Home

Selasa, 01 November 2011

Perkembangan Peserta Didik

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang

Salah satu prinsip perkembangan bahwa setiap individu akan mengalami fase perkembangan tertentu, yang merentang sepanjang hidupnya. Pada setiap fase perkembangan ditandai dengan adanya sejumlah tugas-tugas perkembangan tertentu yang seyogyanya dapat dituntaskan. Setiap fase atau tahap pada perkembangan individu meliputi kemampuan bertingkah laku yang seharusnya dicapai oleh anak pada periode perkembangan tertentu. Jika setiap anak yang berada dalam periode perkembangan itu dapat memperoleh kemampuan bertingkah laku yang sesuai dengan ciri-ciri khas kemampuan bertingkah laku pada peride itu, maka anak tersebut memiliki perkembangan yang sempurna.

B.       Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
                       1.          Bagaimana konsep tugas perkembangan ?
                       2.          Apa tugas - tugas perkembangan pada masa bayi ?
                       3.          Apa tugas - tugas perkembangan pada masa kanak – kanak ?

C.      Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Selain itu juga bertujuan agar dapat memahami secara mendalam mengenai :
1.      Konsep tugas perkembangan
2.      Tugas dalam  perkembangan  masa bayi
3.      Tugas perkembangan pada masa kanak – kanak

D.      Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini menggunakan metode studi kepustakaan dan mencari sumber dari internet.


BAB II
PEMBAHASAN


A.      Konsep Tugas Perkembangan
Perkembangan mencakup seluruh aspek kepribadian, dan satu aspek dengan yang lainnya saling berinteraksi. Sebagian besar dari perkembangan aspek – aspek kepribadian itu terjadi melalui proses belajar, baik proses belajar yang sederhana dan mudah maupun yang kompleks dan sukar. Suatu proses perkembangan yang bersifat alami, yaitu yang berupa kematangan, berintegrasi dengan proses penyesuaian diri dengan tuntutan dan tantangan dari luar, tetapi keduanya masih dipengaruhi oleh kesediaan, kemauan dan aspirasi individu untuk berkembang. Ketiganya mempengaruhi penyelesaian tugas – tugas yang dihadapi individu dalam perkembangannya. Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu; dan apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orangtua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan. Jadi penyelesaian tugas – tugas perkembangan dalam suatu periode atau tahap tertentu akan mempengaruhi penyelesaian tugas – tugas pada tahap berikutnya.
Adapun yang menjadi sumber dari pada tugas-tugas perkembangan tersebut menurut Havighurst adalah kematangan fisik, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai - nilai dan aspirasi individu. Pembagian tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan individu pada tahap perkembangan yaitu ada empat tahap besar perkembangan individu yaitu masa bayi dan kanak – kanak, masa anak, masa remaja, yang terbagi lagi atas dewasa muda, dewasa, dan usia lanjut.

B.       Tugas – Tugas Perkembangan Masa Bayi
Pada beberapa bulan pertama dari kelahirannya, aspek yang memegang peranan penting dari bayi adalah sekitar mulutnya. Mulut bukan hanya alat untuk makan dan minum, tetapi juga alat komunikasi dengan dunia luar. Bayi mendapatkan beberapa pengalaman dan rasa senang melalui sentuhan – sentuhan dengan mulutnya. Baru selanjutnya mata, telinga dan tangan berperan sebagai alat penghubung dengan dunia luar. Dengan berpusat pada mulut, dibantu dan dilengkapi dengan alat – alat indra dan anggota badan, bayi mengadakan hubungan dan belajar tentang dunia sekitar. Melalui interaksi dengan menggunakan alat – alat tersebut dengan lingkungannya, bayi memperoleh kesan dan memahami lingkungannya.
Pada tahun kedua, seorang bayi telah mulai belajar berdiri sendiri, disamping ketergantungannya yang masih sangat besar terhadap orang tuanya. Ia berusaha memecahkan beberapa masalah yang dihadapinya. Hal ini sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan pribadinya. Pada tahun berikutnya anak mulai dapat mengontrol cara – cara buang air, dan ia juga mulai mengadakan aksplorasi terhadap lingkungannya. Pada tahun ke empat dan kelima anak sudah mencapai kesempurnaan dalam melakukan gerakan seperti berjalan, berlari, meloncat dan sebagainya. Gerakan – gerakan ini sangat berperan sekali dalam perkembangan selanjutnya. Pada akhir masa kanak – kanak, anak bukan saja mencapai kesempurnaan dalam gerakan – gerakan fisik, tetapi juga telah menguasai sejumlah kemampuan intelektual, sosial, bahkan moral.

C.      Tugas – tugas Perkembangan pada Masa Kanak - kanak
Beberapa tugas perkembangan yang muncul dan harus dikuasai oleh anak pada masa ini adalah :
1.        Belajar berjalan
Pada usia sekitar 1 tahun, tulang dan otot – otot bayi telah cukup kuat untuk melakukan gerakan berjalan. Berjalan merupakan puncak dari perkembangan gerak pada masa bayi, tetapi awal dari gerakan atau kegiatan sebagai manusia dewasa.
2.        Belajar mengambil makanan
Makanan merupakan kebutuhan biologis utama pada manusia. Dengan diawali oleh kemampuan mengambil dan memakan sendiri makanan yang dibutuhkannya, bayi telah memulai usaha memenuhi sendiri kebutuhan hidupnya.
3.        Belajar berbicara
Bicara merupakan alat berfikir dan berkomunikasi dengan orang lain. Melalui tugas ini anak mempelajari bunyi – bunyi yang mengandung arti dan berusaha mengkomunikasikannya dengan orang – orang disekitarnya. Melalui penguasaan akan tugas ini, anak akan berkembang pula kecakapan sosial dan intelektualnya.
4.        Belajar mengontrol cara – cara buang air
Pengontrolan cara buang air bukan hanya berfungsi menjaga kebersihan, tetapi juga menjadi indikator utama kemampuan berdiri sendiri, pengendalian diri dan sopan santun. Anak yang sudah menguasai cara – cara buang air dengan baik, termasuk tempat dan pemeliharaan kebersihannya, pada tahap selanjutnya akan mampu mengendalikan diri dan bersopan santun.
5.        Belajar mengetahui jenis kelamin
Dalam masyarakat akan selalu ditemui individu dengan jenis kelamin pria atau wanita, jenis – jenis kelamin ini, baik ciri – ciri biologisnya maupun sosial kulturalnya serta peranan – peranannya. Pengenalan tentang jenis kelamin sangat penting bagi pembentukan peranan dirinya serta penentuan bentuk perlakuan dan interaksi baik dengan jenis kelamin yang sama maupun berbeda dengan dirinya.
6.        Menguasai stabilitas jasmaniah
Pada masa bayi kondisi fisiknya sangat labil dari luar. Pada akhir masa kanak – kanak ia harus memiliki jasmani yang stabil, kuat, sehat, seimbang agar mampu melakukan tuntutan – tuntutan perkembangan selanjutnya.
7.        Memiliki konsep sosial dan fisik walaupun masih sederhana.
Anak hidup dalam lingkungan fisik dan sosial tertentu. Agar dapat hidup secara wajar dan menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya, anak dituntut memiliki konsep – konsep sosial dan fisik yang sesuai dengan kemampuannya. Anak harus sudah mengetahui apa itu bintang, manusia, rumah, baik, jahat, dll.
8.        Belajar hubungan sosial yang baik dengan orang tua, saudara, serta orang – orang dekat lainnya.
Karena anak selalu berhubungan dengan orang lain, baik dalam keluarganya maupun dilingkungannya, maka ia dituntut untuk dapat membina hubungan baik dengan orang – orang tersebut. Anak dituntut dapat menggunakan bahasa yang tepat dan baik, bersopan santun.
9.        Belajar membedakan mana yang baik dan tidak baik serta pengembangan hati nurani.
Pergaulan hidup selalu berisi dan berlandaskan moral. Sesuai dengan kemampuannya anak dituntut telah mengetahui mana perbuatan yang baik dan mana yang tidak baik, lebih jauh ia dituntut untuk melakukan perbuatan yang baik dan menghindarkan perbuatan yang tidak baik. Diharapkan kebaikan – kebaikan ini menjadi bagian dari hati nuraninya.

D.      Tugas – tugas Perkembangan Menurut Para Ahli
Menurut Robert J. Havighurst (1961) mengartikan tugas – tugas perkembangan itu merupakan suatu hal yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu yang apabila berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan ke tugas perkembangan selanjutnya tapi jika gagal akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada individu yang bersangkutan dan kesulitan – kesulitan dalam menuntaskan tugas berikutnya.
Menurut Hurlock (1981) menyebut tugas – tugas perkembangan ini sebagai social expectations yang artinya setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai keterampilan tertentu yang penting dan memperoleh pola perilaku yang disetujui oleh berbagai usia sepanjang rentang kehidupan.
Faktor sumber munculnya tugas – tugas perkembangan :
             1.     Adanya kematangan fisik tertentu pada fase perkembangan tertentu
             2.     Tuntutan masyarakat secara kultural : membaca, menulis, berhitung, dan organisasi
             3.     Tuntutan dari dorongan dan cita – cita individu sendiri (psikologis) yang sedang berkembang itu sendiri : memilih teman dan pekerjaan
4.  Tuntutan norma agama
Adapun tugas – tugas perkembangan pada setiap fase perkembangan (Robert J. Havighurst (Monks, et al., 1984, syah, 1995; Andrissen, 1974; Havighurst, 1976) ) sebagai berikut :
1.     Tugas – tugas perkembangan pada usia bayi dan kanak – kanak (0 – 6 tahun)
a.       Belajar berjalan.
b.      Belajar memakan makanan padat.
c.       Belajar berbicara.
d.      Belajar buang air kecil dan buang air besar.
e.       Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
f.       Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
g.      Membentuk konsep – konsep (pengertian) sederhana kenyataan sosial dan alam.
h.      Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang – orang disekitarnya.
i.        Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk, yang berarti mengembangkan kata hati.
Menurut beberapa ahli psikologi lainnya tentang tugas perkembangan disetiap fase – fase perkembangan 0 – 6 tahun :
1.     Charlotte Buhler (1930) dalam bukunya yang berjudul The first tear of life :
a.       Fase pertama (0 – 1 tahun)
Belajar menghayati berbagai objek diluar diri sendiri, melatih fungsi – fungsi motorik.
b.      Fase kedua (2 – 4 tahun)
Belajar mengenal dunia objektif diluar diri sendiri, disertai dengan penghayatan yang bersifat subjektif. Misalnya anak bercakap – cakap dengan bonekanya atau berbincang – bincang dan bergurau dengan binatang kesayangannya.
c.       Fase ketiga ( > 5 tahun)
Belajar bersosialisasi. Anak mulai memasuki masyarakat luas (pergaulan dengan teman sepermainan (TK) dan sekolah dasar. Menurut Soe’oed (dalam Ihromi, ed,1999 : 30) syarat penting untuk berlangsungnya proses sosialisasi adalah interaksi sosial. A. Gosin (Soe’oed, dalam Ihromi, ed., 1999 : 30) : sosialisasi adalah proses belajar yang dialami oleh seseorang untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai – nilai dan norma – norma agar dia bisa berpartisipasi sebagai anggota dalam masyarakatnya.
    2.               Elizabeth B. Hurlock (1978) dalam bukunya Developmental Psychology :
a.       Prenatal, yaitu masa konsepsi anak sampai umur 9 bulan dikandungan ibu.
b.      Masa natal :
1)      Infancy atau neonatus (dari lahir sampi usia 14 hari), penyesuaian terhadap lingkungan.
2)      Masa bayi (2 minggu sampai 2 tahun), bayi tidak berdaya dan sangat tergantung pada lingkungan dan kemudian (karena perkembangan) anak mulai berusaha menjadi lebih independen.
3)      Masa anak ( > 2 tahun)
Anak belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, sehingga dia merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari lingkungan yang ada.
3.  Erik Erickson (1963) dalam bukunya Chilhood and Society :
a.       Masa bayi (0 – 1,5 tahun), anak belajar bahwa dunia merupakan tempat yang baik baginya, dan ia belajar menjadi optimis mengenai kemungkinan – kemungkinan mencapai kepuasan.
b.      Masa Toddler (1,5 – 3 tahun)
Anak belajar menggunakan kemampuan bergerak sendiri untuk melaksanakan dua ugas penting, yakni pemisahan diri dari ibu dan mulai menguasai diri, lingkungan,dan keterampilan dasar untuk hidup.
c.  Awal masa kanak – kanak ( > 4 tahun)
Anak belajar mencontoh orang tuanya, pusat perhatian anak berubah dari benda ke orang.
  
                                                                

BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Perkembangan mencakup seluruh aspek kepribadian, dan satu aspek dengan yang lainnya saling berinteraksi. Sebagian besar dari perkembangan aspek – aspek kepribadian itu terjadi melalui proses belajar, baik proses belajar yang sederhana dan mudah maupun yang kompleks dan sukar. Suatu proses perkembangan yang bersifat alami, yaitu yang berupa kematangan, berintegrasi dengan proses penyesuaian diri dengan tuntutan dan tantangan dari luar, tetapi keduanya masih dipengaruhi oleh kesediaan, kemauan dan aspirasi individu untuk berkembang.
B.       Saran
Dalam penusunan makalah ini, Kami selaku Penulis tentunya mengalami banyak kekeliruan dan kesalahan – kesalahan baik dala ejaan, pilihan kata, sistematika penulisan maupun penggunaan bahasa yang kurang di pahami. Untuk itu kami mohon maaf yang sebesar – besarnya, di karenakan kami masih dalam tarap pembelajaran.
Seperti ada pepatah mengatakan : “ Tak ada gading yang tak retak “. Maka dari itu kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar kami bisa lebih baik lagi dalam pembuatan makalah berikutnya sehingga makalah berikutnya lebih sempurna dari pada makalah sebelumnya.

 
DAFTAR PUSTAKA


Rifai, Ahmad .2009. KARAKTERISTIK DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN. [Online]. Tersedia : http://moshimoshi.netne.net/materi/psikologi_pendidikan/bab_5.htm (1 Maret 2011)

Shavie .2009. Tugas – tugas Perkembangan. [Online]. Tersedia : http://shavie140188.blogspot.com/2009/06/tugas-tugas-perkembangan.html (1 Maret 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar