Home

Selasa, 01 November 2011

Bahasa Indonesia


BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang

Bahasa Indonesia dalam lingkup pembahasannya tidak terlepas dari berbagai pemakaian ejaan dan tanda baca.Pemakaian ejaan dan tanda baca menjadi penting dalam bahasa tulis karena untuk menyampaikan gagasan secara tertulis lebih sulit daripada secara lisan.Gagasan yang disampaikan secara lisan atau tatap muka lebih mudah atau lebih cepat dipahami daripada secara tertulis.Hal ini disebabkan dalam bahasa lisan faktor gerak – gerik,mimik,intonasi,irema,jeda,serta unsur – unsur non bahasa lainnya ikut memperlancar pemahaman komunikan.Unsur – unsur gerak – gerik,mimik,intonasi,irema,jeda,serta unsur - unsur non bahasa lainnya tersebut tidak terdapat di dalam bahasa tulis. Hal itu, menyulitkan komunikasi dan berakibat menimbulkan kesalahpahaman.Untuk itulah,ejaan dan tanda baca berperan penting menggantikan beberapa unsur non bahasa yang diperlukan untuk memperjelas suatu gagasan atau pesan.
 
1.2              Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.    Bagaimana prinsip-prinsip penulisan unsur serapan?
2.    Bagaimana prinsip – prinsip penulisan tanda baca yang meliputi tanda baca titik,tanda baca koma,tanda baca titik koma,tanda baca titik dua,tanda baca hubung,dan tanda baca pisah?
 
1.3                          Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu juga bertujuan agar dapat memahami secara mendalam mengenai:
1.             Prinsip- prinsip penulisan unsur serapan.
2.             Prinsip – prinsip penulisan tanda baca yang meliputi tanda baca titik,tanda baca koma,tanda baca titik koma,tanda baca titik dua,tanda baca hubung,dan tanda baca pisah.


 BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Penulisan Unsur Serapan
Setiap masyarakat memilki bahasa yaitu cara yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan persaan atau untuk menyebutkan atau mengacu ke benda-benda di sekitarnya. Hingga pada suatu titik waktu ,kata-kata yang dihasilkan melalui kesepakatan masyarakat itu sendiri umumnya mencukupi keperluan itu, namun manakala terjadi hubungan dengan masyarakat lain , sangat mungkin muncul gagasan, konsep, atau barang baru yang datang dari luar budaya masyarakat itu. Dengan sendirinya pula diperlukan kata baru. Salah satu cara untuk memenuhi keperluan itu, yang sering dianggap lebih mudah adalah mengambil kata yang digunakan oleh masyarakat luar menjadi  hal ihwal baru itu.
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa lain baik dari bahasa daerah maupun dari pelbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupn dari bahasa asing, seperti Sansakerta, India, Tionghoa, Arab, Persia, Portugis, Belanda, Inggris dan Jepang.
Berdasarkan taraf integrasinya, unsur pinjaman dlam bahasa Indonesia dapat dibagi atas 2 golongan besar, yaitu :
1.      Unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti :
a.       Reshuffle
b.      Shuttle cock
c.       I’exploitation de I’homme par I’homme
Unsur –unsur ini dipakai dalam kontes bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing.
2.      Unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan iu sebagai berikut :

 Tanpa perubahan

  1. ae jika tidak bervariasi dengan e. Contoh: aerobe → aerob.
  2. ai . Contoh : trailer → trailer 
  3. au . Contoh : audiogram audiogram
  4. e. Contoh :  effect → efek
  5. ea. Contoh :  ideaalisideaalis
  6. ei. Contoh : eicosan → eikosan
  7. eo. Contoh : stereo → stereo
  8. eu. Contoh : neutron → neutron
  9. f. Contoh :  fanatic → fanatik
  10. i jika di awal suku kata di muka vokal. Contoh: ion → ion.
  11. ie jika lafalnya bukan i. Contoh: variety → varietas.
  12. kh (Arab). Contoh : khusus  khusus
  13. ng. Contoh : contingent → kontingen
  14. ps. Contoh : psychiatry → psikiatri
  15. pt. Contoh : pterosaur → pterosaur
  16. u. Contoh : unit → unit
  17. ua. Contoh : dualisme → dualisme
  18. ue. Contoh : suede → sued
  19. ui. Contoh : equinox → ekuinoks
  20. uo. Contoh : quota → kuota
  21. v. Contoh : vitamin→ vitamin
  22. x, jika di awal kata. Contoh: xenon → xenon.
  23. y, jika lafalnya y. Contoh: yen → yen.
  24. z. Contoh : zenith → zenith

 Dengan perubahan

  1. aa (Belanda) → a. Contoh: octaaf → oktaf.
  2. aee, jika bervariasi dengan e. Contoh: haemoglobin → hemoglobin.
  3. ck, jika di muka a, u, o, dan konsonan. Contoh: crystal → kristal.
  4. cs, jika di muka e, i, oe, dan y. Contoh: cylinder → silinder.
  5. cck, jika di muka o, u, dan konsonan. Contoh: accumulation → akumulasi.
  6. ccks, jika di muka e dan i. Contoh: accent → aksen.
  7. ch dan cchk, jika di muka a, o, dan konsonan. Contoh: saccharin → sakarin.
  8. chs, jika lafalnya s atau sy. Contoh: machine → mesin.
  9. chc, jika lafalnya c. Contoh: check → cek.
  10. ç (Sansekerta) → s. Contoh: çāstra → sastra.
  11. ee (Belanda) → e. Contoh: systeem → sistem.
  12. ghg. Contoh: sorghum → sorgum.
  13. guege. Contoh: igue → ige
  14. ie (Belanda) → i, jika lafalnya i. Contoh: politiek → politik.
  15. oe (oi Yunani) → e. Contoh: foetus → fetus
  16. oo (Belanda) → o. Contoh: komfoor → kompor.
  17. oo (Inggris) → u. Contoh: cartoon → kartun.
  18. oo (vokal ganda) tetap. Contoh: zoology → zoologi.
  19. phf. Contoh: phase → fase.
  20. qk. Contoh: aquarium → akuarium
  21. rhr. Contoh: rhetoric → retorika.
  22. scsk, jika di muka a, o, u, dan konsonan. Contoh: scriptie → skripsi.
  23. scs, jika di muka e, i, dan y. Contoh: scenography → senografi.
  24. schsk, jika di muka vokal. Contoh: schema → skema.
  25. ts, jika di muka i. Contoh: ratio → rasio.
  26. tht. Contoh: methode → metode.
  27. uuu. Contoh: vacuum → vakum.
  28. v (Sanskerta) → w atau v.
  29. xks, jika tidak di awal kata. Contoh: exception → eksepsi.
  30. xcksk, jika di muka a, o, u, dan konsonan. Contoh: excavation → ekskavasi.
  31. yi, jika lafalnya i. Contoh: dynamo → dinamo.
  32. konsonan ganda menjadi konsonan tunggal, kecuali jika dapat membingungkan. Contoh: effect

Penyesuaian akhiran

Tanpa perubahan

  1. -anda, -andum, -endum.
  2. -ar.
  3. -ase, -ose.
  4. -ein.
  5. -ein. Contoh: protein → protein.
  6. -et.
  7. -or. Contoh: dictator → diktator.
  8. -ot.

Dengan perubahan

  1. -(a)tion, -(a)tie (Belanda) → -(a)si. Contoh: action, actie → aksi.
  2. -aat (Belanda) → -at. Contoh: plaat → pelat.
  3. -able, -ble-bel.
  4. -ac-ak.
  5. -acy, -cy-asi, -si.
  6. -age-ase. Contoh: percentage → persentase.
  7. -air-er.
  8. -al, -eel (Belanda), -aal (Belanda) → -al. Contoh: formeel → formal.
  9. -ance, -ence-ans, -ens (yang bervariasi dengan -ancy, -ency)
  10. -ancy, -ency-ansi, -ensi (yang bervariasi dengan -ance, -ence)
  11. -ant-an. Contoh: accountant → akuntan.
  12. -archy, -archie (Belanda) → -arki. Contoh: anarchy, anarchie → anarki.
  13. -ary, -air (Belanda) → -er. Contoh: primary, primair → primer.
  14. -asm-asme.
  15. -ate-at.
  16. -eel (Belanda) → -el, jika tak ada padanan dalam bahasa Inggris. . Contoh: →
  17. -end-en.
  18. -ete, -ette-et.
  19. -eur (Belanda), -or-ur, -ir. Contoh: director, directeur → direktur.
  20. -eus (Belanda) → -us.
  21. -ic, -ique-ik.
  22. -icle-ikel.
  23. -ics, -ica-ik, -ika. Contoh: logic, logica → logika.
  24. -id, -ide-ida.
  25. -ief, -ive-if. Contoh: descriptive, descriptief → deskriptif.
  26. -iel, -ile, -le-il. Contoh: percentile → persentil.
  27. -ific-ifik.
  28. -isch, -ic-ik. Contoh: elektronic → elektronik
  29. -isch, -ical-is. Contoh: optimistisch, optimistical → optimistis
  30. -ism, -isme (Belanda) → -isme. Contoh: modernism, modernismemodernisme. Beberapa perkecualian: prism->prisma, schism->skisma
  31. -ist-is. Contoh: egoist → egois.
  32. -ite-it.
  33. -ity-itas.
  34. -logue-log. Contoh: dialogue → dialog.
  35. -logy, -logie-logi. Contoh: analogy, analogie → analogi.
  36. -loog (Belanda) → -log. Contoh: epiloog → epilog.
  37. -oid, -oïde (Belanda) → -oid. Contoh: hominoid, hominoide → hominoid.
  38. -oir(e)-oar. Contoh: trottoir → trotoar.
  39. -ous ditanggalkan.
  40. -sion, -tion-si.
  41. -sy-si.
  42. -ter, -tre-ter.
  43. -ty, -teit-tas. Contoh: university, universiteit → universitas.
  44. -ure, -uur-ur. Contoh: premature, prematuur → prematur.

Penyesuaian awalan

Tanpa perubahan

  1. a-, ab-, abs- ("dari", "menyimpang dari", "menjauhkan dari")
  2. a-, an- ("tidak", "bukan", "tanpa")
  3. am-, amb- ("sekeliling", "keduanya")
  4. ana-, an- ("ke atas", "ke belakang", "terbalik")
  5. ante- ("sebelum", "depan")
  6. anti-, ant- ("bertentangan dengan")
  7. apo- ("lepas", "terpisah", "berhubungan dengan")
  8. aut-, auto- ("sendiri", "bertindak sendiri")
  9. bi- ("pada kedua sisi", "dua")
  10. de- ("memindahkan", "mengurangi")
  11. di- ("dua kali", "mengandung dua ...")
  12. dia- ("melalui", "melintas")
  13. dis- ("ketiadaan", "tidak")
  14. em-, en- ("dalam", "di dalam")
  15. endo- ("di dalam")
  16. epi- ("di atas", "sesudah")
  17. hemi- ("separuh", "setengah")
  18. hemo- ("darah")
  19. hepta- ("tujuh", "mengandung tujuh")
  20. hetero- ("lain", "berada")
  21. im-, in- ("tidak", "di dalam", "ke dalam")
  22. infra- ("bawah", "di bawah", "di dalam")
  23. inter- ("antara", "saling")
  24. intro- ("dalam", "ke dalam")
  25. iso- ("sama")
  26. meta- ("sesudah", "berubah", "perubahan")
  27. mono- ("tunggal", "mengandung satu")
  28. pan-, pant-, panto ("semua", "keseluruhan")
  29. para- ("di samping", "erat berhubungan dengan", "hampir")
  30. penta- ("lima", "mengandung lima")
  31. peri- ("sekeliling", "dekat", "melingkupi")
  32. pre-("sebelum", "sebelumnya", "di muka")
  33. pro- ("sebelum", "di depan")
  34. proto- ("pertama", "mula-mula")
  35. pseudo-, pseud- ("palsu")
  36. re- ("lagi", "kembali")
  37. retro- ("ke belakang", "terletak di belakang")
  38. semi- ("separuhnya", "sedikit banyak")
  39. sub-("bawah", "di bawah", "agak", "hampir")
  40. super-, sur- ("lebih dari", "berada di atas")
  41. supra- ("unggul", "melebihi")
  42. tele- ("jauh", "melewati", "jarak")
  43. trans- ("ke/di seberang", "lewat", "mengalihkan")
  44. tri- ("tiga")
  45. ultra- ("melebihi", "super")
  46. uni- ("satu", "tunggal")

Dengan perubahan

  1. ad-, ac-ad-, ak- ("ke", "berdekatan dengan", "melekat pada")
  2. cata-kata- ("bawah", "sesuai dengan")
  3. co-, com-, con-ko-, kom-, kon- ("dengan", "bersama-sama", "berhubungan dengan")
  4. contra-kontra- ("menentang", "berlawanan")
  5. ec-, eco-ek-, eko- ("lingkungan hidup")
  6. ex-eks- ("sebelah luar", "mengeluarkan")
  7. exo-, ex-ekso-, eks- ("di luar")
  8. extra-ekstra- ("di luar")
  9. hexa-heksa- ("enam", "mengandung enam")
  10. hyper-hiper- ("di atas", "lewat", "super")
  11. hypo-hipo- ("bawah", "di bawah")
  12. poly-poli- ("banyak", "berkelebihan")
  13. quasi-kuasi- ("seolah-olah", "kira-kira")
  14. syn-sin- ("dengan", "bersama-sama", "pada waktu")

Penyerapan dengan penerjemahan

  1. a-tak-. Contoh: asymetrictak simetri
  2. ante-purba-. Contoh: antedatepurbatanggal
  3. anti-prati-. Contoh: antibioticspratirasa
  4. auto-swa-. Contoh: autobiographyswariwayat
  5. de-awa-. Contoh: demultiplexingawa-pemultipleksan
  6. bi-dwi-, bi-. Contoh: bilingualdwibahasa
  7. inter-antar-, inter-. Contoh: internationalantarbangsa
  8. mal-mal-, mala-. Contoh: malnutritionmalagizi, malnutrisi
  9. post-pasca-. Contoh: postgraduatepascasarjana
purna-. Contoh: purnawirawan
  1. pre-pra-. Contoh: prehistoryprasejarah
  2. re--ulang. Contoh: recalculate → hitung ulang
  3. -blelaik-. Contoh: ediblelaik-santap
  4. -likelir-, bak-. Contoh: jelly-likeliragar
  5. -lessnir-, awa-, mala-, tan-. Contoh: seedlessnirbiji; colourlessawawarna, tanwarna


Aturan penyerapan imbuhan

Aturan-aturan imbuhan serapan dari bahasa asing mengikuti aturan yang kurang lebih sama dengan aturan pembentukan kata berimbuhan lain.
  1. Disambung jika menggunakan kata dasar. Contoh: dwiwarna, pascasarjana.
  2. Dipisah jika menggunakan kata bentukan atau turunan. Contoh: pra pemilu.
  3. Diberi tanda hubung jika kata dasar berawalan huruf kapital. Contoh: non-Indonesia, anti-Israel.


1.2     Penulisan Tanda Baca
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frase pada suatu bahasa melainkan berperan untuk menunjukan struktur  dan organisasi suatu tulisan dan juga intonasi serta jeda yang diamati sewaktu pembacaan.
Adapun pembagian tanda baca antara lain sebagai berikut :
1.   Tanda titik ( . )
                       Berikut ini merupakan beberapa fungsi tanda titik yaitu :
1.      Tanda titik dipakai pada pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
            Contoh
Ø  Biarlah mereka duduk di sana.
Ø  Marilah kita mengheningkan cipta.
Ø  Adik sedang belajar matematika.

2.      Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
            Contoh:
a.    III. Departemen Dalam Negeri
A.       Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa
B.        Direktorat Jenderal Agraria
b.   1.   Patokan Umum
                                   1.1   Isi Karangan
                                   1.2   Ilustrasi
                                          1.2.1 Gambar Tangan
1.2.2  Tabel
                                          1.2.3 Grafik
3.      Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang       menunjukkan waktu.
            Contoh:
Ø  Pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)
Ø  Pukul 03.15.12 (pukul 3 lewat 15 menit 12 detik)
4.      Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit,dan detik yang   menunjukkan jangka waktu.
            Contoh:
Ø  1.32.20 jam (1 jam, 32 menit, 20 detik)
5.      Tanda titik dipakai diantara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda Tanya atau tanda seru, dan tanda terbit dalam daftar pustaka.
            Contoh:
Ø  Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara.
Ø  Alamudi,Abdullah.1994.Apakah Demokrasi Itu ?.Jakarta:Rineka Cipta.
6.      Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan dan kelipatannya.


            Contoh:
Ø  Desa itu berpenduduk 24.200 orang.
Ø  Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.231 jiwa.
7.      Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
            Contoh:
Ø  Dia lahir pada tahun 1991 di Ciamis.
Ø  Nomor undiannya 34265678.
8.      Tanda titik tidak  dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
            Contoh:
Ø  Acara Kunjungan Adam Malik
Ø  Salah Asuhan
9.      Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal surat atau nama dan alamat penerima surat.
            Contoh:
            Jalan Diponegoro 82
            Jakarta
            1 April 1991
            Yth.Hasan
            Jalan Arif 43
            Palembang
            Kantor Penempatan Tenaga
            Jalan Cikini 71
            Jakarta
10.  Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
            Contoh :
Ø  R.A. Kartini
Ø  Muh.Yamin
11.  Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar,jabatan,pangkat,dan sapaan.
                        Contoh :
Ø  S.H.           Sarjana Hukum
Ø  Ir. Insinyur
Ø  Sdr.           Saudara
12.  Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umun.Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
                        Contoh :
Ø  tgl.             tanggal
Ø  dsb.           dan sebagainya
13.  Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf – huruf awal kata atau suku kata,atau gabungan keduanya,atau yang terdapat di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
                        Contoh :
Ø  Dirjen        Direktoral Jendral
Ø  ormas         organisasi massa
Ø  Parpol        Partai Politik
Ø  DPR          Dewan Perwakilan Rakyat
Ø  MPR          Majelis Permusyawaratan Rakyat
14.  Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia,satuan ukuran,takaran,timbangan,dan mata uang.
                        Contoh :
Ø  H   hydrogen
Ø  30 cm        Panjang penggaris ini 30 cm
Ø  2 kg           Adik membeli 2 kg gula pasir
2.   Tanda koma ( , )
                  Berikut ini merupakan beberapa fungsi tanda koma, yaitu:
1.      Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Contoh:
Ø  Saya membeli rok, baju, dan kerudung.
Ø  Saya membeli kertas,pena,dan tinta.
Ø  Surat biasa,surat kilat,ataupun surat khusus memerlukan perangko.
2.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang di dahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
Contoh:
Ø  Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
Ø  Didi bukan anak saya,melainkan anak pak kasim.
Ø  Andi tidak pergi ke Surabaya,tetapi ke Jakarta.
3.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
Ø  Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Ø  Karena sibuk,ia lupa akan janjinya.
Ø  Karena sakit,Iwan tidak pergi ke sekolah.
4.      Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Contoh:
Ø  Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
Ø  Dia lupa akan janjinya karena sibuk.
Ø  Dia tahu bahwa soal itu penting.
5.      Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat.Termasuk di dalamnya oleh karena itu,jadi,lagipula,meskipun begitu,dan akan tetapi.
 Contoh:
Ø  jadi, soalnya tidak semudah itu.
Ø  Oleh karena itu, kita harus berhati – hati.
Ø  Jadi,kita harus datang tepat waktu.
6.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat.
Ø  Contoh: wah, indah sekali tempat ini!
Ø  Wah,makanan ini enak sekali!
7.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh:
Ø  Kata Ibu, “Saya gembira sekali.”
Ø  Ayah berkata,”Aku sangat cantik.”
8.      Tanda koma dipakai diantara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang di tulis berurutan.
Contoh:
Ø  Surat – surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Raya Salemba 6, Jakarta.
Ø  1,Bogor
Ø  Surabaya,10 Mei 1960
Ø  Kuala lumpur,Malaysia
9.      Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang di balik susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh:
Ø  Alisjahbana, Sutan Takdir. 1949. Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan 2.Jakarta: PT Pustaka Rakyat.
Ø  Coaley,Charles Norton.1962.Social Organization.New York:Schocken Books.
10.  Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh:
W. J. S. Poedarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang (Yogyakarta: UP Indonesia. 1967), hal. 4
11.  Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
 Contoh:
Ø   B.Ratilangi, S.E.
Ø   Ny.Khadijah, M.A.
12.  Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau diantara rupiah yang dinyatakan dengan angka.
Contoh:
Ø  Rp 12,50
Ø  12,5 m
13.  Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan  yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh:
Ø  Adik saya, Irina, lucu sekali.
Ø  Pak Ahmad,Pak Hendra,adalah guru agama di sekolah ini.
14.  Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
Ø  Atas bantuan Agus, Karyadi mengucapkan terima kasih.
Ø  Atas perhatian anda,saya ucapkan terimakasih.
15.  Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.

Contoh:
Ø  “Di mana Saudara tinggal?” Tanya Karin.
Ø  “Tolong ambilkan buku di lemari!” perintah Ayah.
3.   Tanda Titik Koma (;)
 Berikut ini merupakan beberapa fungsi titik koma yaitu :
1.      Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagain-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
                                    Contoh:
Ø  Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.
2.      Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
                                    Contoh:
Ayah sibuk membaca koran; Ibu memasak di dapur; Adik bermain       di halaman.

4. Tanda Titik Dua (:)

1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh:
·         Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
·         Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
·         Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan itu: hidup atau mati.
Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau perian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh:
·      Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
·      Fakultas itu mempunyai jurusan Ekonomi Umum dan Jurusan Ekonomi perusahaan.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh:
Ketua                    : Borgx
Wakil Ketua          : Hayabuse
Sekretaris              : Ivan Lanin
Wakil Sekretaris   : Irwan Gatot
Bendahara             : Rinto Jiang
Wakil bendahara   : Rex
3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
Rex    : "Siap, Boss!"
4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit. (iv) Tjokronegoro, Sutomo, Tjukupkah Saudara Membina Bahasa Persatuan Kita? Djakarta: Eresco, 1968.
5. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding).
Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.

5. Tanda Hubung (-)

1. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh:anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan

Tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
2. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contoh:
·         p-e-n-g-u-r-u-s
·         8-4-1973
3. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan dan penghilangan bagian kelompok kata.
Bandingkan:
·         ber-evolusi dengan be-revolusi
·         dua puluh lima-ribuan (20×5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1×25000).
·         Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah
·         Tanggung jawab- dan kesitiakawanan-sosial dengan tanggung jawab dan kesetiakawanan sosial
4.      Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, (d) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan rangkap.


Contoh:
·         se-Indonesia
·         se-Jawa Barat
·         hadiah ke-2
·         tahun 50-an
·         mem-PHK-kan
·         ber-SMA
·         Hari-H
·         KTP-nya nomor 11111
·         sinar-X
·         Menteri-Sekretaris Negara
5. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh:
·         di-charter
·         pen-tackle-an

6. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.

Disamping cara-cara lama itu ada ju-
ga cara yang baru
 
Misalnya:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar