INOVASI
PENDIDIKAN
1. Apa masalah yang harus di inovasi ?
Masalah
yang harus di inovasi adalah masalah siswa tidak termotivasi untuk belajar di
kelas ketika seorang guru sedang menyampaikan materi pelajaran.
2. Siapa yang harus menginovasi ?
Yang
harus menginovasi dalam proses pembelajaran yaitu seorang “guru” yang bukan hanya sekedar pemberi ilmu pengetahuan kepada murid- muridnya didepan
kelas tetapi merupakan seorang tenaga professional yang dapat menjadikan murid
mampu merencanakan menganalisa dan mengumpulkan masalah yang dihadapi. Guru
juga harus mampu melihat serta memperhatikan apakah para siswa benar - benar
berminat terhadap apa yang telah disampaikan dalam proses pembelajaran. Seorang
guru juga harus bisa melihat apakah minat itu benar- benar ada pada siswa saat
mengikuti pelajaran yang disampaikannya. untuk berhasilnya semua itu tentu
sangat terkait dengan metode pembelajaran yang diterapkan oleh seorang guru
dalam menyampaikan pelajaran.
Dalam
proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan
memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai
tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk
membantu proses perkembangan siswa, penyampaian materi pelajaran hanyalah
merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses
yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa.
3. Mengapa perlu di inovasi ?
Karena dengan
menginovasi atau memperbaiki semua aspek – aspek yang dapat mendukung proses
pembelajaran ke arah yang lebih baik, maka akan tercipta situasi pembelajaran yang efektif di antara
guru dan siswa serta proses pembelajaran itu sendiri. Diharapkan dengan
menginovasi berbagai aspek pembelajaran dapat lebih membangkitkan motivasi kegiatan belajar siswa di kelas sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa sesuai dengan kurikulum.
Dengan demikian melalui kegiatan belajar, siswa diharapakn berhasil mengubah
tingkah lakunya sendiri kearah yang lebih maju dan positif. siswa akan lebih
terkembangkan potensi, bakat dan minatnya manakala guru mampu membimbing dan
mengarahkannya dengan baik dan benar.
4. Bagaimana cara menginovasinya?
Cara
menginovasi dalam proses pembelajaran supaya siswa termotivasi untuk belajar di
kelas ketika seorang guru sedang menyampaikan materi pelajaran. Yaitu ada
beberapa langkah – langkah yang harus diperhatikan yaitu :
· Langkah
1 :
Mencari
apa latar belakang masalah yang yang dihadapi siswa sehingga membuat siswa
tidak termotivasi dalam belajar, apakah siswa itu tidak suka dengan mata
pelajarannya, tidak suka dengan gaya gurunya, tidak menarik dengan kemasan/
metode cara penyampaian guru dalam mengajar, atau suasana ruang kelas yang
tidak terkondisikan dengan tertib dan nyaman sehingga membuat siswa tidak semangat
belajar.
· Langkah
2 :
Setelah
mengetahui beberapa aspek alasan yang melatarbelakangi mengapa siswa tidak
memiliki motivasi dalam belajar ketika proses belajar berlangsung, maka seorang
guru hendaknya harus mencari solusi yang tepat dan paling baik guna memperbaiki
situasi pembelajaran yang seperti itu. Sehingga guru harus melakukan inovasi
baru dalam pembelajarannya kepada siswa sehingga siswa bisa termotivasi dalam
belajar.
· Langkah
3 : Guru melakukan inovasi yaitu yang mencakup hal – hal berikut ini :
a) Metode/kemasan
pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa serta mampu memacu motivasi belajar
siswa yaitu salah satu contoh bisa dengan menggunakan beberapa metode
diantaranya metode tanya jawab, Demonstrasi,
Penemuan (discovery/inquiry),dll.
b) Guru harus menggunakan media pembelajaran/alat
peraga yang sesuai dengan materi yang diajarkan dan sesuai dengan tujuan dalam isi
kurikulum pendidikan.
c) Gaya guru atau gesture
pembawaan sikap guru saat mengajar kepada siswa harus menimbulkan kesan yang
selalu terlihat baik dan ramah supaya siswa selalu tertarik saat melakukan
kegiatan belajar di kelas.
d) Situasi dan kondisi ruang kelas
harus tertib dan nyaman yaitu dengan ditata sedemikian rupa supaya siswa bisa
selalu tenang dalam belajar dan fokus perhatiannya serta bisa mengembangkan
segala potensi yang dimiliknya.
5. Bagaimana bentuk inovasinya ?
Adapun
untuk menginovasi masalah – masalah diatas yaitu dengan berbagai cara seperti
dibawah ini :
a) Kemasan
pembelajaran
Dalam
proses pembelajaran hendaknya guru mengemas proses pembelajarn yang dapat
menarik perhatian siswa.
Ada empat fungsi yang
harus dilakukan guru kaitannya sebagai motivator dalam pembelajaran. Pertama, arousal function atau membangkitkan
dorongan siswa untuk belajar. Kedua, expectancy
funtion yaitu menjelaskan secara konkret kepada siswa apa yang dapat
dilakukan pada akhir pengajaran. Ketiga, incentive
function maksudnya guru memberikan ganjaran untuk prestasi yang dicapai
siswa dalam rangka merangsang pencapaian prestasi berikutnya dan keempat, disciplinary function bahwa guru
membantu keteraturan tingkah laku siswa.
Perlu disadari bahwa pembelajaran merupakan suatu
interaksi yang bersifat kompleks dan timbal-balik antara guru dengan siswa dan
siswa dengan siswa. Selayaknya siswa diberi kesempatan yang memadai untuk ikut
ambil bagian dan diperlakukan secara tepat dalam sebuah proses pembelajaran
agar siswa termotivasi untuk belajar.
Contoh kemasan pembelajaran untuk memotivasi belajar
siswa di kelas yaitu guru dalam setiap proses pembelajaran menciptakan suasana
yang menyenangkan (fun),
menggairahkan (horee), dinamis (mobile), penuh semangat (ekspresif) dan penuh tantangan (chalenge).
Oleh karena itu berbagai inovasi dapat dicoba untuk
dikembangkan walaupun amat sederhana. Contoh bentuk inovasi yang bisa
diterapkan yaitu :
Pembuatan
yel-yel
Yel-yel ini biasanya dilakukan sebelum pembelajaran
dimulai, guru mengajak siswa untuk bersama-sama mengucapkan beberapa yel yang
telah diajarkan kepada mereka.
Tujuannya :
1.
Menumbuhkan semangat
belajar siswa.
2.
Menciptakan suasana pembelajaran
yang menyenangkan.
3.
Mewujudkan hubungan yang
akrab antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.
Berbagai variasi yel
dapat diciptakan oleh guru, dengan mengubah lagu tertentu yang sudah dihapal
siswa serta menggunakan kepalan tangan, suara yang bersemangat, mimik muka
serta kekompakan siswa dalam pengucapannya. Misalnya pembuatan yel ini dalam
dua bagian, yaitu yel-yel kelas, yang memberi semangat untuk pengkondisian
kelas sehingga siswa siap belajar (apersepsi dan motivasi), dan yel-yel mata
pelajaran yaitu memberi semangat untuk mengikuti pelajaran tertentu.
Di bawah ini,
contoh-contoh yel yang telah dibuat dan dilakukan ketika akan dimulai proses
pembelajaran agar siswa termotivasi dalam belajar.
Contoh yel - yel kelas :
KELASKU….KELASKU….KELASKU
YANG TERBAIKK… OK ! ALLOHU AKBAR !
AKU ANAK SHOLEH !!!!!!! ……………..
DEDEED….DEDEED…..DEDEED……….ALLOHU AKBAR !
Contoh yel-yel mata pelajaran :
Pelajaran Matematika :
MATE… MATE… MATIKU……MATEMATIKA
AKU SENANG BEL-LAJAR MATEMATIKA
YES !!!! ALLOHU AKBAR !
AKU SENANG BEL-LAJAR MATEMATIKA
YES !!!! ALLOHU AKBAR !
Pelajaran IPA :
IPAAA….IPAA….IPAAA I PE A
ILMU,,,, PENGETAHUAN,,,, ALAM
IS THE BEST , OH YEE… ALLOHU AKBAR !
IPAAA….IPAA….IPAAA I PE A
ILMU,,,, PENGETAHUAN,,,, ALAM
IS THE BEST , OH YEE… ALLOHU AKBAR !
Pelajaran IPS :
IPSSSSSS… IPSSSSSSSSSS…IPSSSSSSSSSSSS…
I LIKE IT …. I LIKE IT, OH LALA…. OH LALA
ALLOHU AKBAR !
IPSSSSSS… IPSSSSSSSSSS…IPSSSSSSSSSSSS…
I LIKE IT …. I LIKE IT, OH LALA…. OH LALA
ALLOHU AKBAR !
Yel – yel tersebut untuk memotivasi belajar siswa
supaya siswa merasa tertarik untuk belajar.
Memberi Penghargaan
Anak usia SD amat senang apabila usaha belajarnya
dihargai dan mendapat pengakuan dari guru, walaupun amat sederhana. Tetapi hal
itu dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih aktif lagi. Penghargaan itu
sendiri dapat dimaknai sebagai alat pengajaran dalam rangka pengkondisian siswa
menjadi senang belajar.
Tujuannya:
1.
Mendorong siswa agar
lebih giat belajar.
2.
Memberi apresiasi atas usaha
mereka.
3.
Menumbuhkan persaingan
yang sehat antar siswa untuk meningkatkan prestasi.
Pemberian penghargaan ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara dan sesuai kesempatan yang ada, yakni bisa dalam bentuk ucapan,
tulisan, barang/benda dan penghargaan khusus. Seyogyanya penghargaan ini dapat
menjadi kebanggaan siswa akan eksistensi dirinya, yang nantinya meningkatkan
rasa percaya diri dan motivasi diri.
Penghargaan
berupa ucapan :
Pemberian penghargaan ini dapat dilakukan dengan
direncanakan terlebih dahulu atau bersifat spontan saja. Yang terpenting bahwa
setiap siswa yang menunjukkan suatu usaha, maka layak dihargai. Pemberian
pujian bagi siswa yang berpatisipasi aktif dalam proses pembelajaran, seperti
kata-kata YESS ! (sambil mengancungkan jempol tangan), Excelent (dua jari membentuk huruf V), Thankyou Very Much (kedua tangan diacungkan ke atas), dll.
Penghargaan
berupa tulisan :
Hal ini dapat dilakukan setiap hari, ketika siswa
mengerjakan tugas atau PR. Penghargaan ini diberikan dengan cara guru menuliskan
di buku catatan atau tugas siswa, berupa kata pujian, terutama bagi siswa yang
berhasil mendapat nilai bagus (80-100). Kalimat pujian tersebut diantaranya “
selamat, you are the best student “ , “ Alhamdulillah, kamu anak pintar “ , “
pacu terus prestasimu “ ,
Penghargaan
berupa barang/benda :
Berbagai benda sebenarnya dapat dijadikan alat
penghargaan, baik benda yang sudah ada maupun yang telah
dimodifikasi/disiapkan.
Misalnya memberikan penghargaan berupa bintang,
terbuat dari kertas karton berukuran kecil bagi siswa yang mendapat nilai
tinggi (80-100) baik latihan soal, tugas maupun PR.
Kalung medali pelajaran, terbuat dari gabus yang
menyerupai sebuah medali dengan menggunakan tali warna. Medali dibuat khusus
untuk setiap mata pelajaran, dan diberikan kepada siswa setiap selesai ulangan
harian. Siswa yang mendapat nilai tertinggi dalam ulangan harian berhak
menerima medali.
Sewaktu-waktu tidak ada salahnya apabila guru
memberikan penghargaan berupa uang jajan, walaupun dengan nilai nominal yang
relatif kecil. Bagi siswa terkadang bukan besar kecilnya uang tetapi kebanggaan
mendapatkannya dari guru yang dicintainya.
Penghargaan
khusus
Penghargaan ini sifatnya spontan dan insidental, di
mana siswa yang berhasil menjawab dengan tepat pertanyaan dari guru
dimungkinkan untuk istirahat atau pulang terlebih dahulu.
Pemberian
sanksi
Dalam sebuah proses pembelajaran perlu ada semacam
aturan main (rule of the game). Hal
ini dimaksudkan agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik, termasuk perlu
adanya sanksi yang disepakati bersama antara guru dengan siswa. Tetapi
diupayakan dalam pemberian saknsi ini betul-betul bersifat pedagogis (mendidik).
Tujuannya :
1.
Terwujudnya kelas yang
tertib, namun diupayakan tetap menyenangkan.
2.
Penanaman disiplin
kepada anak.
3.
Mendidik siswa untuk
bertanggung jawab terhadap apa yang telah dilakukan.
b) Media
pembelajaran / alat peraga
Seorang guru sekolah dasar hendaknya setiap melakukan
kegiatan mengajar kepada siswa harus selalu menggunakan alat peraga yang
memadai dan lebih kreatif sesuai dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai.
karena pada anak usia SD mereka masih tahap berpikir kongkrit dan perlu di
kongkritkan dengan benda – benda yang ada di sekelilingnya. Seorang guru dalam
menggunakan alat peraga sebaiknya harus memperhatikan karakteristik anak
didiknya karena setiap anak didik memiliki
kemampuan indra yang tidak sama baik pendengaran maupun penglihatannya demikian
juga kemampuan berbicaranya. Ada yang lebih senang membaca, ada yang lebih senang
mendengarkan, ada yang suka mendengarkan dulu baru membaca dan sebaliknya.
Dengan demikian seorang guru itu harus membuat variasi penggunaan media atau
alat peraga, yaitu untuk menarik perhatian anak didik dan memotivasi mereka,
misalnya : guru dapat memulai berbicara terlebih dahulu, kemudian menulis di
papan tulis dilanjutkan dengan melihat contoh kongkrit dari sebuah alat peraga.
dengan variasi seperti itu dapat memberi stimulus terhadap indra anak didik.
Menurut Faried (2009),
media dan alat pengajaran bila ditinjau dari indera yang digunakan dapat
digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni media yang dapat didengar, dilihat, dan
diraba. Adapun variasi penggunaan alat antara lain: variasi alat atau bahan
yang dapat dilihat (visual aids),
variasi alat atau bahan yang dapat didengar (auditif aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan variasi alat atau bahan
yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio
visual aids)
Misalnya dalam pelajaran IPA yaitu guru menggunakan
alat peraga berupa bentuk gambar – gambar lingkungan alam yang terbuat dari
karton dan di tempel di depan kelas, sehingga dengan adanya gambar – gambar
tersebut maka siswa akan lebih tertarik melihat dan mempelajarinya sehingga ia
mempunyai motivasi dalam belajar terutama
untuk mempelajari materi tersebut yang disampaikan oleh guru.
c) Gaya guru
dalam mengajar
Gaya guru
memberikan suatu kesan tersendiri bagi siswa apalagi saat guru mengajar di
kelas. Guru dijadikan sebagai model di kelas dimana proses anak akan melihat
bahkan meniru sosok seorang guru mereka yang dijadikan sebagai teladan. Gaya
guru yang baik adalah guru yang ramah dan bijaksana. Dalam mengajar seorang
guru hendaknya melakukan variasi gaya mengajar. variasi gaya mengajar ini
adalah proses pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam kontek
belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga siswa
memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pelajarannya. Dan ini bisa
dibuktikan melalui ketekunan, antusiasme, keaktifan mereka dalam belajar dan
mengikuti pelajarannya di kelas. Anak tidak bisa dipaksakan untuk terus menerus
memusatkan perhatiannya dalam mengikuti pelajarannya, apalagi jika guru saat
mengajar tanpa menggunakan variasi alias monoton yang membuat siswa kurang
perhatian, mengantuk, dan mengalami kebosanan. Dalam keterampilan mengadakan
variasi proses belajar mengajar, Variasi gaya mengajar Agar anak tidak mengalami
kebosanan dalam belajar maka guru dapat melakukan variasi dalam gaya mengajar.
Dalam memberi gaya mengajar ini guru dapat melakukan dengan cara variasi suara,
pemusatan perhatian (penekanan), kesenyapan,
kontak pandang, gerakan anggota badan dan pindah posisi.
d) Situasi dan
kondisi ruang belajar yang kondusif
Untuk sekolah yang full day school kemungkinan besar
siswa akan merasa jenuh dan cape berada terus di sekolah atau ruang kelas. Oleh
karena itu bagaimana menciptakan ruangan dan suasana kelas yang meminimalisir
kejenuhan mereka sehingga dapat memotivasi belajar siswa dengan ruang kelas
yang ditata dengan baik, rapi, dan nyaman.
Setting kelas dapat dilakukan oleh guru dengan cara
penataan ruangan, pemasangan gambar, tulisan yang memotivasi, warna-warni yang
menyolok, hiasan yang menggugah poster dll. Contohnya poster dapat ditempel di
dinding kelas. Bunyi poster misalnya, “ BELAJAR ITU MUDAH DAN MENYENANGKAN “, “
MEMBACA MENJADI KEBUTUHANKU “, AKU INGIN MENJADI ANAK PINTAR DAN SHOLEH “, “
BELAJAR ITU IBADAH, BERPRESTASI ITU INDAH.”
Setiap se-minggu sekali, siswa diperbolehkan untuk
berpindah tempat duduknya, sesuai keinginan mereka. Papan tulis, setiap
semester sekali dapat dirubah posisinya, sesuai kesepakatan dengan siswa.
Keterampilan pengelolaan kelas perlu
dimiliki oleh guru, karena hal ini akan membantu dalam pencapaian tujuan
pembelajaran sendiri. Pengelolaan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh
guru yang ditujukan untuk menciptakan kondisi kelas yang memungkinkan
berlangsungnya proses pembelajaran yang kondusif dan maksimal. Pengelolaan
kelas ditekankan pada aspek pengaturan (management) lingkungan pembelajaran
yaitu berkaitan dengan pengaturan orang (siswa) dan barang/ fasilitas.
Salah satu bentuk pengelolaan kelas adalah
penatan tempat duduk, dimana penatan tempat duduk perlu memperhatikan
lingkungan fisik kelas dan juga keanekaragaman karakteristik siswa, serta
mempertimbangkan kesesuaian metode yang digunakan dengan tujuan akhir dari
pembelajaran itu sendiri.
Kondisi dan posisi tempat duduk dapat
menentukan tingkat aktivitas belajar siswa di kelas. Hal tersebut sisebabkan
karena tempat duduk yang nyaman akan membantu siswa untuk tenang dalam belajar
dan apat pula menimbulkan gairah belajar siswa.
Thanks ya sob sudah berbagi ilmu .............................
BalasHapusbisnistiket.co.id