Home

Selasa, 01 November 2011

Inovasi Pendidikan

INOVASI PENDIDIKAN

    1.     Apa masalah yang harus di inovasi ?
Masalah yang harus di inovasi adalah masalah siswa tidak termotivasi untuk belajar di kelas ketika seorang guru sedang menyampaikan materi pelajaran.

    2.      Siapa yang harus menginovasi ?
Yang harus menginovasi dalam proses pembelajaran yaitu seorang “guru” yang bukan hanya sekedar pemberi ilmu  pengetahuan kepada murid- muridnya didepan kelas tetapi merupakan seorang tenaga professional yang dapat menjadikan murid mampu merencanakan menganalisa dan mengumpulkan masalah yang dihadapi. Guru juga harus mampu melihat serta memperhatikan apakah para siswa benar - benar berminat terhadap apa yang telah disampaikan dalam proses pembelajaran. Seorang guru juga harus bisa melihat apakah minat itu benar- benar ada pada siswa saat mengikuti pelajaran yang disampaikannya. untuk berhasilnya semua itu tentu sangat terkait dengan metode pembelajaran yang diterapkan oleh seorang guru dalam menyampaikan pelajaran.
Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa, penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa.




    3.     Mengapa perlu di inovasi ?
Karena dengan menginovasi atau memperbaiki semua aspek – aspek yang dapat mendukung proses pembelajaran ke arah yang lebih baik, maka akan tercipta  situasi pembelajaran yang efektif di antara guru dan siswa serta proses pembelajaran itu sendiri. Diharapkan dengan menginovasi berbagai aspek pembelajaran dapat lebih membangkitkan motivasi  kegiatan belajar siswa di kelas sesuai dengan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa sesuai dengan kurikulum. Dengan demikian melalui kegiatan belajar, siswa diharapakn berhasil mengubah tingkah lakunya sendiri kearah yang lebih maju dan positif. siswa akan lebih terkembangkan potensi, bakat dan minatnya manakala guru mampu membimbing dan mengarahkannya dengan baik dan benar.

    4.     Bagaimana cara menginovasinya?
Cara menginovasi dalam proses pembelajaran supaya siswa termotivasi untuk belajar di kelas ketika seorang guru sedang menyampaikan materi pelajaran. Yaitu ada beberapa langkah – langkah yang harus diperhatikan yaitu :
·      Langkah 1 :
Mencari apa latar belakang masalah yang yang dihadapi siswa sehingga membuat siswa tidak termotivasi dalam belajar, apakah siswa itu tidak suka dengan mata pelajarannya, tidak suka dengan gaya gurunya, tidak menarik dengan kemasan/ metode cara penyampaian guru dalam mengajar, atau suasana ruang kelas yang tidak terkondisikan dengan tertib dan nyaman sehingga membuat siswa tidak semangat belajar.
·      Langkah 2 :
Setelah mengetahui beberapa aspek alasan yang melatarbelakangi mengapa siswa tidak memiliki motivasi dalam belajar ketika proses belajar berlangsung, maka seorang guru hendaknya harus mencari solusi yang tepat dan paling baik guna memperbaiki situasi pembelajaran yang seperti itu. Sehingga guru harus melakukan inovasi baru dalam pembelajarannya kepada siswa sehingga siswa bisa termotivasi dalam belajar.
·      Langkah 3 : Guru melakukan inovasi yaitu yang mencakup hal – hal berikut ini :
a)      Metode/kemasan pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa serta mampu memacu motivasi belajar siswa yaitu salah satu contoh bisa dengan menggunakan beberapa metode diantaranya metode tanya jawab, Demonstrasi, Penemuan (discovery/inquiry),dll.
b)      Guru harus menggunakan media pembelajaran/alat peraga yang sesuai dengan materi yang diajarkan dan sesuai dengan tujuan dalam isi kurikulum pendidikan.
c)      Gaya guru atau gesture pembawaan sikap guru saat mengajar kepada siswa harus menimbulkan kesan yang selalu terlihat baik dan ramah supaya siswa selalu tertarik saat melakukan kegiatan belajar di kelas.
d)     Situasi dan kondisi ruang kelas harus tertib dan nyaman yaitu dengan ditata sedemikian rupa supaya siswa bisa selalu tenang dalam belajar dan fokus perhatiannya serta bisa mengembangkan segala potensi yang dimiliknya. 

    5.     Bagaimana bentuk inovasinya ?
Adapun untuk menginovasi masalah – masalah diatas yaitu dengan berbagai cara seperti dibawah ini :
a)      Kemasan pembelajaran
Dalam proses pembelajaran hendaknya guru mengemas proses pembelajarn yang dapat menarik perhatian siswa.
 Ada empat fungsi yang harus dilakukan guru kaitannya sebagai motivator dalam pembelajaran. Pertama, arousal function atau membangkitkan dorongan siswa untuk belajar. Kedua, expectancy funtion yaitu menjelaskan secara konkret kepada siswa apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran. Ketiga, incentive function maksudnya guru memberikan ganjaran untuk prestasi yang dicapai siswa dalam rangka merangsang pencapaian prestasi berikutnya dan keempat, disciplinary function bahwa guru membantu keteraturan tingkah laku siswa.
Perlu disadari bahwa pembelajaran merupakan suatu interaksi yang bersifat kompleks dan timbal-balik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Selayaknya siswa diberi kesempatan yang memadai untuk ikut ambil bagian dan diperlakukan secara tepat dalam sebuah proses pembelajaran agar siswa termotivasi untuk belajar.
Contoh kemasan pembelajaran untuk memotivasi belajar siswa di kelas yaitu guru dalam setiap proses pembelajaran menciptakan suasana yang menyenangkan (fun), menggairahkan (horee), dinamis (mobile), penuh semangat (ekspresif) dan penuh tantangan (chalenge).
Oleh karena itu berbagai inovasi dapat dicoba untuk dikembangkan walaupun amat sederhana. Contoh bentuk inovasi yang bisa diterapkan yaitu :
Pembuatan yel-yel
Yel-yel ini biasanya dilakukan sebelum pembelajaran dimulai, guru mengajak siswa untuk bersama-sama mengucapkan beberapa yel yang telah diajarkan kepada mereka.
Tujuannya :
                                          1.         Menumbuhkan semangat belajar siswa.
                                          2.         Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
                                          3.         Mewujudkan hubungan yang akrab antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.
Berbagai variasi yel dapat diciptakan oleh guru, dengan mengubah lagu tertentu yang sudah dihapal siswa serta menggunakan kepalan tangan, suara yang bersemangat, mimik muka serta kekompakan siswa dalam pengucapannya. Misalnya pembuatan yel ini dalam dua bagian, yaitu yel-yel kelas, yang memberi semangat untuk pengkondisian kelas sehingga siswa siap belajar (apersepsi dan motivasi), dan yel-yel mata pelajaran yaitu memberi semangat untuk mengikuti pelajaran tertentu.
Di bawah ini, contoh-contoh yel yang telah dibuat dan dilakukan ketika akan dimulai proses pembelajaran agar siswa termotivasi dalam belajar.
Contoh yel - yel kelas :

KELASKU….KELASKU….KELASKU
YANG TERBAIKK… OK ! ALLOHU AKBAR !
AKU ANAK SHOLEH !!!!!!! ……………..
DEDEED….DEDEED…..DEDEED……….ALLOHU AKBAR !

Contoh yel-yel mata pelajaran :
Pelajaran Matematika :
MATE… MATE… MATIKU……MATEMATIKA
AKU SENANG BEL-LAJAR MATEMATIKA
YES !!!! ALLOHU AKBAR !
Pelajaran IPA :
IPAAA….IPAA….IPAAA I PE A
ILMU,,,, PENGETAHUAN,,,, ALAM
IS THE BEST , OH YEE… ALLOHU AKBAR !
Pelajaran IPS :
IPSSSSSS… IPSSSSSSSSSS…IPSSSSSSSSSSSS…
I LIKE IT …. I LIKE IT, OH LALA…. OH LALA
ALLOHU AKBAR !

Yel – yel tersebut untuk memotivasi belajar siswa supaya siswa merasa tertarik untuk belajar.  
Memberi Penghargaan
Anak usia SD amat senang apabila usaha belajarnya dihargai dan mendapat pengakuan dari guru, walaupun amat sederhana. Tetapi hal itu dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih aktif lagi. Penghargaan itu sendiri dapat dimaknai sebagai alat pengajaran dalam rangka pengkondisian siswa menjadi senang belajar.
Tujuannya:
                                          1.         Mendorong siswa agar lebih giat belajar.
                                          2.         Memberi apresiasi atas usaha mereka.
                                          3.         Menumbuhkan persaingan yang sehat antar siswa untuk meningkatkan prestasi.
Pemberian penghargaan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara dan sesuai kesempatan yang ada, yakni bisa dalam bentuk ucapan, tulisan, barang/benda dan penghargaan khusus. Seyogyanya penghargaan ini dapat menjadi kebanggaan siswa akan eksistensi dirinya, yang nantinya meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi diri.
Penghargaan berupa ucapan :
Pemberian penghargaan ini dapat dilakukan dengan direncanakan terlebih dahulu atau bersifat spontan saja. Yang terpenting bahwa setiap siswa yang menunjukkan suatu usaha, maka layak dihargai. Pemberian pujian bagi siswa yang berpatisipasi aktif dalam proses pembelajaran, seperti kata-kata YESS ! (sambil mengancungkan jempol tangan), Excelent (dua jari membentuk huruf V), Thankyou Very Much (kedua tangan diacungkan ke atas), dll.
Penghargaan berupa tulisan :
Hal ini dapat dilakukan setiap hari, ketika siswa mengerjakan tugas atau PR. Penghargaan ini diberikan dengan cara guru menuliskan di buku catatan atau tugas siswa, berupa kata pujian, terutama bagi siswa yang berhasil mendapat nilai bagus (80-100). Kalimat pujian tersebut diantaranya “ selamat, you are the best student “ , “ Alhamdulillah, kamu anak pintar “ , “ pacu terus prestasimu “ ,


Penghargaan berupa barang/benda :
Berbagai benda sebenarnya dapat dijadikan alat penghargaan, baik benda yang sudah ada maupun yang telah dimodifikasi/disiapkan.
Misalnya memberikan penghargaan berupa bintang, terbuat dari kertas karton berukuran kecil bagi siswa yang mendapat nilai tinggi (80-100) baik latihan soal, tugas maupun PR.
Kalung medali pelajaran, terbuat dari gabus yang menyerupai sebuah medali dengan menggunakan tali warna. Medali dibuat khusus untuk setiap mata pelajaran, dan diberikan kepada siswa setiap selesai ulangan harian. Siswa yang mendapat nilai tertinggi dalam ulangan harian berhak menerima medali.
Sewaktu-waktu tidak ada salahnya apabila guru memberikan penghargaan berupa uang jajan, walaupun dengan nilai nominal yang relatif kecil. Bagi siswa terkadang bukan besar kecilnya uang tetapi kebanggaan mendapatkannya dari guru yang dicintainya.
Penghargaan khusus
Penghargaan ini sifatnya spontan dan insidental, di mana siswa yang berhasil menjawab dengan tepat pertanyaan dari guru dimungkinkan untuk istirahat atau pulang terlebih dahulu.
Pemberian sanksi
Dalam sebuah proses pembelajaran perlu ada semacam aturan main (rule of the game). Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik, termasuk perlu adanya sanksi yang disepakati bersama antara guru dengan siswa. Tetapi diupayakan dalam pemberian saknsi ini betul-betul bersifat pedagogis (mendidik).
Tujuannya :
                                          1.         Terwujudnya kelas yang tertib, namun diupayakan tetap menyenangkan.
                                          2.         Penanaman disiplin kepada anak.
                                          3.         Mendidik siswa untuk bertanggung jawab terhadap apa yang telah dilakukan.
b)     Media pembelajaran / alat peraga
Seorang guru sekolah dasar hendaknya setiap melakukan kegiatan mengajar kepada siswa harus selalu menggunakan alat peraga yang memadai dan lebih kreatif sesuai dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai. karena pada anak usia SD mereka masih tahap berpikir kongkrit dan perlu di kongkritkan dengan benda – benda yang ada di sekelilingnya. Seorang guru dalam menggunakan alat peraga sebaiknya harus memperhatikan karakteristik anak didiknya karena setiap anak didik memiliki kemampuan indra yang tidak sama baik pendengaran maupun penglihatannya demikian juga kemampuan berbicaranya. Ada yang lebih senang membaca, ada yang lebih senang mendengarkan, ada yang suka mendengarkan dulu baru membaca dan sebaliknya. Dengan demikian seorang guru itu harus membuat variasi penggunaan media atau alat peraga, yaitu untuk menarik perhatian anak didik dan memotivasi mereka, misalnya : guru dapat memulai berbicara terlebih dahulu, kemudian menulis di papan tulis dilanjutkan dengan melihat contoh kongkrit dari sebuah alat peraga. dengan variasi seperti itu dapat memberi stimulus terhadap indra anak didik.
Menurut Faried (2009), media dan alat pengajaran bila ditinjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni media yang dapat didengar, dilihat, dan diraba. Adapun variasi penggunaan alat antara lain: variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids), variasi alat atau bahan yang dapat didengar (auditif aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids)
Misalnya dalam pelajaran IPA yaitu guru menggunakan alat peraga berupa bentuk gambar – gambar lingkungan alam yang terbuat dari karton dan di tempel di depan kelas, sehingga dengan adanya gambar – gambar tersebut maka siswa akan lebih tertarik melihat dan mempelajarinya sehingga ia mempunyai motivasi dalam belajar terutama  untuk mempelajari materi tersebut yang disampaikan oleh guru.

c)      Gaya guru dalam mengajar
 Gaya guru memberikan suatu kesan tersendiri bagi siswa apalagi saat guru mengajar di kelas. Guru dijadikan sebagai model di kelas dimana proses anak akan melihat bahkan meniru sosok seorang guru mereka yang dijadikan sebagai teladan. Gaya guru yang baik adalah guru yang ramah dan bijaksana. Dalam mengajar seorang guru hendaknya melakukan variasi gaya mengajar. variasi gaya mengajar ini adalah proses pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam kontek belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pelajarannya. Dan ini bisa dibuktikan melalui ketekunan, antusiasme, keaktifan mereka dalam belajar dan mengikuti pelajarannya di kelas. Anak tidak bisa dipaksakan untuk terus menerus memusatkan perhatiannya dalam mengikuti pelajarannya, apalagi jika guru saat mengajar tanpa menggunakan variasi alias monoton yang membuat siswa kurang perhatian, mengantuk, dan mengalami kebosanan. Dalam keterampilan mengadakan variasi proses belajar mengajar, Variasi gaya mengajar Agar anak tidak mengalami kebosanan dalam belajar maka guru dapat melakukan variasi dalam gaya mengajar. Dalam memberi gaya mengajar ini guru dapat melakukan dengan cara variasi suara, pemusatan perhatian (penekanan), kesenyapan, kontak pandang, gerakan anggota badan dan pindah posisi.




d)     Situasi dan kondisi ruang belajar yang kondusif
Untuk sekolah yang full day school kemungkinan besar siswa akan merasa jenuh dan cape berada terus di sekolah atau ruang kelas. Oleh karena itu bagaimana menciptakan ruangan dan suasana kelas yang meminimalisir kejenuhan mereka sehingga dapat memotivasi belajar siswa dengan ruang kelas yang ditata dengan baik, rapi, dan nyaman.
Setting kelas dapat dilakukan oleh guru dengan cara penataan ruangan, pemasangan gambar, tulisan yang memotivasi, warna-warni yang menyolok, hiasan yang menggugah poster dll. Contohnya poster dapat ditempel di dinding kelas. Bunyi poster misalnya, “ BELAJAR ITU MUDAH DAN MENYENANGKAN “, “ MEMBACA MENJADI KEBUTUHANKU “, AKU INGIN MENJADI ANAK PINTAR DAN SHOLEH “, “ BELAJAR ITU IBADAH, BERPRESTASI ITU INDAH.”
Setiap se-minggu sekali, siswa diperbolehkan untuk berpindah tempat duduknya, sesuai keinginan mereka. Papan tulis, setiap semester sekali dapat dirubah posisinya, sesuai kesepakatan dengan siswa.
Keterampilan pengelolaan kelas perlu dimiliki oleh guru, karena hal ini akan membantu dalam pencapaian tujuan pembelajaran sendiri. Pengelolaan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru yang ditujukan untuk menciptakan kondisi kelas yang memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran yang kondusif dan maksimal. Pengelolaan kelas ditekankan pada aspek pengaturan (management) lingkungan pembelajaran yaitu berkaitan dengan pengaturan orang (siswa) dan barang/ fasilitas.
Salah satu bentuk pengelolaan kelas adalah penatan tempat duduk, dimana penatan tempat duduk perlu memperhatikan lingkungan fisik kelas dan juga keanekaragaman karakteristik siswa, serta mempertimbangkan kesesuaian metode yang digunakan dengan tujuan akhir dari pembelajaran itu sendiri.
Kondisi dan posisi tempat duduk dapat menentukan tingkat aktivitas belajar siswa di kelas. Hal tersebut sisebabkan karena tempat duduk yang nyaman akan membantu siswa untuk tenang dalam belajar dan apat pula menimbulkan gairah belajar siswa.



1 komentar: