BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bahasa Indonesia dalam
lingkup pembahasannya tidak terlepas dari berbagai pemakaian ejaan dan tanda
baca.Pemakaian ejaan dan tanda baca menjadi penting dalam bahasa tulis karena
untuk menyampaikan gagasan secara tertulis lebih sulit daripada secara
lisan.Gagasan yang disampaikan secara lisan atau tatap muka lebih mudah atau
lebih cepat dipahami daripada secara tertulis.Hal ini disebabkan dalam bahasa
lisan faktor gerak – gerik,mimik,intonasi,irema,jeda,serta unsur – unsur non
bahasa lainnya ikut memperlancar pemahaman komunikan.Unsur – unsur gerak –
gerik,mimik,intonasi,irema,jeda,serta unsur - unsur non bahasa lainnya tersebut
tidak terdapat di dalam bahasa tulis. Hal itu, menyulitkan komunikasi dan
berakibat menimbulkan kesalahpahaman.Untuk itulah,ejaan dan tanda baca berperan
penting menggantikan beberapa unsur non bahasa yang diperlukan untuk
memperjelas suatu gagasan atau pesan.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah
ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana prinsip-prinsip
penulisan unsur serapan?
2.
Bagaimana prinsip – prinsip
penulisan tanda baca yang meliputi tanda baca titik,tanda baca koma,tanda baca
titik koma,tanda baca titik dua,tanda baca hubung,dan tanda baca pisah?
1.3
Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu juga bertujuan agar dapat memahami
secara mendalam mengenai:
1.
Prinsip- prinsip penulisan
unsur serapan.
2.
Prinsip – prinsip penulisan
tanda baca yang meliputi tanda baca titik,tanda baca koma,tanda baca titik
koma,tanda baca titik dua,tanda baca hubung,dan tanda baca pisah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penulisan Unsur Serapan
Setiap masyarakat memilki bahasa yaitu cara yang
digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan persaan atau untuk menyebutkan atau
mengacu ke benda-benda di sekitarnya. Hingga pada suatu titik waktu ,kata-kata
yang dihasilkan melalui kesepakatan masyarakat itu sendiri umumnya mencukupi
keperluan itu, namun manakala terjadi hubungan dengan masyarakat lain , sangat
mungkin muncul gagasan, konsep, atau barang baru yang datang dari luar budaya
masyarakat itu. Dengan sendirinya pula diperlukan kata baru. Salah satu cara
untuk memenuhi keperluan itu, yang sering dianggap lebih mudah adalah mengambil
kata yang digunakan oleh masyarakat luar menjadi hal ihwal baru itu.
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur
dari berbagai bahasa lain baik dari bahasa daerah maupun dari pelbagai bahasa
lain, baik dari bahasa daerah maupn dari bahasa asing, seperti Sansakerta,
India, Tionghoa, Arab, Persia, Portugis, Belanda, Inggris dan Jepang.
Berdasarkan taraf integrasinya, unsur pinjaman dlam
bahasa Indonesia dapat dibagi atas 2 golongan besar, yaitu :
1.
Unsur pinjaman yang belum sepenuhnya
terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti :
a.
Reshuffle
b.
Shuttle cock
c.
I’exploitation de I’homme par
I’homme
Unsur –unsur ini dipakai dalam kontes bahasa Indonesia,
tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing.
2.
Unsur pinjaman yang pengucapan
dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini
diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya
masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan iu sebagai berikut :
Tanpa perubahan
- ae jika tidak bervariasi dengan e. Contoh: aerobe → aerob.
- ai . Contoh : trailer → trailer
- au . Contoh : audiogram → audiogram
- e. Contoh : effect → efek
- ea. Contoh : ideaalis → ideaalis
- ei. Contoh : eicosan → eikosan
- eo. Contoh : stereo → stereo
- eu. Contoh : neutron → neutron
- f. Contoh : fanatic → fanatik
- i jika di awal suku kata di muka vokal. Contoh: ion → ion.
- ie jika lafalnya bukan i. Contoh: variety → varietas.
- kh (Arab). Contoh : khusus → khusus
- ng. Contoh : contingent → kontingen
- ps. Contoh : psychiatry → psikiatri
- pt. Contoh : pterosaur → pterosaur
- u. Contoh : unit → unit
- ua. Contoh : dualisme → dualisme
- ue. Contoh : suede → sued
- ui. Contoh : equinox → ekuinoks
- uo. Contoh : quota → kuota
- v. Contoh : vitamin→ vitamin
- x, jika di awal kata. Contoh: xenon → xenon.
- y, jika lafalnya y. Contoh: yen → yen.
- z. Contoh : zenith → zenith
Dengan perubahan
- aa (Belanda) → a. Contoh: octaaf → oktaf.
- ae → e, jika bervariasi dengan e. Contoh: haemoglobin → hemoglobin.
- c → k, jika di muka a, u, o, dan konsonan. Contoh: crystal → kristal.
- c → s, jika di muka e, i, oe, dan y. Contoh: cylinder → silinder.
- cc → k, jika di muka o, u, dan konsonan. Contoh: accumulation → akumulasi.
- cc → ks, jika di muka e dan i. Contoh: accent → aksen.
- ch dan cch → k, jika di muka a, o, dan konsonan. Contoh: saccharin → sakarin.
- ch → s, jika lafalnya s atau sy. Contoh: machine → mesin.
- ch → c, jika lafalnya c. Contoh: check → cek.
- ç (Sansekerta) → s. Contoh: çāstra → sastra.
- ee (Belanda) → e. Contoh: systeem → sistem.
- gh → g. Contoh: sorghum → sorgum.
- gue → ge. Contoh: igue → ige
- ie (Belanda) → i, jika lafalnya i. Contoh: politiek → politik.
- oe (oi Yunani) → e. Contoh: foetus → fetus
- oo (Belanda) → o. Contoh: komfoor → kompor.
- oo (Inggris) → u. Contoh: cartoon → kartun.
- oo (vokal ganda) tetap. Contoh: zoology → zoologi.
- ph → f. Contoh: phase → fase.
- q → k. Contoh: aquarium → akuarium
- rh → r. Contoh: rhetoric → retorika.
- sc → sk, jika di muka a, o, u, dan konsonan. Contoh: scriptie → skripsi.
- sc → s, jika di muka e, i, dan y. Contoh: scenography → senografi.
- sch → sk, jika di muka vokal. Contoh: schema → skema.
- t → s, jika di muka i. Contoh: ratio → rasio.
- th → t. Contoh: methode → metode.
- uu → u. Contoh: vacuum → vakum.
- v (Sanskerta) → w atau v.
- x → ks, jika tidak di awal kata. Contoh: exception → eksepsi.
- xc → ksk, jika di muka a, o, u, dan konsonan. Contoh: excavation → ekskavasi.
- y → i, jika lafalnya i. Contoh: dynamo → dinamo.
- konsonan ganda menjadi konsonan tunggal, kecuali jika dapat membingungkan. Contoh: effect
Penyesuaian akhiran
Tanpa perubahan
- -anda, -andum, -endum.
- -ar.
- -ase, -ose.
- -ein.
- -ein. Contoh: protein → protein.
- -et.
- -or. Contoh: dictator → diktator.
- -ot.
Dengan perubahan
- -(a)tion, -(a)tie (Belanda) → -(a)si. Contoh: action, actie → aksi.
- -aat (Belanda) → -at. Contoh: plaat → pelat.
- -able, -ble → -bel.
- -ac → -ak.
- -acy, -cy → -asi, -si.
- -age → -ase. Contoh: percentage → persentase.
- -air → -er.
- -al, -eel (Belanda), -aal (Belanda) → -al. Contoh: formeel → formal.
- -ance, -ence → -ans, -ens (yang bervariasi dengan -ancy, -ency)
- -ancy, -ency → -ansi, -ensi (yang bervariasi dengan -ance, -ence)
- -ant → -an. Contoh: accountant → akuntan.
- -archy, -archie (Belanda) → -arki. Contoh: anarchy, anarchie → anarki.
- -ary, -air (Belanda) → -er. Contoh: primary, primair → primer.
- -asm → -asme.
- -ate → -at.
- -eel (Belanda) → -el, jika tak ada padanan dalam bahasa Inggris. . Contoh: →
- -end → -en.
- -ete, -ette → -et.
- -eur (Belanda), -or → -ur, -ir. Contoh: director, directeur → direktur.
- -eus (Belanda) → -us.
- -ic, -ique → -ik.
- -icle → -ikel.
- -ics, -ica → -ik, -ika. Contoh: logic, logica → logika.
- -id, -ide → -ida.
- -ief, -ive → -if. Contoh: descriptive, descriptief → deskriptif.
- -iel, -ile, -le → -il. Contoh: percentile → persentil.
- -ific → -ifik.
- -isch, -ic → -ik. Contoh: elektronic → elektronik
- -isch, -ical → -is. Contoh: optimistisch, optimistical → optimistis
- -ism, -isme (Belanda) → -isme. Contoh: modernism, modernisme → modernisme. Beberapa perkecualian: prism->prisma, schism->skisma
- -ist → -is. Contoh: egoist → egois.
- -ite → -it.
- -ity → -itas.
- -logue → -log. Contoh: dialogue → dialog.
- -logy, -logie → -logi. Contoh: analogy, analogie → analogi.
- -loog (Belanda) → -log. Contoh: epiloog → epilog.
- -oid, -oïde (Belanda) → -oid. Contoh: hominoid, hominoide → hominoid.
- -oir(e) → -oar. Contoh: trottoir → trotoar.
- -ous ditanggalkan.
- -sion, -tion → -si.
- -sy → -si.
- -ter, -tre → -ter.
- -ty, -teit → -tas. Contoh: university, universiteit → universitas.
- -ure, -uur → -ur. Contoh: premature, prematuur → prematur.
Penyesuaian awalan
Tanpa perubahan
- a-, ab-, abs- ("dari", "menyimpang dari", "menjauhkan dari")
- a-, an- ("tidak", "bukan", "tanpa")
- am-, amb- ("sekeliling", "keduanya")
- ana-, an- ("ke atas", "ke belakang", "terbalik")
- ante- ("sebelum", "depan")
- anti-, ant- ("bertentangan dengan")
- apo- ("lepas", "terpisah", "berhubungan dengan")
- aut-, auto- ("sendiri", "bertindak sendiri")
- bi- ("pada kedua sisi", "dua")
- de- ("memindahkan", "mengurangi")
- di- ("dua kali", "mengandung dua ...")
- dia- ("melalui", "melintas")
- dis- ("ketiadaan", "tidak")
- em-, en- ("dalam", "di dalam")
- endo- ("di dalam")
- epi- ("di atas", "sesudah")
- hemi- ("separuh", "setengah")
- hemo- ("darah")
- hepta- ("tujuh", "mengandung tujuh")
- hetero- ("lain", "berada")
- im-, in- ("tidak", "di dalam", "ke dalam")
- infra- ("bawah", "di bawah", "di dalam")
- inter- ("antara", "saling")
- intro- ("dalam", "ke dalam")
- iso- ("sama")
- meta- ("sesudah", "berubah", "perubahan")
- mono- ("tunggal", "mengandung satu")
- pan-, pant-, panto ("semua", "keseluruhan")
- para- ("di samping", "erat berhubungan dengan", "hampir")
- penta- ("lima", "mengandung lima")
- peri- ("sekeliling", "dekat", "melingkupi")
- pre-("sebelum", "sebelumnya", "di muka")
- pro- ("sebelum", "di depan")
- proto- ("pertama", "mula-mula")
- pseudo-, pseud- ("palsu")
- re- ("lagi", "kembali")
- retro- ("ke belakang", "terletak di belakang")
- semi- ("separuhnya", "sedikit banyak")
- sub-("bawah", "di bawah", "agak", "hampir")
- super-, sur- ("lebih dari", "berada di atas")
- supra- ("unggul", "melebihi")
- tele- ("jauh", "melewati", "jarak")
- trans- ("ke/di seberang", "lewat", "mengalihkan")
- tri- ("tiga")
- ultra- ("melebihi", "super")
- uni- ("satu", "tunggal")
Dengan perubahan
- ad-, ac- → ad-, ak- ("ke", "berdekatan dengan", "melekat pada")
- cata- → kata- ("bawah", "sesuai dengan")
- co-, com-, con- → ko-, kom-, kon- ("dengan", "bersama-sama", "berhubungan dengan")
- contra- → kontra- ("menentang", "berlawanan")
- ec-, eco- → ek-, eko- ("lingkungan hidup")
- ex- → eks- ("sebelah luar", "mengeluarkan")
- exo-, ex- → ekso-, eks- ("di luar")
- extra- → ekstra- ("di luar")
- hexa- → heksa- ("enam", "mengandung enam")
- hyper- → hiper- ("di atas", "lewat", "super")
- hypo- → hipo- ("bawah", "di bawah")
- poly- → poli- ("banyak", "berkelebihan")
- quasi- → kuasi- ("seolah-olah", "kira-kira")
- syn- → sin- ("dengan", "bersama-sama", "pada waktu")
Penyerapan dengan penerjemahan
- a- → tak-. Contoh: asymetric → tak simetri
- ante- → purba-. Contoh: antedate → purbatanggal
- anti- → prati-. Contoh: antibiotics → pratirasa
- auto- → swa-. Contoh: autobiography → swariwayat
- de- → awa-. Contoh: demultiplexing → awa-pemultipleksan
- bi- → dwi-, bi-. Contoh: bilingual → dwibahasa
- inter- → antar-, inter-. Contoh: international → antarbangsa
- mal- → mal-, mala-. Contoh: malnutrition → malagizi, malnutrisi
- post- → pasca-. Contoh: postgraduate → pascasarjana
→ purna-. Contoh: purnawirawan
- pre- → pra-. Contoh: prehistory → prasejarah
- re- → -ulang. Contoh: recalculate → hitung ulang
- -ble → laik-. Contoh: edible → laik-santap
- -like → lir-, bak-. Contoh: jelly-like → liragar
- -less → nir-, awa-, mala-, tan-. Contoh: seedless → nirbiji; colourless → awawarna, tanwarna
Aturan penyerapan imbuhan
Aturan-aturan
imbuhan serapan dari bahasa asing mengikuti aturan yang kurang lebih sama dengan aturan
pembentukan kata berimbuhan lain.
- Disambung jika menggunakan kata dasar. Contoh: dwiwarna, pascasarjana.
- Dipisah jika menggunakan kata bentukan atau turunan. Contoh: pra pemilu.
- Diberi tanda hubung jika kata dasar berawalan huruf kapital. Contoh: non-Indonesia, anti-Israel.
1.2 Penulisan Tanda Baca
Tanda baca adalah simbol yang tidak
berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frase pada suatu bahasa
melainkan berperan untuk menunjukan struktur
dan organisasi suatu tulisan dan juga intonasi serta jeda yang diamati
sewaktu pembacaan.
Adapun
pembagian tanda baca antara lain sebagai berikut :
1.
Tanda titik ( . )
Berikut ini merupakan beberapa fungsi tanda
titik yaitu :
1.
Tanda titik dipakai pada pada
akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh
Ø Biarlah mereka duduk di sana.
Ø Marilah kita mengheningkan cipta.
Ø Adik sedang belajar matematika.
2.
Tanda titik dipakai di belakang
angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Contoh:
a.
III. Departemen Dalam Negeri
A.
Direktorat Jenderal Pembangunan
Masyarakat Desa
B.
Direktorat Jenderal Agraria
b.
1. Patokan Umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
1.2.1
Gambar Tangan
1.2.2
Tabel
1.2.3
Grafik
3.
Tanda titik dipakai untuk
memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
Contoh:
Ø Pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)
Ø Pukul 03.15.12 (pukul 3 lewat 15 menit 12 detik)
4.
Tanda titik dipakai untuk
memisahkan angka jam, menit,dan detik yang
menunjukkan jangka waktu.
Contoh:
Ø 1.32.20 jam (1 jam, 32 menit, 20 detik)
5.
Tanda titik dipakai diantara nama
penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda Tanya atau tanda seru,
dan tanda terbit dalam daftar pustaka.
Contoh:
Ø Siregar, Merari. 1920. Azab
dan Sengsara.
Ø Alamudi,Abdullah.1994.Apakah
Demokrasi Itu ?.Jakarta:Rineka Cipta.
6.
Tanda titik dipakai untuk
memisahkan bilangan ribuan dan kelipatannya.
Contoh:
Ø Desa itu berpenduduk 24.200 orang.
Ø Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.231 jiwa.
7.
Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan
ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh:
Ø Dia lahir pada tahun 1991 di Ciamis.
Ø Nomor undiannya 34265678.
8.
Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Contoh:
Ø Acara Kunjungan Adam Malik
Ø Salah Asuhan
9.
Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat
pengirim dan tanggal surat atau nama dan alamat penerima surat.
Contoh:
Jalan
Diponegoro 82
Jakarta
1
April 1991
Yth.Hasan
Jalan
Arif 43
Palembang
Kantor
Penempatan Tenaga
Jalan
Cikini 71
Jakarta
10.
Tanda titik dipakai pada akhir
singkatan nama orang.
Contoh
:
Ø R.A. Kartini
Ø Muh.Yamin
11.
Tanda titik dipakai pada akhir
singkatan gelar,jabatan,pangkat,dan sapaan.
Contoh
:
Ø S.H. Sarjana Hukum
Ø Ir. Insinyur
Ø Sdr. Saudara
12.
Tanda titik dipakai pada
singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umun.Pada singkatan yang terdiri
atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh
:
Ø tgl. tanggal
Ø dsb. dan sebagainya
13.
Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang
terdiri dari huruf – huruf awal kata atau suku kata,atau gabungan keduanya,atau
yang terdapat di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh
:
Ø Dirjen Direktoral
Jendral
Ø ormas organisasi massa
Ø Parpol Partai Politik
Ø DPR Dewan Perwakilan
Rakyat
Ø MPR Majelis
Permusyawaratan Rakyat
14.
Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang
kimia,satuan ukuran,takaran,timbangan,dan mata uang.
Contoh
:
Ø H hydrogen
Ø 30 cm Panjang penggaris
ini 30 cm
Ø 2 kg Adik membeli 2
kg gula pasir
2.
Tanda koma ( , )
Berikut ini merupakan beberapa fungsi tanda koma,
yaitu:
1.
Tanda koma dipakai diantara
unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Contoh:
Ø Saya membeli rok, baju, dan kerudung.
Ø Saya membeli kertas,pena,dan tinta.
Ø Surat biasa,surat kilat,ataupun surat khusus memerlukan perangko.
2.
Tanda koma dipakai untuk
memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang di
dahului oleh kata seperti tetapi atau
melainkan.
Contoh:
Ø Saya ingin datang, tetapi
hari hujan.
Ø Didi bukan anak saya,melainkan
anak pak kasim.
Ø Andi tidak pergi ke Surabaya,tetapi
ke Jakarta.
3.
Tanda koma dipakai untuk
memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului
induk kalimatnya.
Contoh:
Ø Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Ø Karena sibuk,ia lupa akan janjinya.
Ø Karena sakit,Iwan tidak pergi ke sekolah.
4.
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika
anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Contoh:
Ø Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
Ø Dia lupa akan janjinya karena sibuk.
Ø Dia tahu bahwa soal itu penting.
5.
Tanda koma dipakai di belakang
kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal
kalimat.Termasuk di dalamnya oleh karena
itu,jadi,lagipula,meskipun begitu,dan
akan tetapi.
Contoh:
Ø jadi, soalnya tidak semudah itu.
Ø Oleh karena itu, kita harus berhati – hati.
Ø Jadi,kita harus datang tepat waktu.
6.
Tanda koma dipakai untuk
memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh,
kasihan dari kata lain yang terdapat
di dalam kalimat.
Ø Contoh: wah, indah sekali tempat ini!
Ø Wah,makanan ini enak sekali!
7.
Tanda koma dipakai untuk
memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh:
Ø Kata Ibu, “Saya gembira sekali.”
Ø Ayah berkata,”Aku sangat cantik.”
8.
Tanda koma dipakai diantara (i)
nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv)
nama tempat dan wilayah atau negeri yang di tulis berurutan.
Contoh:
Ø Surat – surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas
Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Raya Salemba 6, Jakarta.
Ø 1,Bogor
Ø Surabaya,10 Mei 1960
Ø Kuala lumpur,Malaysia
9.
Tanda koma dipakai untuk
menceraikan bagian nama yang di balik susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh:
Ø Alisjahbana, Sutan Takdir. 1949.
Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan 2.Jakarta: PT Pustaka
Rakyat.
Ø Coaley,Charles Norton.1962.Social
Organization.New York:Schocken Books.
10.
Tanda koma dipakai di antara
bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh:
W. J. S. Poedarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang
(Yogyakarta: UP Indonesia. 1967), hal. 4
11.
Tanda koma dipakai di antara
nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari
singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Contoh:
Ø B.Ratilangi, S.E.
Ø Ny.Khadijah, M.A.
12.
Tanda koma dipakai di muka
angka persepuluhan atau diantara rupiah yang dinyatakan dengan angka.
Contoh:
Ø Rp 12,50
Ø 12,5 m
13.
Tanda koma dipakai untuk
mengapit keterangan tambahan yang
sifatnya tidak membatasi.
Contoh:
Ø Adik saya, Irina, lucu sekali.
Ø Pak Ahmad,Pak Hendra,adalah guru agama di sekolah ini.
14.
Tanda koma dipakai untuk
menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
Ø Atas bantuan Agus, Karyadi mengucapkan terima kasih.
Ø Atas perhatian anda,saya ucapkan terimakasih.
15.
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
yang mengiringinya dalam kalimat petikan langsung itu berakhir dengan tanda
tanya atau tanda seru.
Contoh:
Ø “Di mana Saudara tinggal?” Tanya Karin.
Ø “Tolong ambilkan buku di lemari!” perintah Ayah.
3.
Tanda Titik Koma (;)
Berikut ini merupakan beberapa fungsi titik
koma yaitu :
1.
Tanda titik koma dapat dipakai
untuk memisahkan bagain-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh:
Ø Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.
2.
Tanda titik koma dapat dipakai
sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam
kalimat majemuk.
Contoh:
Ayah sibuk membaca koran; Ibu memasak
di dapur; Adik bermain di halaman.
4. Tanda Titik Dua (:)
1. Tanda titik dua dipakai pada
akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh:
Contoh:
·
Kita sekarang memerlukan
perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
·
Fakultas itu mempunyai dua
jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
·
Hanya ada dua pilihan bagi para
pejuang kemerdekaan itu: hidup atau mati.
Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau perian itu merupakan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh:
·
Kita memerlukan kursi, meja,
dan lemari.
·
Fakultas itu mempunyai jurusan
Ekonomi Umum dan Jurusan Ekonomi perusahaan.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh:
Ketua : Borgx
Wakil Ketua : Hayabuse
Sekretaris : Ivan Lanin
Wakil Sekretaris : Irwan Gatot
Bendahara : Rinto Jiang
Wakil bendahara : Rex
Contoh:
Ketua : Borgx
Wakil Ketua : Hayabuse
Sekretaris : Ivan Lanin
Wakil Sekretaris : Irwan Gatot
Bendahara : Rinto Jiang
Wakil bendahara : Rex
3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam
percakapan.
Contoh:
Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
Rex : "Siap, Boss!"
Contoh:
Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
Rex : "Siap, Boss!"
4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara
bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu
karangan, (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit. (iv) Tjokronegoro, Sutomo, Tjukupkah Saudara Membina Bahasa Persatuan Kita? Djakarta: Eresco, 1968.
Contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit. (iv) Tjokronegoro, Sutomo, Tjukupkah Saudara Membina Bahasa Persatuan Kita? Djakarta: Eresco, 1968.
5. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding).
Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.
Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.
5. Tanda Hubung (-)
1. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh:anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
Contoh:anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
Tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada
tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
2. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian
tanggal.
Contoh:
Contoh:
·
p-e-n-g-u-r-u-s
·
8-4-1973
3. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan dan
penghilangan bagian kelompok kata.
Bandingkan:
Bandingkan:
·
ber-evolusi dengan be-revolusi
·
dua puluh lima-ribuan (20×5000)
dengan dua-puluh-lima-ribuan (1×25000).
·
Istri-perwira yang ramah dengan
istri perwira-yang ramah
·
Tanggung jawab- dan
kesitiakawanan-sosial dengan tanggung jawab dan kesetiakawanan sosial
4.
Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se-
dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan
angka, (c) angka dengan -an, (d) singkatan berhuruf kapital dengan
imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan rangkap.
Contoh:
·
se-Indonesia
·
se-Jawa Barat
·
hadiah ke-2
·
tahun 50-an
·
mem-PHK-kan
·
ber-SMA
·
Hari-H
·
KTP-nya nomor 11111
·
sinar-X
·
Menteri-Sekretaris Negara
5. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur
bahasa asing.
Contoh:
Contoh:
·
di-charter
·
pen-tackle-an
6. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
Disamping cara-cara lama itu ada ju-
ga cara yang baru
Misalnya:
Disamping cara-cara lama itu ada ju-
ga cara yang baru
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar