab.
QS.Az-Zumar
: 35
Artinya :
agar Allah akan menutupi
(mengampuni) bagi mereka perbuatan yang paling buruk yang mereka kerjakan dan
membalas mereka dengan upah yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan.
2.6
Kajian
Disiplin Ilmu
Berdasarkan uraian pembahasan kajian disiplin ilmu
diatas,ialah bahwa ayat al – qur’an surat Al – Isra ayat 7 memiliki kajian
disiplin ilmu yang berhubungan dengan disiplin ilmu agama tentang aqidah ahlak
yaitu bahwa kebaikan seseorang itu tergantung kapada ahlak atau perilaku orang
itu sendiri terhadap orang lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Al Qur’an merupakan kitab suci umat Islam. Mengkaji
salah satu ayat Al-Qur’an merupakan salah satu upaya dalam memahami
Al-Qur’an.Salah satu kajian al – qur’an yaitu surat Al – Isra ayat 7 yang
didalamnya berisi tentang perintah untuk melaksanakan perbuatan baik kepada
sesama,dan keterkaitannya terhadap kisah Bani Israil yang melanggar aturan
Allah SWT.
Pokok – pokok kandungan Al – Isra terdiri dari
keimanan,hukum – hukum,dan kisah- kisah Bani Israil. Ayat tersebut memiliki
kajian disiplin ilmu yang berhubungan dengan disiplin ilmu agama tentang aqidah
ahlak yaitu bahwa kebaikan seseorang itu tergantung kapada ahlak atau perilaku
orang itu sendiri terhadap orang lain.
3.2
Saran
Dalam penusunan makalah ini, Kami selaku Penulis tentunya mengalami
banyak kekeliruan dan kesalahan – kesalahan baik dala ejaan, pilihan kata,
sistematika penulisan maupun penggunaan bahasa yang kurang di pahami. Untuk itu
kami mohon maaf yang sebesar – besarnya, di karenakan kami masih dalam tarap
pembelajaran.
Seperti ada pepatah mengatakan : “ Tak ada gading yang tak retak “.
Maka dari itu kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun agar kami bisa lebih baik lagi dalam pembuatan makalah berikutnya
sehingga makalah berikutnya lebih sempurna dari pada makalah sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Al Qur’an dan Terjemahnya
Ø http://id.wikipedia.org/10 Mei 2007
Ø http://hidayatullah.com/10 Mei 2007
Ø http://www.cybermq.com/10 Mei 2007
Ø http://swaramuslim.net/10 Mei 2007
Ø http://www.pesanharunyahya.com/10 Mei
2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar